Thursday, June 7, 2018

√ Pengertian, Jenis, Dan Pola Majas Pertautan

Pengertian, Jenis, dan Contoh Majas Pertautan – Majas pertautan ialah gaya bahasa pada suatu ungkapan dalam kalimat berkias yang mempunyai kekerabatan pertautan terhadap suatu hal yang ingin diutarakan. Berdasarkan jenisnya majas pertautan sanggup dibedakan ke dalam sembilan macam diantaranya ialah Metonomia, Eufimisme, Sinekdoke, Epitet, Erotesis / Retoris, Elipsis, Paralesis, Eponim, dan Alusio. Berikut penjelasannya :


A. Majas Metonomia


Majas metonomia ialah ungkapan gaya bahasa yang menjelaskan suatu hal dengan memakai nama yang secara konvensional telah menempel dan identik pada hal tersebut. Majas ini diglongkan ke dalam majas perbandingan kalau dilihat dari sisi bentuk serta penggunaannya. Akan tetapi dilihat dari perspektif keterhubungan antara makna dengan suatu hal yang menjadi identitasnya, maka majas ini juga digolongkan ke dalam majas pertautan.


Perhatikan rujukan majas metonomia dalam kalimat berikut :


1. Saya melihat gosip lowongan kerja di perusahaan ini di Lampung News. (perusahaan surat kabar)

2. Kalau tabunganku sudah cukup, saya akan membeli Pajero Sport. (kendaraan roda empat)

3. Bu Hesti telah membaca dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata. (novel)


B. Majas Sinekdoke


Majas ini terbagi menjadi dua macam yakni :


1. Majas Pars Pro Toto


Majas Pars Pro Toto ialah majas yang menyatakan sebagian dari suatu hal untuk menjelaskan keseluruhan dari hal tersebut. Contoh :


– Harga kambing menjelang Hari Raya Idul Adha mencapai Rp. 3000.000,00 per-ekornya untuk kualitas A.

– Di kelurahan Banjar Sari setidaknya terdapat lebih dari 122 kepala keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan.


2. Majas Totem Pro Parte


Majas Totem Pro Parte ialah gaya bahasa yang menyatakan keseluruhan sebagai perwakilan dari sebagian terhadap suatu hal. Contoh :


– SDN 02 Kemiling Permai berhasil menggungguli SDN 03 Kemiling Permai pada selesai dalam lomba cerdas cermat antar SDN se-kecamatan Kemiling.

– Pengajian Ar Rahman berhasil memboyong piala bergilir pada perlombaan lagu islami dalam peringatan 1 Muharam 1432 H.


3. Majas Alusio


Majas ini pada penggunaan kalimatnya mengungkapkan suatu peristiwa, perumpamaan, atau tokoh tertentu yang secara umum telah dipahami atau diketahui oleh kebanyakan orang.


Contoh :


– Saya benar-benar berharap semoga insiden berdarah yang terjadi pada 30 September 1965 tak terulang kembali di masa sekarang. (peristiwa Gerakan 30 September PKI)

– Jangan hingga ada lagi Angeline – Angeline di negeri ini. (Angeline ialah seorang anak yang menjadi korban tindak asusila dan pembunuhan)


4. Majas Eufimisme


Majas eufismisme ialah gaya bahasa yang mengungkapkan suatu hal yang dirasa tabu untuk dikatakan dan menggantinya dengan perkataan atau istilah halus dengan tujuan semoga tidak menyinggung yang bersangkutan.


Contoh :


– Gadis cilik tuna netra itu ternyata telah hafal Al Qur’an sebanyak 30 juz. (penyandang cacat tidak sanggup melihat)

– Minah sengaja tiba ke Jakarta mengadu nasib dengan menjadi ajun rumah tangga. (pembantu rumah tangga)

– Buat apa kamu sekolah tinggi-tinggi kalau hanya menjadi pramusaji di restauran kecil ini? (pelayan)


5. Majas Eponim


Majas Eponim ialah gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu hal yang secara umum telah dimengerti atau diketahui dan mempunyai keterkaitan dengan abjad atau sifat tertentu yang hendak diutarakan.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Contoh :


– Dalam kondisi serba sulit pada zaman kini ini, rakyat jelata begitu mengharapkan hadirnya hero piningit. (sosok lelaki yang menjadi cita-cita bangsa)

– Apa saya harus memakai pedang Zulfikar untuk menebas koruptor itu? (nama sebuah pedang)


6. Majas epitet


Majas epitet ialah majas yang mejelaskan sesuatu hal dengan hasil deskripsi abjad atau sifat dari obyek tertentu. Contoh :


– Meskipun kini ekonomi keluarga sedang dalam keadaan sulit, jangan hingga kita berurusan dengan lintah darat. (renternir)

– Pedagang sayuran itu dahulu berprofesi sebagai kupu-kupu malam. (pekerja sec komersial)


7. Majas Erotesis / Retoris


Majas Erotesis atau Retoris ialah ungkapan gaya bahasa yang disampaikan dalam bentuk pertayaan yang tidak memerlukan jawaban. Pada penerapannya dalam kalimat, majas ini bertujuan untuk mengingatkan, menyindir, dan lain sebagainya. Perhatikan rujukan berikut :


– Menurutmu apa masa depanmu akan jauh lebih baik kalau kamu hanya berdiam diri tanpa usaha?

– Kau kira saya tak murka melihat saudaraku dihina di depan mataku sendiri?

– Bagaimana kamu akan lulus ujian kalau kerjamu hanya main-main saja?


8. Majas Paralesis


Majas paralesis ialah majas yang mengungkapkan dua hal yang berbeda namun mempunyai kesamarataan / kesejajaran / kesetaraan derajat tertentu. Contoh :


– Kaya atau miskin sama saja di mata Tuha, yang membedakan hanyalah kualitas kepercayaan dan taqwa.

– Untuk memakai jasa transportasi kereta api baik cukup umur dan belum dewasa dikenakan biaya yang sama.


9. Majas elipsis


Majas elipsis ialah majas yang melaksanakan penghilangan salah satu unsur dalam kalimat pada penyampaiannya. Contoh :


– Kami akan ke rumah paman esok pagi.


Penjelasan :


Pada kalimat di atas menghilangkan unsur predikat verba yakni “pergi”. Pada umumnya sebuah kalimat setidaknya tersusun atas dua unsur yakni subyek dan predikat.


– Adi gres saja dari kampus. (penghilangan predikat verba “pulang”)

– Raisa gres akan ke pasar. (penghilangan predikat verba “pergi”)


Sumber :

http://kakakpintar.com/pengertian-jenis-dan-contoh-majas-pertautan/


Baca Juga:


Perbedaan Frasa, Klausa, & Penjelasannya

Pengertian Klausa Inti & Bawahan Serta Contohnya

Pengertian dan 36 Contoh Majas Simbolik



Sumber https://ruangseni.com