Inovasi Terbaru Dari BPJS Kesehatan, Pangkas Antrean dengan Mobile JKN
Masyarakat kita dari hari ke hari semakin dimanjakan dengan penerapan teknologi pada banyak sekali bidang kehidupan, salah satunya ialah pada bidang pelayanan kesehatan. Terbaru, BPJS Kesehatan menerapkan penemuan yang diberi nama Mobile Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): Layanan dalam Satu Genggaman. Dengan hadirnya penemuan tersebut, masyarakat tidak usah perlu repot lagi tiba ke kantor BPJS guna mengakses isu dan administrasi.
Dengan penemuan ini, masyarakat luas sanggup melaksanakan pendaftaran kepesertaan dan sekaligus mendaftarkan anggota keluarganya tanpa perlu tiba pribadi ke kantor cabang BPJS. Semua kebutuhan manajemen dan isu sanggup diakses melalui aplikasi ini. “Dengan demikian problem kepadatan antrean di kantor cabang berkurang,” terang Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Wahyudin Bagenda.
Bagi penerima BPJS Kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat (KIS), penemuan ini akan menghemat waktu dan biaya. Mobile JKN juga meningkatkan kepuasan penerima yang berobat di kemudahan kesehatan yakni dalam hal memperlihatkan kepastian kepada penerima untuk mendapat nomor antrean yang sanggup diakses dan dipantau secara online tanpa harus mengantre lama di kemudahan kesehatan.
Wahyudin merincikan, sebelum adanya Mobile JKN, tingkat kepuasan penerima dalam periode 3 tahun semenjak 2014 secara konsisten menurun. Pada tahun 2014 sebesar 81,0%, pada tahun 2015 menurun menjadi sebesar 78,90%, dan pada tahun 2016 kembali turun menjadi 78,60%. Namun, sesudah implementasi Mobile JKN, tingkat kepuasan penerima pada tahun 2017 meningkat dibandingkan pada tahun 2016, dari 78,60% menjadi 79,50%.
Setelah penemuan Mobile JKN ini resmi diluncurkan, seruan untuk memakai aplikasi itu pun semakin digencarkan. Sebelum adanya aplikasi ini, kunjungan ke kantor cabang lebih dari 298 ribu orang per hari. “Dengan adanya aplikasi denganyang kami siapkan adanya data infomasi pindah faskes pindah kelas dan cek iuran menciptakan turun kunjungan ke kantor cabang alasannya ialah ia sudah memanfaatkan JKN mobile dari angka 298 ribu turun menjadi 94 ribu,” tambah Wahyudin.
Selain menurunkan angka antrean, Mobile JKN juga meningkatkan efisiensi operasional dan produktifitas layanan di kantor cabang hingga Rp 20,2 miliar per tahun. Efisiensi biaya operasional tersebut mempertimbangkan aspek menyerupai efisiensi SDM, sarana prasarana ruang tunggu, biaya ATK, biaya cetak kartu dan lain-lain jawaban dari pengurangan kunjungan penerima ke Kantor Cabang.
Wayhudin mengungkapkan, ada beberapa acara yang dilakukan untuk keberlangsungan penemuan ini. Pertama ialah sosialisasi Mobile JKN secara masif dan berkesinambungan. Kemudian, BPJS juga membuatkan fitur JKN-pay untuk kemudahan pembayaran, dan fitur Rujukan Online untuk kepastian pelayanan. “Dikembangkan juga fitur konsultasi online dengan dokter,” terang Wahyudin.
Dikatakan, Mobile JKN gampang untuk direplikasi oleh instansi pelayanan publik yang ingin mengurangi jumlah antrean di Kantor Cabang. Namun ada sejumlahd faktor yang disarankan dikala hendak mereplikasi penemuan ini, yakni konsep self-service yang transparan, gampang diakses, dan real time.
Instansi yang hendak mereplikasi ini juga harus memperhatikan kemudahan dalam mendapat dan memakai aplikasi. Saat ini Mobile JKN tersedia di Play Store bagi pengguna Android, dan di App Store bagi pengguna Apple. “Harus juga diperhatikan proyeksi jumlah pengguna dengan ketersediaan sumber daya teknologi isu penyedia aplikasi,” pungkasnya.
Sekian goresan pena yang berjudul: