1.1 PENGKAJIAN
- Riwayat Kesehatan
· Keluhan utama : kelemahan, kelelahan, malaise
· Riwayat konsumsi obat
· Riwayat minum alcohol
· Riwayat terjadinya kehilangan darah berlebihan
· Riwayat keluarga
· Riwayat nutrisi : kekurangan nutrisi esensial menyerupai besi, Vitamin B12 dan asam folat.
- Pemeriksaan Fisik
· Status perfusi jaringan : kulit/mukosa pucat
· Status respirasi : dispnea
· Status cardiovaskuler : takikardi, palpitasi
· Status saraf sentra : parestesia, gangguan koordinasi dan kejang
· Status gastrointestinal : mual, muntah, diare, anoreksia, stomatitis.
1.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas
· Tanda : kelemahan, banyak istirahat, palpitasi, takikardi, peningkatan TD, dispnea.
· Kriteria penilaian : peningkatan toleransi kegiatan ; nadi, pernafasan dan tekanan darah normal.
· Intervensi :
- Kaji kemampuan melaksanakan tugas, catat adanya kelelahan dan kesulitan melaksanakan tugas
- Kaji gangguan keseimbangan jalan dan kelemahan otot
- Awasi vital sign selama dan sehabis aktivitas
- Ubah posisi perlahan, pantau terhadap pusing
- Beri dukungan aktivitas/ambulasi bila perlu
- Anjurkan menghentikan kegiatan bila palpitasi, nyeri dada, nafas pendek, kelemahan dan pusing.
2. Perubahan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
· Tanda : penurunan BB, perubahan mukosa verbal ; kehilangan tonus otot
· Kriteria penilaian : peningkatan BB/stabil dengan nilai Laboratorium normal ; tidak ada tanda malnutrisi
· Intervensi :
- Observasi dan catat masukan makanan
- Timbang berat tubuh setiap hari
- Observasi mual/muntah, flatus dan tanda-tanda lain
- Berikan dan Bantu hygiene verbal yang baik
- Berikan pencuci verbal yang diencerkan bila mukosa oral luka
- Pantau hasil lab : Hb/Hmt, protein, besi, B12, asam folat dan elektrolit serum
- Beri obat sesuai interuksi : vitamin, mineral, besi oral
- Beri diet halus, rendah serat, tidak merangsang
3. Resiko tinggi terhadap infeksi
· Kriteria penilaian : mengidentifikasi sikap untuk mencegah resiko infeksi, meningkatkan penyembuhan luka dan bebas demam.
· Intervensi :
- Tingkatkan basuh tangan yang baik oleh pemberi perawatan dan klien
- Pertahankan tehnik aseptic
- Berikan perawatan kulit, perianal dan oral
- Tingkatkan masukan cairan adekuat
- Pantau dan batasi pengunjung, beri isolasi
- Pantau suhu
- Ambil spesimen untuk kultur sesuai indikasi
- Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik
4. Kerusakan integritas kulit/resiko kerusakan integritas kulit
· Kriteria penilaian : Mengidentifikasi factor-faktor sikap untuk mencegah cidera kulit.
· Intervensi :
- Catat adanya perubahan pada turgor, warna, hangat local, eritema
- Ubah posisi secara periodic
- Ajarkan biar kulit tetap kering dan bersih
- Bantu latihan rentang gerak pasif
- Gunakan alat pelindung ; kasur tekanan udara, bantal sesuai indikasi
5. Konstipasi/diare berafiliasi dengan penurunan masukan diet, perubahan pencernaan, imbas samping terapi oral.
· Tanda : perubahan frekuensi, karakteristik dan jumlah feces ; mual/muntah ; anoreksia; nyeri abdomen tiba-tiba, gangguan bunyi usus.
· Kriteria penilaian : fungsi usus normal ; perubahan sikap hidup yang diharapkan sebagai penyebab.
· Intervensi :
- Observasi warna, konsistensi, frekuensi, jumlah.
- Auskultasi bunyi usus
- Awasi masukan/keluaran
- Dorong masukan 2500-3000 ml
- Konsul dengan jago gizi : diet tinggi serat
- Berikan pelembek feces atau enema sesuai indikasi
- Berikan obat anti diare sesuai indikasi
6. Perubahan perfusi jaringan
· Kemungkinan dibuktikan oleh : palpitasi, kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh, ekstremitas dingin, penurunan haluaran urine, penurunan tekanan darah capilari refill melambat, disorientasi.
· Kriteria penilaian : memperlihatkan perfusi adekuat ; tanda vital stabil, membrane mukosa berwarna merah muda, capilari refill baik, mental baik.
· Intervensi :
- Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa dan kuku
- Tinggikan kepala daerah tidur sesuai toleransi
- Awasi upaya pernafasan : auskultasi bunyi nafas
- Selidiki keluhan nyeri dada dan palpitasi
- Kaji respon verbal melambat, agitasi bingung
- Catat keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan sesuai indikasi
- Awasi investigasi laboratorium : Hb, Mmt dan jumlah eritrosit
- Berikan sel darah merah sesuai indikasi
- Berikan oksigen sesuai indikasi
1.3 ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN HEMATOLOGI DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI
Pengkajian dimulai tanggal : 20 Desember 2005
Pengkajian berakhir tanggal : 22 Desember 2005
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama klien : Nn. “MR”
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Status perkawinan : Belum kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Pasarlegi-Kec. Sambeng. Lamongan
II. STATUS KESEHATAN
· Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien menyampaikan seelumnya pernah menderita panyakit yang sama dan pernah MRS di RSUD Dr. Soegiri LMG.
· Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga pasien yang memiliki penyakit sama dengan pasien ialah ibu pasien. Sedangkan dalam keluarga pasien tidak ada penyakit menurun (seperti Diabetes Millitus, epilepsy, dll) maupun penyakit menular (seperti TBC, lepra, dll)
· Riwayat penyakit sekarang
Pasien menyampaikan tubuh lemas, nafsu makan berkurang, pusing, tidak bias beraktivitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mual, muntah. Hal ini sudah dirasakan semenjak 2 hari yang lalu.
III. POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Pola Aktivitas dan Latihan
· Sebelum sakit : Pasien sanggup melaksanakan segala kegiatan sendiri
· Saat ini : Pasien untuk keperluan mandi, berpakaian, eliminasi, makan pasien memerlukan dukungan orang lain, sedang untuk mobilisasi ditempat tidur bisa sendiri.
b. Pola Istirahat tidur
· Sebelum sakit : Pasien tidur siang ± 1 jam, tidur pada malam hari ± 5-6 jam. Kebiasaan tidur pasien tidak mensugesti kehidupannya, alasannya tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan untuk pemenuhan kebutuhan tidur.
· Saat ini : Pasien tidur siang ± 2-3 jam, tidur pada malam hari ± 6-8 jam. Karena kondisi pasien yang lemah maka pasien tidurnya agak sedikit terganggu dan tidak nyenyak.
c. Pola Nutrisi
· Sebelum sakit : Pasien makan biasa sehari 3 kali (pagi, siang, malam) tidak teratur jamnya, terkadang makan cuma 2 kali bahkansering 1 kali makan, lauk sering seadanya, minum 5-6 gelas perhari air putih dan the manis/susu sehari 1 kali.
· Saat ini : Makan pada awal sakit selama 2 hari tidak mau makan alasannya perutnya mual dan muntah jikalau diberi makanan, tapi setelah hari ke 2 itu pasien sudah mulai makan dan kuliner yang disajikanpun bergizi tapi sering tidak dihabiskan, makan Cuma 5 sendok serta terlihat makan sate kambing.
d. Pola Eliminasi
· Sebelum sakit : BAB : 1x /hari
BAK : 3-5x /hari
· Saat ini : BAB : 2x /hari
BAK : 2-4x /hari
e. Pola Koping
· Sebelum sakit : Pasien tidak ada duduk kasus dalam beraktivitas
· Saat ini : Masalah utama yang dirasakan selama sakit yaitu merasa capek, tubuh merasa lemas, kepala pusing, nafsu makan menurun, berat tubuh menurun, perut mual, sering muntah.
f. Pola Konsep diri
· Sebelum sakit : Harga diri inggi, disiplin dan mandiri
· Saat ini : Harga diri tinggi berusaha untuk mandiri, tapi pasien mengalami kesulitan jadi dibantu oleh keluarganya.
g. Personal Hygiene
· Sebelum sakit : Pasien sanggup membersihkan tubuh secara higienis dan mandiri
· Saat ini : Pasien berkeadaa tubuh bersih, mandi (muka dan tangan) dibersihkan keluarga pagi dan sore, gosok gigi tidak mampu, hanya berkumur saja.
h. Pola Psikologis
· Sebelum sakit : Pasien tidak ada duduk kasus dalam psikologisnya
· Saat ini : Pasien merasa cemas dan gelisah alasannya tidak bias/sulit tidur, alasannya kondisi yang lemah dan perut kembung
i. Pola Peran dan berhubungan
· Sebelum sakit : Pasien sanggup berhubungan/berkomunikasi dengan siapapun, baik keluarga maupun teman.
· Saat ini : Pasien dalam berhubungan/berkomunikasi tetap baik dengan siapapun, Cuma pasien tidak bias main keluar.
j. Pola Kognitif
· Sebelum sakit : Pasien tidak ada duduk kasus dalam hal kecerdasan.
· Saat ini : Pasien masih bisa berbicara, membaca, berfikir, menghitung, daya ingat juga baik, bias berinteraksi dengan orang-orang yang berada di sebelahnya.
k. Pola s3kual dan Reproduksi
· Sebelum sakit : Pasien tidak ada duduk kasus dalam BAK tetap lancer dan normal. Pasien juga lancer setiap bulan dalam menstruasi.
· Saat ini : Pasien dalam hal BAK dan menstruasi juga tidak duduk kasus sama menyerupai sebelum sakit.
l. Pola Nilai dan Kepercayaan
· Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah, tetap bias beribadah setiap hari ahad ke gereja dan seminggu 1x ikut ibadah pemuda.
· Saat ini : Pasien hanya bias beribadah dirumah alasannya tidak bias ikut ibadah di gereja.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Pasien bedrest di daerah tidur, keadaan tampak lemah, muka pucat, bibir kering, serta kerapian diri sangat kurang, pasien masih bisa menjawab pertanyaan dengan impulsif dan pasien tampak cemas dengan penyakit yang ia derita.
2. Tanda-tanda Vital
Tensi (TD) : 100/70 mmHg
Nadi : 100x/menit
Pernafasan : 28x/menit
Suhu : 37º C
TB : 155 cm
BB : 47 Kg, sebelum sakit ± 49 Kg
3. Tingkat Kesadaran
Kesadaran umum pasien tampak lemah dan kesadaran GCS Compos Mentis (15) :
- motorik : 5
- verbal : 5
- mata : 5
4. Pemereiksaan Tubuh
a. Pemeriksaan Kepala dan Rambut
Bentuk kepala : bulat, besar, simetris dan kulit kepala : tidak ada luka, tidak berbau, berketombe dan tidak berkutu.
Rambut : pertumbuhan baik, hitam, agak rontok dan tidak berbau.
Wajah : lingkaran oval, struktur wajah simetris, wajah pucat.
Kelainan lain : -
b. Pemeriksaan Mata
Kelengkapan : lengkap kanan dan kiri
Kesimetrisan : kedua mata simetris dan tidak juling
Konjungtiva : putih pucat
Seklera : putih
Pupil : reflek cahaya baik untuk mengecil dan melebar sama besar.
Kelainan lain : -
c. Pemerikaan Hidung
Tulang : normal, idak ada pembengkakan
Lubang : tidak ada secret, tidak ada sumbatan, tidak ada pendarahan
Cuping : bernafas normal, cuping tidak bergerak
Daging tumbuh : tidak ada polip
Kelainan lain : -
d. Pemeriksaan Telinga
Bentuk : simetris
Lubang : sedikit ada serumen, tidak ada pendarahan, tidak ada benda asing
Ketajaman : normal
Ukuran : sedang
Kelenturan : normal, lentur
Kelainan lain : -
e. Pemeriksaan Mulut
Keadaan bibir : kering dan pucat
Gigi : caries gigi tidak ada, warna : kekuningan, disela-sela gigi ada sedikit sisi makanan
Gusi : tidak ada pendarahan, tidak ada pembengkakan
Lidah : Warna merah, sedikit kotor, tidak ada pendarahan
Kemempuan menelan : bias menelan tanpa kendala (normal)
Kelainan lain : -
f. Pemeriksaan Kulit
Kebersihan : bersih
Kehangatan : kulit terasa cuek dan pucat
Warna : pucat
Tekstur : halus
Tugor : sedikit turun
Kelainan lain : -
g. Pemeriksaan Dada
Bentuk dada : simetris
Pernafasan : frekuensi = 28 x / menit
Tanda kesulitan bernafas : tidak ada
Irama : regular
Kelainan lain : -
h. Pemeriksaan Jantung
Palpitasi : tidak ada pulsasi
Ictus cordis : normal
Pembesaran jantung : tidak ada pembesaran (normal)
Auskultasi :
Bunyi jantung I : bunyi “lub”
Bunyi jantung II : bunyi “dub”
Bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi
Suara bising : tidak ada suara
Frekuensi denyut jantung : 100x/menit
Kelainan lain : -
i. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : tidak ada distensi (kembung)
Benjolan : normal
Benjolan : tidak ada benjolan
Banyangan pembuluh darah : tidak ada
Auskultasi : peristaltic usus 10x/menit (normal)
Palpasi :
Tanda nyeri tekan : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Tanda acites : tidak ada
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Kelainan lain : -
j. Pemeriksaan Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
k. Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran : kompos metis (sadar penuh) GCS (15)
Tanda rangsangan otak : suhu normal, kepala tidak nyeri, tidak kaku kuduk, terasa mual dan muntah
Saraf otak : semua saraf berfungsi dengan baik (normal)
Reflek : normal
Kelainan lain : -
l. Pemeriksaan Status Mental
Kondisi emosi perasaan : biasa (tidak terlalu bahagia dan tidak terlalu susah), biasa mendapatkan keadaannya.
Orientasi : pasien sanggup berorientasi dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Proses berfikir : ingatan baik, sanggup berfikir dengan baik, sanggup ambil keputusan dengan cepat, diajak bicara bias sambung.
Persepsi : persepsi klien kepada dirinya sendiri, orang lain, lingkungan baik
Bahasa : bahasa dan kata-kata yang dipakai terang gampang dimengerti
Kelainan lain : -
V. DATA PENUNJANG
Menurut pasien, pasien pernah dating ke RS sebelumnya dan di diagnosa, kemudian pasien menyampaikan menderita penyakit Anemia Defisiensi Besi. Hb dikala masuk RS 7,6 g/dl, Hb dikala keluar RS 11,2 g/dl.
VI. TERAPI MEDIS
_
PRIORITAS MASALAH
I. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhibungan dengan intake kurang, akhir Hb rendah
II. Intoleransi Aktivitas berdasarkan tidak seimbangnya antara 02 dan kebutuhan.
III. Kurang pengetahuan perihal penyakit dan pengoatan berdasarkan kurangnya informasi.
ANALISA DATA
No | Analisa Data | Problem | Etiologi |
I II III | DS = Klien menyampaikan merasa berat badannya menurun. DO = BB turun sebelum sakit = 49 kg Saat sakit = 47 kg. - Mengeluh mual muntah, nafsu makan berkurang. DS = Klien menyampaikan dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan tidak bisa dilakukan sendiri. DO = - Pasien trebaring di daerah tidur. - Pasien lemah dan merasa lelah. - Nadi = 100 x per menit - Penafasan = 28 x per menit - TD = 90 / 70 mmHg DS = Klien selalu menanyakan penyebab penyakitnya dan kapan ia bisa sembuh. DO = - Pasien nampak lemas - Pasien kurang bersemangan dalam acara pengobatan | Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari Kebutuhan tubuh Intoleransi aktivitas Kurang pengetahuan perihal penyakit dan pengobatan | Intake kurang akhir HB turun Tidak seimbang antara O2 dan kebutuhan. Kurang informasi |
Dx | Tanggal | Implementasi |
I | - Memerlukan observasi tanda-tanda vital T = 100/70 mmHg N = 100 x / memnit R = 28 x / menit - SH = 370C - Membantu memperlihatkan kuliner dalam porsi kecil dan hangat - Mengkonsultasikan dengan jago gizi - Mengkaji riwayat kuliner yang disukai pasien lebih suka kuliner yang ada kuahnya beserta lauknya terserah, tidak suka makan sayuran hijau. | |
II | - Mengkaji kemampuan pasien untuk melaksanakan kiprah - Pasien merasa lelah dan letih serta kesulitan setelah turun dari dari daerah tidur. - Mengobservasi tanda-tanda vital setelah kegiatan TD : 110/80 mmHg N : 92 x / menit R : 24 x / menit SH : 370C - Membantu klien makan - Memberi proposal pada klien | |
III | - Mengkaji tingkat pengetahuan pasien perihal penyakit dan pengobatan - Menjelaskan penyebab penyakitnya pada klien - Menjelaskan tujuan investigasi dan pengobatan - Memberikan pendidikan kesehatan yang berafiliasi dengan amemia. |
CATATAN PERKEMBANGAN
Dx | Tanggal | Implementasi |
I | S : Klien mengarahkan keadaan masih lemas tapi agak membaik dari yang kemarin. O : - K.U lemah di daerah tidur - Terdapat sedikit kuliner yang belum habis di meja makan - Berat tubuh memperlihatkan sedikit perubahan - Tanda-tanda Vital TD : 100 / 70 mmHg Nadi : 100 x / menit Pernafasan : 28 x / menit Suhu : 370C A : - Masalah klien belum teratasi - Makan belum dihabiskan - K.U masih keliahtan lemah P : Lanjutkan intervensi - Memberikan kuliner keadaan hangat - Menimbang berat badan | |
II | S : Klien menyampaikan bisa duduk dan bisa merapikan daerah tidurnya sendiri dan bajunya sendiri dan mengarah pada kondisi yang sudah membaik, bisa beraktivitas tapi sedang. O : - Pasien rapi - Makan dan minum dihabiskan - Pasien duduk dan merapikan rambutnya - Tanda-tanda Vital TD : 110 / 80 mmHg Nadi : 92 x / menit Pernafasan : 24 x / menit Suhu : 370C A : Masalah teratasi sebagian P : Langkah intervensi - Observasi tanda vital - Membantu dalam kegiatan agak berat. | |
III | S : Klien mengangguk sudah mengerti dan menyampaikan sudah bisa berjalan ke kamar mandi sendiri O : - Cemas berkurang dan lebih aktif dalam beraktivitas - Posisi duduk - Lebih santai dan tenang - Bisa teratasi A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan |
BAB III
PEMBAHASAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA DEFISIENSI BESI
Ø Diagnosa Keperawatan berdasarkan teori Keperawatan :
- Intoleransi aktivitas
- Perubahan Nutrisi
- Resiko tinggi terhadap infeksi
- Kerusakan integritas kulit / resiko kerusakan integritas kulit.
- Konstipasi / diare berafiliasi dengan penurunan masukan diet, perubahan proses pencernaan, imbas samping terapi obat.
- Perubahan perfusi jaringan.
Ø Diagnosa Keperawatan yang muncul pada pasien :
- Ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan intake kurang, akhir Hb rendah.
- Intoleransi kegiatan berafiliasi dengan tidak seimbang antara O2 dan kebutuhan.
- Kurang pengetahuan perihal penyakit dan pengobatan berafiliasi dengan kurangnya informasi.
Ø Antara Diagnosa Keperawatan berdasarkan teori Keperawatan disbanding dengan Diagnosa Keperawatan ynag muncul pada pasien, ternyata ada perbedaan, yaitu :
· Pada pasien Nn “MR” tidak muncul diagnosa :
1. Resiko tinggi terhadap infeksi
Hal ini dikarenakan pasien sudah sanggup menjaga kebersihan dirinya (personal Hygiene) dengan baik.
2. Kerusakan integritas kulit / Resiko kerusakan integritas kulit.
Hal ini dikarenakan pasien masih ada pergerakan atau tidak bedrest di temapt tidur sehingga sirkulasi darah masih sedikit lancar dan kemungkinan terjadi resiko kerusakan integritas kulit atau dikupitus.
3. Konstipasi / diare brhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses pencernaan, imbas samping terapi obat.
Hal ini dikarenakan pasien menyukai kuliner yang berkuah sehingga mendapatkan suplai cairan yang cukup.
4. Perubahan Perfusi Jaringan
Hal ini dikarenakan pasien ini kemungkinan menderita anemia masih dalam tingkat yang ringan sehingga penurunan suplai darah kapiler belum begitu besar.
· Dan Muncul Diagnosa Baru, yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan perihal penyakit dan pengobatan berafiliasi dengan kurangnya informasi.
Hal ini dikarenakan pasien kurang mendapatkan informasi kesehatan khususnya perihal penyakit yang ia derita, yaitu kesehatan khususnya perihal penyakit yang ia derita, yaitu anemia defisiensi besi.
Ø Jadi Diagnosa yang ada pada teori tidak selalu muncul pada diagnosa pasien, hal ini dikarenakan kondisi pasien antara satu dengan yang lain berbeda.
untuk mend0wnl0ad askep anemia lengkap dengan Laporan Pendahuluan klik disini
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No | DIANGOSA KEPERAWATAN | TUJUAN | INTERVENSI | RASIONAL |
I | Keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berafiliasi dengan pengurangan jumlah sel darah merah, kwantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (homotokrit) | Setelah dilakukan tindakan keadaan pasien membaik dengan kriteria : - KU : membaik - Nafsu makan naik dengan menghasilkan amper setengah kuliner yang dihidangkan - Berat tubuh naik ½-1 kg/4-6 hari | 1. Lakukan observasi pada Tanda-tanda Vital pasien 2. berikan makan apa porsi keil tapi sering 3. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai. 4. Timbang berat tubuh tiap hari. 5. Konsultasi pada jago gizi. | Untuk mengetahui perkembangan status kesehatan klien. Makan sedikit sanggup menurunkan kelemahan-kelemahan meningktakna pemaukan juga mencegah distergaster. Mengindentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi. Mengawasi penurunan berat tubuh atau efektivitas intervensi nutrisi. Membantu menciptakan rencanan untuk memenuhi kebutuhan individu. |
No | DIANGOSA KEPERAWATAN | TUJUAN | INTERVENSI | RASIONAL |
II | Intoleran aktifitas B/d ketidak seimbangan antara suplai 02 dan kebutuhan | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam keadaan umum pasien membaik dengan kriteria : - Toleransi kegiatan meningkat (kebutuhan sehari-hari) - Nadi N 60 x / menit - Pernafasan N 20-24x / menit - Tensi : N 120/80 mmHg | 1. Kaji kemampuan pasien untuk melaksanakan kiprah cara-cara kelelahan, keletihan dan kesulitan. 2. Observasi TD. Nadi, eprnafasan selama dan sehabis aktifitas. 3. Berikan dukungan dalam kegiatan pasien bila perlu. 4. Anjurkan pasien bila papirasi, nyeri dada nafas pendek, lemah-lemah. | - Untuk memilih pilihan intervansi/bantuan - Manifestasi kardio pulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah O2 adekuat kejaringan. - Membantu pasien bila diperlukan. - Pegangan kardio pulmonal berlebihan sanggup menyebabkan dekompensasi. |
No | DIANGOSA KEPERAWATAN | TUJUAN | INTERVENSI | RASIONAL |
III | Kurang pengetahuan perihal penyakit dan pengobatannya sehubungan dengan kurangnya informasi. | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pengetahuan pasien berubah dengan kriteria : - Pasien tidak bertanya lagi - Ekspresi wajah tidak cemas lagi - Pasien bersemangat dalam pengobaran program. | 1. Kaji ringkas pengetahuan pasien perihal penyakit dan pengobatan 2. Beri kesempatan pasien untuk mengekspresikan perasaannya. 3. Jelaskan tujuan investigasi dan pengobatan 4. Libatkan pasien dalam setiap tindakan yang akan dilakukan 5. Berikan pendidikan kesehatan yang berafiliasi dengan anemia khususnya perihal anemia defisiensi besi. | - Memeprmudah dalam intervensi alasannya tahu tingkat pengetahuan klien. - Mengurangi beban klien mengurangi rasa cemas. - Dengan klien atau maksud dan tujuan klien lebih percaya dan kooperatif. - Membuat klien lebih aktif dan bersemangat. - Bertambahnya informasi perihal penyakit menciptakan klien lebih siap dalam mensikapi penyakitnya. |
Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com