Monday, October 16, 2017

Letusan Freatik : Pengertian – Penyebab – Imbas – Contoh

Indonesia yang sebagian besar daerahnya merupakan kepulauan mempunyai beberapa gunung bera Letusan Freatik : Pengertian – Penyebab – Dampak – ContohIndonesia yang sebagian besar daerahnya merupakan kepulauan mempunyai beberapa gunung berapi yang terapat di beberapa daerah, dari Sabang hingga Merauke. Gunung-gunung tersebut sebagian masih aktif dan sebagian lagi sudah normal kembali. Sehingga, Indonesia termasuk dalam daerah the Ring of Fire lantaran dilalui oleh lintasan kegunung berapian di seluruh dunia.


Suatu gunung berapi dikatakan aktif kalau gunung tersebut masih menawarkan aktifitas atau acara kegunungberapian atau gunung yang mempunyai ajaran lava yang masih aktif, misalnya, Gunung Merapi, Gunung Sinabung, Gunung Gamalama, Gunung Agung, Gunung Rinjani, dan lain sebagainya.


Merujuk dari aneka macam sumber, aktifitas yang terjadi pada suatu gunung berapi sangat beragam, dari aktifitas yang tidak berbahaya hingga sangat berbahaya bagi kehidupan mahkluk hidup yang tinggal di seputaran lereng gunung berapi. Salah satu aktifitas yang sanggup diketahui atau sanggup terjadi secara tiba-tiba yaitu erupsi gunung berapi. Berikut ini akan dipaparkan pengertian erupsi freatik, penyebab, dampak, cara menanggulangi dan contohnya.


1. Pengertian


Erupsi merupakan meningkatnya aktifitas pelepasan material yang berada di dalam gunung berapi, ibarat magma, gas, abu, dan maerial lainnya ke lapisan atmosfer atau keluar dari gunung berapi melaui lubang kawah ke permukaan bumi. Aktifitas erupsi ini sanggup terjadi sewaktu-waktu lantaran berkaitan dengan fluktuasi erupsi magma dan tekanan gas yang berada di dalam perut bumi.


Secara khusus, erupsi gunung berapi mempunyai tiga jenis erupsi, yaitu erupsi freatik, freatomagmatik, dan magmatik. Masing-masing erupsi ini mempunyai karakteristik dan penyebab yang berbeda antara satu erupsi dengan erupsi lainnya. Erupsi Freatik yaitu proses keluarnya magma ke permukaan bumi lantaran efek uap yang disebabkan sentuhan air dengan magma baik secara eksklusif ataupun tidak langsung.


2. Penyebab


Erupsi Freatik terjadi ketika adanya air tanah, air laut, air danau kawah, atau air hujan yang menyentuh magma di dalam bumi. Panas dari magma akan menciptakan air tersebut menjadi uap, dan ketika tekanan uap sudah sangat tinggi dan tidak sanggup dibendung, maka akan terjadi letusan yang disebut Erupsi Freatik. Pada erupsi freatik, sumbernya uap air dan berasal dari air bawah tanah yang mengalami pemanasan intensif oleh sumber panas tertentu. Sedangkan erupsi freatomagnetik ibarat dengan erupsi freatik, namun sebagian tenaganya berasal dari magma segar yang sedang bergerak naik.


Erupsi magmatik sama sekali berbeda dari keduanya lantaran ditenagai sepenuhnya oleh magma segar yang sudah keluar di permukaan Bumi dan menghasilkan lava maupun awan panas. Erupsi hidrovulkanik atau freatomagmatik disebabkan adanya kontak antara magma dengan air bawah permukaan atau gugusan batuan yang banyak mengandung air menghasilkan debu dan material vulkanik halus. Erupsi ini dicirikan dengan semburan debu vulkanik yang kadang-kadang diselingi oleh bunyi gemuruh dan dentuman. Erupsi freatik yaitu erupsi yang disebabkan adanya kontak air dengan magma. Bedanya dengan erupsi freatomagma, erupsi freatik sebagian besar terdiri dari gas atau uap air.


3. Dampak


Pada ketika terjadinya erupsi atau letusan freatik, suatu gunung berapi akan memuntahkan awan panas bercampur debu vulkanis dari dapur magma ke atas permukaan gunung berapi hingga mencapai radius beberapa kilometer ke arah atas. Akan tetapi, pada ketika suatu gunung berapi mengalami erupsi freatik, erpusi ini membawa material yang tidak sangat berbahaya bagi insan dan flora lantaran erupsi ini hanya berisikan debu dan beberapa diantaranya mengandung kerikil yang halus. Berbeda halnya pada ketika terjadi erupsi vulkanis yang membawa sejumlah material yang sanggup membahayakan jiwa dan harta benda. Dampak yang ditimbulkan dari adanya letusan freatik ini hanyalah hujan debu dan debu yang arahnya ditentukan oleh arah angin.


4. Langkah antisipasi


Meskipun erupsi freatik ini tidak membahayakan jiwa dan harta benda penduduk yang tinggal di sekitar daerah gunung berapi, namun langkah antisipasi perlu dilakukan untuk menghadapi situasi yang tidak diinginkan atau sanggup menjadi ancaman bagi penduduk di sekitar gunung berapi. Adapun beberapa langkah antisipasi yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut:



  • Menyiapkan masker dan kacamata. Masker ini mempunyai kegunaan untuk mencegah masuknya debu ke dalam rongga pernapasan yang sanggup menjadikan penyakit ISPA, sedangkan kacamata mempunyai kegunaan untuk mencegah masuknya debu kedalam mata yang sanggup mengganggu pen.

  • Mengaktifkan titik pengungsian. Titik-titik pengungsian yang telah dipersiapkan atau dibangun sebelumnya sanggup menampung para warga yang tinggal di akrab gunung berapi sebagai tempat berkumpul dan berlindung dari guyuran hujan debu.

  • Pemetaan area rawan peristiwa erupsi gunung berapi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa dan melokalisir daerah yang sangat rawan terkena peristiwa erupsi.

  • Penyediaan logistik. Dengan adanya peristiwa erupsi, para pengungsi memerlukan materi makanan dan pakaian yang layak dipakai untuk bertahan hidup selama terjadinya peristiwa erupsi.


5. Contoh


Pada pertengahan bulan Mei 2018, Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman Propinsi D.I. Yogyakarta mengalami aktifitas gunung berapi yaitu erupsi freatik selama beberapa kali. Pada tanggal 11 Mei 2018 dalam sehari Gunung Merapi mengalami erupsi freatik sebanyak 3 kali dan di hari selanjutnya terjadi erupsi freatik kembali. Erupsi ini menjadikan terjadinya hujan debu di sejumlah wilayaha di Propinsi DI Yogykarta, diantaranya sejumlah daerah di Kabupaten Sleman dan Bantul.


Selain itu, guyuran hujan debu erupsi freatik ini juga menyebar ke wilayah luar Yogyakarta lantaran arah angin yang menuju Utara wilayah Yogyakarta sehingga hujan debu ini juga mengguyur wilayah Magelang yang berada di Propinsi Jawa Tengah. Di wilayah Magelang, ada sejumlah daerah yang terkena hujan debu erupsi freatik ini, diantaranya Desa Keningar, Desa Sumber, Desa Ngargomulyo, Desa Ngadipuro, Desa Wates, Desa Kalibening, dan Desa Dukun yang berada di wilayah Kecamatan Dukun, selain itu wilayah di Kota Mungkid, Muntilan, Sawangan, Pabelan, Tempuran, Candimulyo, Ketep, Blabak, Kalinegoro dan Salaman juga mengalami dampak yang sama.


Demikian pemaparan wacana erupsi freatik yang terjadi beberapa bulan kemudian di wilayah Propinsi DI Yogyakarta.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com