Friday, June 1, 2018

√ Pengertian Dan 30 Pola Majas Ironi

Pengertian dan 30 Contoh Majas Ironi – Majas Ironi merupakan suatu ungkapan dengan gaya bahasa yang menyatakan makna, maksud, dan tujuannya dalam bentuk sindiran halus. Sindiran halus yang disampaikan seringkali dalam bentuk kebanggaan namun bersifat mengolok-olok yang bertujuan untuk mengingatkan, menegur, atau memberitahu sesuatu dengan peryataan yang berlawanan dengan fakta yang sebenarnya. Majas ironi tergolong ke dalam majas kontradiksi jikalau didasarkan pada bentuk penyampaian gaya bahasanya. Agar lebih terang perhatikan beberapa pola majas ironi dalam kalimat berikut ini :


Contoh :


1. Kamu memang anak yang sangat cerdas, nilai raportmu rata-rata 5.


Penjelasan :


Peryataan pada kalimat di atas wacana kebanggaan terhadap anak yang cerdas yaitu suatu hal yang bertentangan dengan makna, maksud, dan tujuan yang ingin diutarakan. Tentu kebanggaan tersebut tak pantas didapatkan oleh seorang anak yang mempunyai nilai rata-rata 5 dalam raportnya. Peryataan kebanggaan pada kalimat yaitu dengan maksud menyindir, mengejek, dan menegur anak tersebut. Meskipun dalam kalimat di atas diwujudkan dalam bentuk pujian, akan tetapi secara maknawi mempunyai kesan sebaliknya.


2. Aku salut sekali denganmu yang selalu hadir sempurna waktu, bukankah kita kesepakatan bertemu pukul 08.00 wib dan bukannya dikala ini sudah pukul 11.00 wib?


Penjelasan :


Kalimat yang mengandung majas ironi di atas menyatakan maksud teguran dengan cara memuji seseorang yang tiba terlambat. Peryataan kebanggaan tersebut yaitu suatu hal yang bertentangan dengan maksud gotong royong yang ingin diutarakan. Meski peryataan dalam bentuk pujian, akan tetapi kesan yang dimunculkan yaitu hal sebaliknya yakni sebuah sindiran dan teguran.


3. Pemerintahan kabinet periode ini begitu sukses dalam kegiatan kerjanya, salah satunya yaitu tak berdayanya mereka dalam menekan laju inflasi.


Penjelasan :


Peryataan pada kalimat di atas yang berupa apresiasi wacana kesuksesan pemerintah bertentangan dengan makna sesungguhnya yang ingin diutarakan. Hal tersebut ditunjukkan pada salah satu bukti pada belahan kalimat berikutnya yakni “tak berdayanya mereka dalam menekan laju inflasi.” Penggalan kalimat sebelumnya yang berupa kebanggaan atau apresiasi mempunyai makna, maksud, dan tujuan menyindir atau mengolok-olok. Dengan demikian peryataan kebanggaan tersebut bertentangan dengan maksud yang ingin diutarakan. Meskipun peryataan pada kalimat menawarkan bentuk apresiasi, akan tetapi kesan yang ditimbulkan oleh kebanggaan tersebut mempunyai makna sebaliknya.


Selanjutnya perhatikan majas ironi dalam kalimat pada pola 4 – 30 berikut :


4. Film yang barusan kita tonton begitu seru, sampai-sampai mengantuk saya dibuatnya.

5. Keluarga tetangga sebelah begitu rukun dan damai, setiap pagi ada saja bunyi piring dan gelas yang pecah.

6. Penampilanmu sungguh rapi sekali hari ini, kemeja dan celanamu kusut tak beraturan.

7. Bagus sekali suaramu, menyerupai kaleng kerupuk yang dilempar ke jalanan.

8. Bandar Lampung yaitu kota yang kondusif dari curanmor, setiap kali di kota itu ada saja isu kehilangan sepeda motor.

9. Nasi goreng buatanmu sangat lezat, lihat saja setiap orang yang menyantap nasi goreng buatanmu niscaya akan memuntahkannya.

10. Jika melihat tulisanmu, engkau sangat cocok menjadi seorang dokter yang menulis resep untuk pasiennya.


11. Gina yaitu anak yang sangat bersemangat dan rajin bersekolah, terbukti dengan daftar hadir yang tak pernah terisi, PR yang selalu tidak dikerjakan, dan eksekusi yang senantiasa ia terima akhir terlambat sekolah.

12. Aku sanggup menebak kalau dirimu yaitu anak terpandai di sekolah hanya dengan melihat hasil ujianmu Bahasa Indonesiamu yang berangka 10.

13. Aku iri melihat bentuk tubuhmu yang sangat ideal dan atletis, disela tubuhmu dipenuhi oleh gelambir dan lemak.

14. Kau sangat rendah hati sekali, sampai-sampai semua yang dimiliki kamu pamerkan.

15. Tino yaitu anak yang sangat ramah, jikalau engkau bertemu dengannya niscaya batang hidungmu tak akan diliriknya.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


16. Sepertinya engkau dikala ini telah menjadi juragan gula putih, sampai-sampai kopi ini kamu lebihkan dosis gulanya.

17. Rina yaitu anak yang baik hati dan sama sekali tidak perhitungan kepada temannya, sampai-sampai ketika saya diboncenginya pulang ke rumah, ia anggap sebagai hutang.

18. Luar biasa rapi sekali sampul buku tulismu ini, tak beraturan dan penuh lipatan disana-sini.

19. Kulitmu menyerupai jalanan berbatu, maukah kamu menyebarkan diam-diam halusnya kulitmu itu?

20. Kau ini busuk sekali, lihat saja banyak lalat yang hinggap di atas kepalamu.


21. Engkau sungguh jenius dalam berolah raga, sampai-sampai tak satupun jenis olah raga kamu sukai.

22. Tulisan tanganmu begitu rapi, menyerupai cakarang berang-berang di tumpukan ikan.

23. Lihatlah betapa tampannya dirimu yang menyerupai pemain film ini, sampai-sampai tak ada seorang gadis pun yang mau kamu dekati.

24. Lapangan sepakbola ini sangat baik untuk dipakai untuk ajang piala AFF, tak ada rumput hijau, tanah yang begitu tanah tandus, dan terdapat kubangan di sana-sini.

25. Segar sekali air ini, tenggorokanku menyerupai melepuh dibuatnya.


26. Produk minyak rambut yang kamu gunakan sangat bagus, begitu saya memakainya rambutku perlahan-lahan rontok dengan sendirinya.

27. Sayur nangka buatanmu sangat enak sekali, sampai-sampai seluruh isi perutku mau keluar sehabis menyantapnya.

28. Bibimu sungguh murah hati sekali, saya meminta botol bekas untuk dijadikan hasta karya saja tak diberinya.

29. Rambutmu begitu lurus sekali, hampir menyerupai mie instan mentah yang belum direbus.

30. Alangkah piawainya engkau bermain musik, sampai-sampai nenek marah-marah ketika gitar itu engkau mainkan.


Sumber :

http//www.kelasindonesia.com


Baca Juga:


Pengertian dan 42 Contoh Majas Litotes

Pengertian serta Contoh Majas Klimaks dan Antiklimaks

Pengertian, Jenis-Jenis Konjungsi dan Contoh Kalimat



Sumber https://ruangseni.com