Monday, December 25, 2017

√ Kiprah Artikel Perihal Peningkatan Mutu Kualitas Pendidikan

Peningkatan Mutu dan Kualitas Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan di semua sektor kehidupan. Hal ini disebabkan pembangunan pendidikan akrab kaitannya dengan upaya menyiapkan sumber daya insan (SDM) yang profesional, handal, dan berkompeten. Karena itu, jadwal pengembangan SDM perlu diarahkan kepada peningkatan akomodasi kanal masyarakat terhadap pelayanan pendidikan.
Selain itu, pengembangan SDM juga perlu diarahkan pada peningkatan mutu dan kualitas pendidikan serta pengembangan kolaborasi jadwal pendidikan yang berorientasi kerja, sehingga terjalin sinergitas antara dunia pendidikan dengan dunia usaha.
Saat ini, pemerintah provinsi sedang terus berupaya meningkatkan ekspansi dan pemerataan pendidikan menengah jalur formal dan nonformal, baik umum maupun kejuruan, untuk mengantisipasi meningkatnya lulusan sekolah menengah pertama sebagai dampak keberhasilan “Wajar Dikdas”. Ini dilakukan untuk menyiapkan tenaga kerja lulusan pendidikan menengah yang berkualitas dengan meningkatkan relevansi pendidikan menengah dengan kebutuhan tenaga kerja
Di sisi lain, pemerintah juga berupaya meningkatkan ekspansi pendidikan anak usia dini (PAUD) dalam rangka membina, menumbuhkan, dan menyebarkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal, sehingga mereka mempunyai kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Tak kalah penting dari itu yaitu menata sistem pembiayaan pendidikan yang berprinsip adil, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.
Indikasi kanal pelayanan pendidikan semenjak dini telah dinikmati masyarakat terlihat dengan banyaknya lembaga pendidikan yang ada. Data PAUD di Dindik Provinsi . per 31 Maret 2011 cukup tinggi. Untuk KB jumlah lembaga mencapai 1.591 buah, jumlah pendidik 6.869 orang, peserta didik sebanyak 50.492 anak. Sedangkan jumlah lembaga TPA sebanyak 26, pendidik 111 orang dan peserta didik 412 anak. Sementara lembaga SPS 541 buah, pendidik 2.771 orang dan peserta didik 19.852 anak. Dengan demikian, total lembaga satuan PAUD di . sebanyak 2.158 buah, pendidik 9.751 orang, dan peserta didik 70.756 anak.
Bila melihat data di atas, maka tren keberadaan lembaga PAUD, pendidik maupun peserta didik terus bertambah. Ini disebabkan banyak sekali faktor menyerupai komitmen yang tinggi dari pemerintah terhadap dunia pendidikan, kesadaran masyarakat yang baik akan pentingnnya pendidikan, juga kiprah elemen masyarakat yang terus menerus mendidik anak bangsa ini.
Pemerataan layanan pendidikan tersebut bertujuan untuk menurunkan kesenjangan partisipasi pendidikan antara kelompok masyarakat yang selama ini kurang terjangkau oleh layanan pendidikan. Misalnya masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan terpencil dan kepulauan, masyarakat penyandang cacat, dan lain-lain.
Oleh alasannya yaitu itu, di masa akan tiba peningkatan anggaran pendidikan 20 persen dari APBD harus terwujud, guna melanjutkan usaha-usaha pemerataan dan penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas. Tentu kita tidak bisa hanya mengandalkan anggaran ini lantaran pengembangan pendidikan membutuhkan komitmen, konsistensi, dan keseriusan dari semua elemen terkait.
Beratnya tantangan yang harus dihadapai . sebagai provinsi muda yang sedang berkembang harus mendapat perhatian bersama terutama pemerintah. Salah satu tantangan itu yaitu merampungkan penyelenggaraan “Wajar Dikdas” (Wajib Belajar Pendidikan Dasar) 9 Tahun untuk mewujudkan pemerataan pendidikan dasar yang bermutu di seluruh wilayah.
Mengingat begitu besarnya saingan yang dihadapi dalam pembangunan dan pengembangan SDM di ., maka problem pendidikan harus menjadi isu sentral sebagai tanggung jawab bersama seluruh komponen masyarakat, mulai dari guru ngaji di kampung-kampung, para guru di sekolah formal, alim ulama, akademisi, perusahaan swasta, BUMD maupun BUMN, dan terutama pemerintah.
Kualitas Pendidikan
Salah satu unsur terpenting dalam peningkatan kualitas pendidikan yaitu tenaga pengajar atau guru. Guru merupakan komponen yang sangat strategis dan fundamental untuk mendukung dan mendorong setiap upaya pembangunan pendidikan. Sedangkan pendidikan merupakan komponen utama dalam setiap upaya percepatan dan ekspansi pembangunan di sektor lainnya.
Saya selaku Gubernur ., mempunyai komitmen dan perhatian besar terhadap keberadaan tenaga pendidik dan kependidikan. Sebab mereka merupakan ujung tombak pembangunan bidang pendidikan. Berkualitas tidaknya generasi mendatang, salah satunya tergantung pada tenaga pendidik dan kependidikan.
Banyak jadwal yang telah digulirkan Pemprov . melalui Dinas Pendiikan dalam rangka meningkatkan kualitas dan memotivasi tenaga pendidik dan kependidikan. Program yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan di antaranya: proteksi kualifikasi guru S1/D4, insentif guru swasta, subsidi tenaga pendidik dan kependidikan non-formal, insentif tenaga PAUD, pemilihan pengawas kepala sekolah, pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi, dan semacamnya.
Sejauh ini, program-program tersebut telah menunjukkan bantuan yang sangat positif terhadap peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, baik formal maupun informal. Bahkan sejumlah prestasi yang telah diraih pendidik dan tenaga kependidikan di ., salah satunya, terpilihnya empat guru pada ajang pemilihan guru berprestasi tingkat nasional tahun 2010, terpilihnya guru SD berdedikasi di tempat khusus/terpencil tingkat nasional tahun 2010, terpilihnya satu guru Pendidikan Luar Biasa berdedikasi tingkat nasional tahun 2010 sebagai juara 1.
Selain prestasi yang telah diraih para pendidik dan kependidikan, banyak pula prestasi yang telah diraih, sebagai hasil dari kinerja mereka terhadap para peserta didik (siswa). Pada tahun 2010 perolehan nilai dan angka kelulusan siswa di . pada Ujian Nasional (UN) sebagai berikut: jenjang SD rata-rata nilai mencapai 7,2 dengan presentase kelulusan 100 persen, jenjang SMP/MTs rata-rata nilai mencapai 7,87 atau melampaui sasaran nasional 7,00 dengan tingkat kelulusan mencapai 99,83%; dan jenjang SMA/MA/SMK rata-rata mencapai nilai 7,50 dengan tingkat kelulusan mencapai 98,07 persen.
Upaya Pemprov . dalam memotivasi para tenaga pendidik dan kependidikan untuk terus memajukan pembangunan pendidikan sesuai visi dalam Renstra Pendidikan Provinsi ., telah melahirkan satu komitmen di kalangan mereka. Komitmen pendidik dan kependidikan se-. tersebut dalam merespon kebijakan pemerintah –sebagai bentuk tanggung jawab profesi— dikukuhkan dalam bentuk ikrar berupa Deklarasi Sapta Setya Pendidik dan Tenaga Kependidikan Provinsi ..
Deklarasi yang dibacakan pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2011 di halaman gedung Dinas Pendidikan Provinsi . tersebut berisi tujuh hal :
(1) Melaksanakan pendidikan karakter pada seluruh jenjang pendidikan guna membentuk kepribadian generasi bangsa yang mempunyai kecerdikan pekerti yang luhur;
 (2) Menanamkan nilai-nilai kejujuran dan pencegahan korupsi semenjak dini di sekolah;
(3) Mengembangkan sikap sikap yang taat dalam melaksanakan fatwa agama yang dianut;
(4) Mengembangkan sikap sikap yang selalu dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan serta tangung jawab terhadap profesi;
(5) Mengembangkan sikap sikap disiplin, tertib, sopan santun dan beretika serta patuh pada peraturan perundang-undangan;
(6) Mengembangkan sikap visoner dalam rangka mempersiapkan generasi masa depan yang lebih unggul; dan
(7) Mengembangkan sikap dan sikap adil, peduli, kasih sayang dan lapang dada dalam setiap perbuatan.
Deklarasi Sapta Setya ini merupakan salah satu bentuk faktual adanya kesadaran para pendidik dan tenaga kependidikan di . dalam  melaksanakn tanggung jawab profesi. Isi deklasi tersebut sejalan dengan tema peringatan hari pendidikan nasional yakni “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa”.
Secara khusus, saya selalu memberikan impian kepada Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) untuk terus meningkatkan peranannya dalam membangun SDM yang profesional dan kompeten di .. Hal ini penting mengingat kiprah kepala sekolah cukup sentral sebagai nahkoda lembaga pendidikan dalam upaya menyiapkan SDM melalui pendidikan formal. Sebab bagi saya, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang akan terus menjadi perhatian pemerintah dan perlu mendapat dukungan dari para pelaku pendidikan.




PEMERATAAN DAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Indonesia yaitu negara yang mempunyai jumlah penduduk yang padat. Indonesia yaitu negara berkembang yang masih dalam tahap proses pembangunan. Di sektor pendidikan, kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Saat ini yang kita rasakan yaitu ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan yang formal maupun pendidikan yang informal. Pendidikan yaitu penopang untuk meningkatkan sumber daya insan untuk pembangunan bangsa kita. Seharusnya kita sebagai warga Indonesia sanggup meningkatkan sumber daya insan di Indonesia biar kita tidak kalah bersaing dengan negara-negara lainnya.
                  


               Masalah dalam mutu peningkatan pendidikan yaitu rendahnya mutu pendidikan di banyak sekali jenang pendidikan baik yang formal maupun yang informal, keterbatasan daya tampung, kerusakan sarana dan prasarana, kurangnya tenaga pengajar, keterbatasan anggaran. Rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya insan yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di banyak sekali bidang. Keterbatasan daya tampung sangat besar lengan berkuasa dalam pemerataan pendidikan di Indonesia. Banyak sekolah di Indonesia yang mempunyai daya tampung tidak seimbang dengan jumlah murid yang diterima ketika penerimaan murid baru. Hal ini menjadikan proses berguru mengajar menjadi kurang maksimal. Minimalnya sarana yang ada juga cukup berpengaruh. Pemerataan pendidikan terutama di tempat tertinggal, sangat memerlukan adanya peningkatan di bidang sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana ini sangat penting kiprahnya dalam proses berguru mengajar.

                     



                Masalah pendidikan di Indonesia ini sudah teramat kejamnya. Kita semua harus mepedulikan wacana kualitas pendidikan di negara kita ini. 

Mengapa Pendidikan di Indonesia masih tertinggal??

Ketertinggalan dalam bidang pendidikan di Indonesia merupakan problem klasik yang belum terselesaikan,berbagai perjuangan telah dilakukan pemerintah untuk mendongkrak mutu pendidikan ini, mulai dari di gelontorkan milyaran rupiah melalui dana BOS (Biaya Operasional Sekolah), anggaran pendidikan 20% dari APBN maupun APBD, Sampai Pemberian Sertifikasi bagi guru yang profesional.tapi hingga ketika ini belum ada kemajuan yang berarti bagi pendidikan di Indonesia. bahkan banyak siswa dari banyak sekali sekolah yang tidak lulus ujian nasional (UN). Terus bagaimana cara mengatasinya? pertanyaan itulah yang harus kita pikirkan bersama.


Sebelum kita mengkaji lebih dalam,disini penulis mencoba mencari permasalahan-permasalahan yang menghambat dalam peningkatan mutu pendidikan.
1. Faktor Geografi - Wilayah Indonesia yang sangat luas dan berbentuk kepulauan berdampak pada pemerataan Pendidikan. biasanya tempat atau kota besar tingkat mutu pendidikannya tinggi,sedangkan tempat terpencil mutu pendidikannya akan tertinggal. referensi Guru dari Jawa banyak yang menolak bila di tempatkan di tempat pedalaman Kalimantan atau Papua. Selain itu letak geografis sekolah di pedalaman sulit terjangkau oleh alat tranportasi dan komunikasi sehingga pemerataan pendidikan sulit di laksanakan dengan baik.
2. Faktor Ekonomi - Meskipun banyak sekali cara sudah dilakukan pemerintah biar masyarakat miskin juga bisa mengenyam pendidikan tinggi dengan jadwal sekolah gratis. tetapi tidak sanggup di pungkiri masih banyak anak yang putus sekolah dengan alasan faktor Ekonomi. sebagai referensi anak di pedesaan bila ingin melanjutkan sekolah ke jenjang Sekolah Menengan Atas harus bersekolah ke kota. Secara tidak eksklusif hal itu mengharuskan anak tersebut mencari tempat kos dan biaya makandi kota. Atau referensi lain,karena orang tuanya tidak bisa sehingga anaknya yang masih usia sekolah di tuntut untuk membantu bekerja orang tuanya.
3.Faktor Pendidik -Tenaga Guru di Indonesia sangat kurang kalau di tinjau dari faktor no.1 sekolah di tempat terpencil mengalami kekurangan guru, sehingga proses pembelajaran di tempat tidak berjalan dengan lancar.
RELEVANSI PENDIDIKAN DI SULAWESI SELATAN



 para perjaka yang seharusnya bertugas sebagai penerus justru tergoda dan terprofokasi oleh undangan dan omongan semu dari pihak yang menginginkan perpechan,pertanyaan selanjutnya muncul bagaimana mencegah penyimpangan tersebut dan bagaimana pula mengerosi sikap menyimpang tersebut,bagaimana tingkat pendidikan kita kini terkhusus di Sulawesi-selatan.

Penyimpangan sosial,fenomena yang senantiasa terjadi disetiap waktu dibelahan bumi manapun,di Makassar Sulawesi selatan khususnya menjadi hal yang sanagat lumrah ketika terjadi penyimpangan sosial, penggambaran atau explain yang seharusnya dipakai untuk mendidik dari banyak sekali media justru kini kea rah yang salah dan berevolusi menjadi penyimpangan terkhusus yang disaksikan eksklusif dengan visual kasus yang sangat sering berhembus di public Sulawesi selatan.
Selanjutnya para perjaka yang seharusnya bertugas sebagai penerus justru tergoda dan terprofokasi oleh undangan dan omongan semu dari pihak yang menginginkan perpechan,pertanyaan selanjutnya muncul bagaimana mencegah penyimpangan tersebut dan bagaimana pula mengerosi sikap menyimpang tersebut,bagaimana tingkat pendidikan kita kini terkhusus di Sulawesi-selatan.
Penelitin in bertujuan menggali dan mendapat informasi yang mendalam wacana (1) penyimpangan  dan proses pembentukan konsep diri , (2) bagaiman kiprah media dan visual dalam konstruksi dan pembangunan karakter kea rah yang lebih relevan, (3) Peran para pendidik dan elit masyarakat dalam proses pembentukan karakter siswa. (4) Pemikiran wacana penyimpangan sosial serta imajinasi yang baik kedepannya, (5) proses rekonstruksi dan upaya saya dan pemerintah untuk kedepannya.




Untuk jenis penelitian yaitu penelitian struktur dan kuantitatif dengan memakai metodologi fenomenologi-humanistik,yakni pengungkapan secara mendalam pada proses konstruksi penyimpangan sosial.Dalam pengumpulan datanya,peneliti bertindak selaku instrument dan media penelitian.
Data dikumpulkan mencakup : (1) abstrakisme dan penggambaran para masyarakat wacana kasus penyimpangan sosial, (2) proses konstruksi (pembangunan karakter) yang dilakukan oleh media massa terutama visual dan literature eksklusif dari lapangan maupun dari website elktronik yang saya kanal sehubungan dengan penyimpangan, (3) upaya pengekspresian atau penceritaan kembali histori terjadinya penyimpangan.Data tersebut diperoleh melalui dua sumber data,yakni dokumen dan informan.Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui metode wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah.Data selanjutnya  dianalisis dengan memakai teknik analisis eksploratif (analisis data lapangan).
pada risikonya setiap penyimpangan mempunyai latar belakang khusus mengapa dilakukan,baik dalam pendidikan maupun masyarakat luas.
ASPEK NEGATIF
PENGGAMBARAN ETIKA MORAL  DALAM LINKUP PENDIDIKAN DI SULAWESI SELATAN


MAKASSAR, FAJAR -- Aksi tawuran antarpelajar pecah di Makassar, Selasa siang, 20 September 2011. Tawuran pelajar ini melibatkan pelajar dari tiga sekolah, masing-masing SMKN 3 Makassar, SMAN 8 Makassar, dan SMAN 11 Makassar.

Puluhan pelajar dari tiga sekolah tersebut tawuran di Jalan Baji Gau, Makassar. Informasi yang diperoleh menyebutkan, tawuran berlangsung ketika puluhan puluhan siswa SMKN 3 Makassar yang mengendarai sepeda motor, menyerang siswa SMAN 8 Makassar di Jalan Baji Gau. Mereka menyerang memakai kerikil dan balok.

Tidak terima diserang, puluhan siswa SMAN 8 serta didukung warga sekitar membalas dengan melempari penyerang. Aksi saling lempar kerikil pun tidak terhindarkan. Selama beberapa ketika saling serang, siswa SMKN 3 risikonya mundur.

Para siswa SMKN 3 ini melarikan diri ke depan SMAN 11 di Jalan Mappaouddang. Letak SMAN 11 dan SMAN 8 memang tidak berjauhan. Siswa SMAN 8 dibantu warga pun melaksanakan penyerangan ke sekolah tersebut. Aksi saling lempar kembali terjadi dan melibatkan pelajar dari tiga sekolah.

Saat siswa SMAN 8 menyerang ke SMAN 11 sesudah jam pelajaran usai. Lantaran diserang tiba-tiba, sejumlah siswa SMAN 8 dilaporkan terluka terkena lemparan batu.

Salah seorang warga di sekitar SMAN 11 berjulukan Andi Panawang mengatakan, penyerangan ke SMAN 11 itu dilakukan siswa SMAN 8 lantaran menerka siswa yang menyerangnya yaitu dari sekolah itu. "Aksi saling lempar gres bubar sesudah polisi tiba di lokasi, sementara siswa SMKN 3 lebih awal kabur," kata Panawang.

Kepala Polsekta Tamalate, AKP Agung Setio Wahyudi, membenarkan tawuran antarpelajar tersebut. Kendati ada siswa yang sempat terkena lemparan batu, namun Agung memastikan tidak ada yang dilarikan ke rumah sakit. (sah/yun)
Dikutip dari FAJAR
Pendapat: Setelah membaca informasi diatas kita sanggup melihat tingkat pendidikan di Sulawesi selatan masih perlu di benahi terutama di makassar keadaan ini sanggup kita saksikan sendiri pada media massa,baik visual maupun cetak yang membahas tawuran, berdasarkan informasi di bawah ini, masih banyak hal-hal yang perlu ditingkatkan bukan hanya dalam sektor pendidikan namun sarana dan prasarana juga.adalah suatu hal yang baik bila diremukkan secara bersama dalam suatu lembaga tidak mesti dilampiaskan dengan tawuran.

Tingkat Pendidikan
Gambaran kondisi pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan yang akan ditampilkan pada tingkat pendidikan ini berupa kemampuan baca tulis, tingkat partisipasi pendidikan, persentase jenjang pendidikan yang ditamatkan, rasio penduduk yang putus sekolah.
Kemampuan Baca Tulis
Secara nasional persentase penduduk yang sanggup membaca abjad latin sebanyak 90,07%. Sedangkan mereka yang sanggup membaca abjad lainnya sebanyak 0,87% dan yang buta abjad sebanyak 9,07%. Di perdesaan, penduduk yang buta abjad lebih banyak dibanding di perkotaan (12,16% berbanding 4,91%). Persentase penduduk yang buta abjad pada perempuan, yaitu sebesar 12,28% lebih tinggi dibanding pada pria yang hanya sebesar 5,84%. Provinsi dengan persentase penduduk dengan angka buta abjad tertinggi yaitu Papua yaitu sebesar 23,39%, menyusul NTB (21,31%) dan Jawa Timur (15,03%), sedangkan yang terendah yaitu Provinsi Sulawesi Utara (0,99%), menyusul DKI Jakarta (1,47%) dan Maluku (2,56%).
Angka melek abjad (AMH) penduduk usia 10 tahun keatas  di Sulawesi Selatan sekitar 86,39. Angka tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2000 yaitu 84,53. Terjadinya penurunan angka melek abjad dari tahun 2000 yang mencapai 84,53 ke tahun 2001 dengan angka 83,55, atau turun sebanyak 2,12. Penyebabnya diduga masih merupakan imbas dari krisis ekonomi tahun 1998 yang pengaruhnya gres kelihatan pada tahun 2001. Tahun 2002 AMH masih stagnan di 83,55 yang sekaligus menjadi masa pemulihan keberdayaan masyarakat dari krisis, kemudian tahun berikutnya (2003) AMH 85,02 yang berarti sudah mengalami peningkatan dari  tahun 2002.
SMAN 2 Pangkajene
Membuat sekolah mempunyai nama besar harus dibangun dari siswa yang disiplin dan tenaga pendidik berkualitas. Motto itulah yang diterapkan para pendidik untuk menjadikan sekolahnya menorehkan sejumlah prestasi SMAN 2 Pangkajene Unggulan Kabupaten Pangkep.

Usia yang muda, bukan berarti kalah dalam hal pengalaman. Sejak berdiri 2009 lalu, SMAN 2 sudah mengukir banyak sekali prestasi dalam ajang bergengsi seperti. Peringkat Umum OSN Biologi Tingkat Propinsi 2010, Peringkat Terbaik Geo Sains Kabupaten 2010, dan peringkat Umum OSN Kimia Tingkat Propinsi.

Menginjak tahun 2011, kembali lagi SMAN ini menelurkan prestasi. Juara I Lomba English Quiz Tingkat Sekolah Menengan Atas se-Sulsel & Barat, Juara I Lomba Biologi Tingkat Sekolah Menengan Atas se-Sulsel, serta Juara I Lomba Matematika Tingkat Sekolah Menengan Atas se-Kab Pangkep. Prestasi ini menciptakan SMAN 2 Pangkajene eksis di mana-mana.

Untuk meraih itu semua, Kepala Sekolah Firdaus A Noor  menerapkan sistem yang tidak meninggalkan nilai moral. Hal ini, dibuktikan melalui jadwal salat Dhuha yang rutin dilakukan tiap harinya. Tak ketinggalan juga, praktik demi meningkatkan kepercayaan diri siswa pun diajarkan secara terus-menerus.

Usai salat Dhuha, siswa mendengarkan ceramah yang dibawakan eksklusif murid SMAN 2 Pangkajene. Satu hal menarik lainnya yaitu sekolah yang membina 204 siswa ini, memperkenalkan istilah Guru Menjemput. Sebelum masuk ke halaman sekolah, para guru berjejer di gerbang sekolah. Kebiasaan ini dilakukan agar, para guru bisa mengontrol siswanya dengan cermat. Setiap pagi, bisa disaksikan adegan salam sebagai pembuka silahturahmi antara guru dan murid.

Muatan berguru yang padat pun menjadi ciri khas dari sekolah ini. Sepulang sekolah, siswa SMAN 2 Pangkajene dibina dengan banyak sekali sajian ekstrakurikuler. "Masing-masing siswa mempunyai bakat. Dan kami, membantu mengeksplor talenta tersebut. Ruang ekstrakurikuler lengkap dengan sarananya diberikan kepada masing-masing organisasi," terperinci Firdaus.

Kebanggaan Firdaus pun diikuti dengan kepuasaan dari siswanya. Sarana yang memadai menjadi penunjang utama dalam berkreatifitas. Lab MIPA, Lab Komputer, Ruang Aula, Perpustakaan lengkap Hot Spot, serta asrama, ada di SMAN ini.

Yups, SMAN 2 Pangkajene, ternyata mengusung boarding school di awal kelahiran mereka. Tepat di belakang halaman sekolah, berjejer asrama yang diperuntukkan bagi siswa di luar Kabupaten Pangkep. Asrama ini pun menjadi sasaran khusus bagi segenap keluarga besar SMAN 2 Pangkajene. "Kami berharap, di tahun mendatang. Sekolah Menengan Atas ini sudah siap dengan jadwal boarding school," harap Firdaus.  

Dalam seleksi, sekolah ini menerapkan sistem serba sehari. Mulai sari tes tertulis maupun wawancara hanya dilakukan sehari. Pengumuman kelulusan pun eksklusif di umumkan hari itu juga.

Momen itu memang menjadi penentu bagi setiap siswa gres yang ingin bergabung di sekolah ini. Di samping itu, dalam menguji siswa baru, orangtua murid pun wajib hadir. "Itu sebagai support bagi anak mereka lantaran usai mengerjakan soal tes. Pengumuman kelulusan eksklusif diumumkan pada hari itu juga," tambah Firdaus yang menghabiskan pendidikan S2-nya, Universitas Indonesia Timur, Makassar.

Dalam jadwal tahunan SMAN 2 Pangkajene, tersedia jadwal Guru Favorit. Dan tahun ini, yang berhasil menjadi guru favorit pilihan siswa yakni Suparman.

Dengan rendah hati, Suparman mengatakan, semua guru di SMAN 2 Pangkajene, favorit. "Tinggal proses managemennya saja lantaran kini, sistem pembelajaran tidak harus kaku. Guru harus bisa terbuka terhadap banyak sekali perkembangan positif siswanya, dan juga wajib menjadi teman bagi siswanya," cetus Suparman selaku guru Biologi. (Titi Atirah)

PENDAPAT : Sulawesi selatan tidak hanya bisaanda gambarkan dengan segala macam aspek negatifnya namun diluar dari hal itu Sulawesi selatan telah menjadi provisnsi percontohan diindonesia untuk pendidikannya,artikel diatas merupakan suatu bukti bagaimana keadaan pendidikan yang berlatar positif,



PENGELOLAAN KEUANGAN PENDIDIKAN

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara eksklusif menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat memilih dan merupakan pecahan yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang memilih terlaksananya acara belajar-mengajar di sekolah bersama dengan komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap acara yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun yang tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, biar dana-dana yang ada sanggup dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang menunjukkan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan banyak sekali sumber dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah lantaran pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada problem keterbatasan dana.
Sumber keuangan pada suatu sekolah secara garis besar dikelompokkan atas tiga sumber yaitu: 1) pemerintah, baik pemerintah pusat, tempat maupun keduanya, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan, 2) orang bau tanah atau peserta didik, 3) masyarakat baik mengikat maupun tidak mengikat.
Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang bau tanah dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 1989 bahwa lantaran keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. (E. Mulyasa, 2002)
Adapun dimensi pengeluaran mencakup biaya rutin dan biaya pembangunan, yaitu :
1. Biaya rutin yaitu biaya yang disediakan untuk menggaji para personalia pendidikan, semua jenis tunjangan, pembelian alat-alat kantor, biaya perjalanan, dan sebagainya. (Tim Pengampu, 2011)
2. Biaya pembangunan contohnya biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau rehat gedung, penambahan furnitur serta biaya atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai.
Dalam manajemen keuangan ada pemisahan kiprah dan fungsi antara otorisator, ordonator, dan bendaharawan. Otorisator yaitu pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang menjadikan penerimaan dan pengeluaran uang. Ordonator yaitu pejabat yang berwenang melaksanakan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan yaitu pejabat yang berwenang melaksanakan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang sanggup dinilai dengan uang serta diwajibkan menciptakan perhitungan dan pertanggungjawaban. (Soetjipto, Raflis Kosasi, 2000)
Manajer pendidikan (Kepala sekolah) sebagai pimpinan satuan kerja berfungsi sebagai otorisator untuk memerintahkan pembayaran, dan juga sebagai pengawasan dalam penggunaan dana. Oleh lantaran itu manajer dilarang melaksanakan fungsi bendahawaran. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.



Sumber http://risalridwan.blogspot.com