Metode Pembelajaran Efektif - Belajar atau pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada belum dewasa kita. Karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah. Yang pada hasilnya akan berkhasiat bagi nusa, bangsa dan agama.
Melihat kiprah yang begitu penting, maka menerapkan metode yang efisien dan efektif adalah sebuah keharusan. Dengan impian proses mencar ilmu mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Di bawah ini akan kami paparkan 13 metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa anda jadikan rujukan untuk mendidik anak didik anda.
![]() |
Metode Pembelajaran Efektif |
Melihat kiprah yang begitu penting, maka menerapkan metode yang efisien dan efektif adalah sebuah keharusan. Dengan impian proses mencar ilmu mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Di bawah ini akan kami paparkan 13 metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa anda jadikan rujukan untuk mendidik anak didik anda.
Metode pemecahan duduk kasus (problem solving) merupakan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi banyak sekali duduk kasus baik itu duduk kasus pribadi (perorangan) maupun duduk kasus kelompok untuk dipecahkan sendiri maupun secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya ialah pemeriksaan dan inovasi yang pada dasarnya ialah pemecahan masalah.
Kelebihan metode problem solving sebagai berikut:
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
Orientasi pembelajarannya ialah pemeriksaan dan inovasi yang pada dasarnya ialah pemecahan masalah.
Kelebihan metode problem solving sebagai berikut:
- Berpikir dan bertindak kreatif.
- Mengidentifikasi dan melaksanakan penyelidikan.
- Memecahkan duduk kasus yang dihadapi secara realistis
- Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
- Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
- Dapat menciptakan pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
- Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menuntaskan duduk kasus yang dihadapi dengan tepat.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
- Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
- Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta hasilnya sanggup menyimpulkan bencana atau konsep tersebut.
2. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada duduk kasus kehidupannya yang bermakna bagi siswa, kiprah guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah:
Kelebihan metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah sebagai berikut:
Kekurangan metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah sebagai berikut:
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam acara pemecahan duduk kasus yang dipilih.
- Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan kiprah mencar ilmu yang bekerjasama dengan duduk kasus tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
- Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapat klarifikasi dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
- Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai ibarat laporan dan membantu mereka menyebarkan kiprah dengan temannya.
- Guru membantu siswa untuk melaksanakan refleksi atau penilaian terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah sebagai berikut:
- Dilatih untuk sanggup bekerjasama dengan siswa lain.
- Siswa dilibatkan pada kegiatan mencar ilmu sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
- Dapat memperoleh dari banyak sekali sumber.
Kekurangan metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah sebagai berikut:
- Membutuhkan banyak waktu dan dana.
- Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak sanggup tercapai.
- Tidak semua mata pelajaran sanggup diterapkan dengan metode ini
3. Metode Debat
Metode debat ialah salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi latih dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari sekitar empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang dalam posisi kontra dan dua orang dalam posisi pro) melaksanakan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Baca Juga: 10 Langkah Sederhana untuk Membuat Harimu Lebih Produktif !
Selanjutnya guru sanggup mengevaluasi setiap siswa perihal penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam mekanisme debat.
Pada dasarnya, semoga semua model berhasil ibarat yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi latih yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka mencar ilmu materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menuntaskan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam perjuangan berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menuntaskan kiprah kelompok. Ketrampilan ini sanggup diajarkan kepada siswa dan kiprah siswa sanggup ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin majemuk berdasarkan tugas, misalnya, pembuat kesimpulan (summarizer), kiprah pencatat (recorder), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan kiprah guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Baca Juga: 10 Langkah Sederhana untuk Membuat Harimu Lebih Produktif !
Selanjutnya guru sanggup mengevaluasi setiap siswa perihal penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam mekanisme debat.
Pada dasarnya, semoga semua model berhasil ibarat yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi latih yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka mencar ilmu materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menuntaskan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam perjuangan berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menuntaskan kiprah kelompok. Ketrampilan ini sanggup diajarkan kepada siswa dan kiprah siswa sanggup ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin majemuk berdasarkan tugas, misalnya, pembuat kesimpulan (summarizer), kiprah pencatat (recorder), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan kiprah guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
4. Metode Role Playing
Metode Role Playing ialah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Kelebihan metode Role Playing:
Kelebihan metode Role Playing:
- Guru sanggup mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melaksanakan permainan.
- Permainan merupakan pengalaman mencar ilmu yang menyenangkan bagi anak.
- Melibatkan seluruh siswa sanggup berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
- Permainan merupakan inovasi yang praktis dan sanggup dipakai dalam waktu serta situasi yang berbeda.
- Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
5. Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang akil menjelaskan anggota lain hingga mengerti.
Langkah-langkah Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD):
Kelebihan Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD):
Kekurangan Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD):
Langkah-langkah Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD):
- Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran berdasarkan prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
- Guru menyajikan pelajaran.
- Guru memberi kiprah kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya hingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
- Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada dikala menjawab kuis dilarang saling membantu.
- Memberi evaluasi.
- Penutup.
Kelebihan Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD):
- Melatih kerjasama dengan baik.
- Seluruh siswa menjadi lebih siap.
Kekurangan Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD):
- Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
- Membedakan siswa.
6. Picture and Picture
Picture and Picture merupakan suatu metode mencar ilmu yang memakai gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah metode Picture and Picture:
Kelebihan metode Picture and Picture:
Kekurangan metode Picture and Picture:
Langkah-langkah metode Picture and Picture:
- Guru memberikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Menyajikan materi sebagai pengantar.
- Guru memperlihatkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
- Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
- Guru menanyakan ganjal an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
- Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
- Kesimpulan / rangkuman.
Kelebihan metode Picture and Picture:
- Melatih berpikir logis dan sistematis.
- Guru lebih mengenal kemampuan tiap-tiap siswa.
Kekurangan metode Picture and Picture:
- Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
7. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode pemeriksaan kelompok sering dianggap sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Group Investigation melibatkan siswa semenjak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk mempunyai kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang memakai metode pemeriksaan kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok sanggup juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa menentukan topik yang ingin dipelajari, mengikuti pemeriksaan mendalam terhadap banyak sekali subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah metode Group Investigation kelompok sanggup dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi topik
Parasiswa menentukan banyak sekali subtopik dalam suatu wilayah duduk kasus umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada kiprah (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik. b.
b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan banyak sekali mekanisme mencar ilmu khusus, kiprah dan tujuan umum yang konsisten dengan banyak sekali topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas. c.
c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan planning yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan banyak sekali acara dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk memakai banyak sekali sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memperlihatkan sumbangan jikalau diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis banyak sekali informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan semoga sanggup diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil
simpulan Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari banyak sekali topik yang telah dipelajari semoga semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melaksanakan penilaian mengenai bantuan tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi sanggup meliputi tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
a. Seleksi topik
Parasiswa menentukan banyak sekali subtopik dalam suatu wilayah duduk kasus umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada kiprah (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik. b.
b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan banyak sekali mekanisme mencar ilmu khusus, kiprah dan tujuan umum yang konsisten dengan banyak sekali topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas. c.
c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan planning yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan banyak sekali acara dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk memakai banyak sekali sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memperlihatkan sumbangan jikalau diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis banyak sekali informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan semoga sanggup diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil
simpulan Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari banyak sekali topik yang telah dipelajari semoga semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melaksanakan penilaian mengenai bantuan tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi sanggup meliputi tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
8. Cooperative Script
Skrip kooperatif ialah metode mencar ilmu dimana siswa bekerja berpasangan dan secara verbal mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah metode Cooperative Script:
Kelebihan metode Pembelajaran Cooperative Script:
Kekurangan metode Pembelajaran Cooperative Script:
Langkah-langkah metode Cooperative Script:
- Guru membagi siswa untuk berpasangan.
- Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan menciptakan ringkasan.
- Guru dan siswa memutuskan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
- Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / memperlihatkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan ibarat di atas.
- Kesimpulan guru.
- Penutup.
Kelebihan metode Pembelajaran Cooperative Script:
- Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
- Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
- Setiap siswa mendapat peran.
Kekurangan metode Pembelajaran Cooperative Script:
- Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
- Hanya dipakai untuk mata pelajaran tertentu
9. Numbered Heads Together
Numbered Heads Together ialah suatu metode mencar ilmu dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibentuk suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah metode Pembelajaran Numbered Heads Together:
Kelebihan metode Pembelajaran Numbered Heads Together:
Kelemahan metode Pembelajaran Numbered Heads Together:
![]() |
Metode Pembelajaran Numbered Heads Together |
Langkah-langkah metode Pembelajaran Numbered Heads Together:
- Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
- Guru memperlihatkan kiprah dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
- Kelompok mendiskusikan balasan yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok sanggup mengerjakannya.
- Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
- Tanggapan dari sahabat yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
- Kesimpulan.
Kelebihan metode Pembelajaran Numbered Heads Together:
- Siswa yang akil sanggup mengajari siswa yang kurang pandai.
- Dapat melaksanakan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Setiap siswa menjadi siap semua.
Kelemahan metode Pembelajaran Numbered Heads Together:
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
- Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
10. Metode Jigsaw
Padaintinya, dalam Metode Jigsaw guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok mencar ilmu kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menuntaskan kiprah kooperatifnya dalam:
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menuntaskan kiprah kooperatifnya dalam:
- belajar dan menjadi mahir dalam subtopik bagiannya;
- merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.
11. Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang praktis diterapkan, melibatkan acara seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan kiprah siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Baca Juga: Kumpulan Berita Tentang CPNS (Terlengkap dan Gratis)
Aktivitas mencar ilmu dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa sanggup mencar ilmu lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, persaingan sehat, kerjasama, dan keterlibatan belajar.
Terdapat 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru memberikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran pribadi atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada dikala penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, sebab akan membantu siswa bekerja lebih baik pada dikala kerja kelompok dan pada dikala game sebab skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 hingga 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok ialah untuk lebih mendalami materi bersama sahabat kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok semoga bekerja dengan baik dan optimal pada dikala game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan mencar ilmu kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa menentukan kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada simpulan ahad atau pada setiap unit sesudah guru melaksanakan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat akta atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jikalau rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
Baca Juga: Kumpulan Berita Tentang CPNS (Terlengkap dan Gratis)
Aktivitas mencar ilmu dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa sanggup mencar ilmu lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, persaingan sehat, kerjasama, dan keterlibatan belajar.
Terdapat 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru memberikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran pribadi atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada dikala penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, sebab akan membantu siswa bekerja lebih baik pada dikala kerja kelompok dan pada dikala game sebab skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 hingga 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok ialah untuk lebih mendalami materi bersama sahabat kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok semoga bekerja dengan baik dan optimal pada dikala game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan mencar ilmu kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa menentukan kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada simpulan ahad atau pada setiap unit sesudah guru melaksanakan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat akta atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jikalau rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
12. Model Lesson Study
Lesson Study ialah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study ialah suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka semoga menjadi lebih efektif.
langkah-langkah metode Pembelajaran Model Lesson Study:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melaksanakan tahap perencanaan yaitu menciptakan planning pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah menciptakan planning pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan planning pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian tolong-menolong mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
Lesson Study ialah suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka semoga menjadi lebih efektif.
langkah-langkah metode Pembelajaran Model Lesson Study:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
- Perencanaan.
- Praktek mengajar.
- Observasi.
- Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melaksanakan tahap perencanaan yaitu menciptakan planning pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah menciptakan planning pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan planning pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian tolong-menolong mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, hingga matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
13. Model Examples Non Examples
Examples Non Examples ialah metode mencar ilmu yang memakai contoh-contoh. Contoh-contoh sanggup dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah Model Examples Non Examples:
Kelebihan metode Model Examples Non Examples:
Kekurangan metode Model Examples Non Examples:
Langkah-langkah Model Examples Non Examples:
- Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
- Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
- Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
- Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
- Kesimpulan.
Kelebihan metode Model Examples Non Examples:
- Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
- Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa referensi gambar.
- Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan metode Model Examples Non Examples:
- Tidak semua materi sanggup disajikan dalam bentuk gambar.
- Memakan waktu yang lama.
Sekian artikel singkat perihal Metode Pembelajaran Efektif, semoga klarifikasi singkat diatas bermanfaat bagi Kita setidaknya untuk menambah wawasan kita semua perihal Metode Pembelajaran Efektif, Cara Pembelajaran Efektif, Manfaat Pembelejaran Efektif dan Langkah Pembelajaran Efektif