Judul Tesis : Analisa Bisnis IPTV (Internet Protocol TV) di Indonesia- Studi Kasus Telkom Divre II Jakarta)
A. Latar Belakang
Dengan teknologi IPTV yang mengatakan peluang bisnis gres untuk industri telekomunikasi dan jumlah pasar broadband yang masih tumbuh terus maka Indonesia merupakan peluang sangat potensial untuk mendesign dan berbagi layanan IPTV. Untuk mengimplementasikan IPTV memerlukan mata rantai yang panjang yang melibatkan beberapa perusahaan untuk bekerja sama dalam berbagi teknologi IPTV tersebut. Mata rantai tersebut sanggup dimulai dari content provider, content agregator, service provider, jaringan layanan provider, jaringan susukan provider dan pelanggan broadband. Hal ini menarik bagi operator telekomunikasi dalam negeri maupun ajaib untuk investasi dalam berbagi layanan tersebut.
Bisnis pertelevisian di Indonesia kini ini sudah dimulai dengan munculnya promo-promo dari operator TV berlangganan (Pay TV) gres mirip ASTRO sehingga semakin meramaikan kompetisi industri pertelevisian. Operator Pay TV pertama kali diawali dengan munculnya Kabel Vision kemudian diikuti Indovision, Telkom Vision, Indosat M2 dan ASTRO. Kondisi persaingan dan pertumbuhan pasar Pay TV tersebut akan ibarat pertumbuhan telepon seluler yang tumbuh relatif cepat.
B. Rumusan Masalah Tesis
- Bagaimana konsep layanan IPTV dengan model bisnis IPTV.
- Bagaimana bisnis IPTV di Indonesia khususnya Telkom Jakarta dengan memperhatikan infrastruktur teknologi susukan yang ada dan customer base yang akan dipakai serta memakai pembanding (benchmark) dari bisnis IPTV di Hong Kong dan Perancis.
C. Landasan Teori
Layanan IPTV
IPTV merupakan adonan dari beberapa teknologi yang terkait untuk mengirimkan aktivitas TV dengan koneksi broadband melalui Internet. Teknologi tersebut mirip software dan hardware yang masih terus dikembangkan. IPTV menjamin dikembangkannya fleksibilitas dan skalabilitas teknologi IP untuk mengubah televisi dengan menyediakan susukan terhadap lebih banyak content dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan Broadcast TV tradisional yang sanggup diubahsuaikan selera dan memungkinkan layanan interaktif. IPTV memakai arsitektur switch digital video daripada arsitektur channel based dari broadcast TV. Perbedaannya ialah arsitektur channel based mengirimkan ratusan aktivitas ke pelanggan sedangkan arsitektur switch digital video hanya mengirimkan kanal atau content sesuai seruan pelanggan.
Arsitektur IPTV
Sistem IPTV terdiri dari beberapa segmen, yaitu content network, core network, access network dan home network. Elemen penting dalam jaringan IPTV ialah DSLAM ( Digital Subscriber Line Access Multiplexer). Perangkat ini pada umumnya berada pada local exchange/POP (point of presence) dan dipergunakan untuk mengkonsentrasikan traffic pada jaringan susukan (last mile)selanjutnya terhubung pada core IP network yang mempunyai bandwidth jauh lebih besar, contohnya berupa STM-1 (Synchronous Transmission Module-1) yang mempunyai kecepatan 155 Mbit/s setara dengan OC-3 (Optical Carrier-3 pada Synchronous Optical Networking).
Fleksibilitas Layanan IPTV
Perusahaan telekomunikasi (Telco) seharusnya berbagi jaringan IPTV untuk memasuki Complete Digital Service Providers (CDSP) dan menangkal layanan – layanan yang maju dari pesaingnya mulai untuk menawarkan, memasukkan layanan “triple play” voice, data dan video. Dengan menambahkan IPTV pada portofolio layananya, perusahaan telekomunikasi mungkin sekali untuk memelihara pelanggannya yang mungkin mematikan salurannya dan memakai voice, internet kecepatan tinggi dan layanan TV dari operator mobile (MSO) , provider satelit atau ISP (Internet Service Provider).
D. Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan metode deskriptif analitik. Studi literatur yang bekerjasama dengan teori dan konsep IPTV serta literatur wacana kelayakan bisnis.
Menganalisis permasalahan dengan aspek-aspek yang mensugesti untuk memperoleh model bisnis dan kelayakan dari IPTV.
E. Kesimpulan
- Bisnis IPTV merupakan bisnis yang layak diimplementasikan PT. Telkom di wilayah cakupan DIVRE II Jakarta dengan sasaran pelanggan yang mempunyai kehidupan sosial ekonomi kelas atas dan kelas menengah, menyukai hiburan dan memakai layanan broadband Speedy.
- Berdasarkan data pertumbuhan pelanggan IPTV di France Telecom dan PCCW Hong Kong maka jumlah pelanggan dan pertumbuhan pelanggan IPTV di Indonesia sanggup diproyeksikan sebagai pelanggan pesimis sesuai France Telecom dan pelanggan optimis sesuai PCCW Hong Kong.
- IPTV layak diimplementasikan di Telkom DIVRE II Jakarta dengan memakai proyeksi jumlah pelanggan optimis yang menghasilkan NPV sebesar Rp. 61,5 milyar, IRR sebesar 42,46% dan PP selama 3 tahun.
Contoh Tesis Bisnis IPTV
- Analisa Bisnis IPTV (Internet Protocol TV) di Indonesia- Studi Kasus Telkom Divre II Jakarta)
Sumber https://idtesis.com