Showing posts with label Leadership. Show all posts
Showing posts with label Leadership. Show all posts

Saturday, March 4, 2017

Apakah Kemampuan Leadership Bisa Dilatih Atau Bawaan Lahir?

[vc_row css=”.vc_custom_1544440140525{margin-bottom: 30px !important;}”][vc_column][vc_single_image source=”featured_image” img_size=”large”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Apakah Anda seorang pemimpin? Apakah Anda merasa mempunyai jiwa kepemimpinan/leadership? Kira-kira Leadership/Kepemimpinan itu menyerupai apa? Coba berikan pendapat Anda.


Anda yang sedang membaca artikel ini mungkin yaitu seorang pemimpin di perusahaan atau pernah menjadi pemimpin dalam sebuah kelompok. Menurut Anda, sifat kepemimpinan/leadership ini dari mana asalnya? Apakah benar hanya bawaan lahir atau sanggup dilatih melalui Pelatihan Leadership?


Silakan baca artikel ini hingga selesai biar Anda mendapat balasan apakah bekerjsama kemampuan leadership ini bisa didapat dari training leadership atau sebab talenta seseorang.


Sebelum kita ulas lebih dalam wacana leadership, kami akan menjelaskan terlebih dahulu definisi dari Pemimpin / Leader. Pemimpin yaitu seseorang yang mempunyai kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mengarahkan ataupun mengkoordinasi untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi.


Ciri-ciri Seorang Pemimpin


Menurut Jack Welch, ada 5 ciri khas seorang pemimpin yang baik.




  1. Memiliki energi positif




Sebagai seorang pemimpin tentu merupakan sentra dari suatu tim, sehingga enegi dari pemimpin akan mempengaruhi anggota timnya. Pemimpin yang baik yaitu orang yamng mempunyai energi positif sehingga ia bisa memimpin dan mengarahkan anggotanya dengan baik ke tujuan yang diinginkan.




  1. Mampu memperlihatkan energi ke orang lain




Seperti yang dijelaskan di atas, pemimpin yang baik bisa mempengaruhi anggota timnya dengan kata lain sanggup memperlihatkan energi ke orang lain, terutama anggota timnya. Dengan energy positif yang disalurkan juga ke anggota tim, seluruh anggota sanggup bersinergi dan bekerja dengan baik. Kinerja yang optimal dari suatu tim menjadi sebuah sistem yang menciptakan tim sanggup mencapai tujuannya dengan cepat.




  1. Tegas dalam memberi keputusan




Pemimpin juga merupakan seorang decision maker. Semua keputusan penting berada di tangannya. Pemimpin yang baik tentu harus mempunyai sifat tegas dalam member keputusan biar anggota timnya tidak galau dan sanggup segera mengeksekusi apa yang telah diputuskan. Jika pemimpin plin plan dan bersikap tidak objektif tentu hal ini akan menyusahkan tim dan kesannya menghambat keseluruhan kinerja tim tersebut.




  1. Eksekusi




Seorang leader tidak hanya mengarahkan dan memutuskan namun juga sanggup mengeksekusi apa yang ia telah omongkan. Semua perkataan dari seorang leader harus sanggup ia sanksi dengan baik dan menjadi contoh bagi timnya kelak.




  1. Passion




Pemimpin yang baik tentunya harus punya passion terhadap apa yang dikerjakannya. Dengan passion ini, pemimpin akan bisa bekerja dengan sepenuh hati dan seluruh anggota tim juga akan ikut terpengaruh sehingga bekerja dengan hati. Semua hal yang dikerjakan dengan hati tentu hasilnya akan optimal.


Passion dari seorang pemimpin sanggup menjadi sebuah pola biar tetap fokus pada tujuan simpulan sebuah tim. Passion jugalah yang menjadi materi bakar semangat seorang pemimpin bekerja dan memotivasi timnya bekerja sehingga tujuan yang diinginkan cepat tercapai.


Sekarang, mari kita simak lebih lanjut konsep asal permintaan Kepemimpinan


Asal Usul Kepemimpinan


Menurut jago teori kepemimpinan, ada tiga buah konsep dasar mengenai asal permintaan kepemimpinan.




  1. Teori Genetis




Menurut teori ini, “Pemimpin itu dilahirkan dan bukan dibentuk”. Dari pandangan teori ini, seseorang sanggup menjadi pemimpin sebab faktor keturunan atau memang dilahirkan sebab mempunyai talenta kepemimpinan. Teori ini mungkin saja benar, sebab talenta dari seseorang ini memang sudah dibawa ketika ia lahir. Bukan hanya talenta kepemimpinan namun talenta lainnya juga menyerupai itu adanya. Faktor bawaan lahir ini disebut faktor dasar. Dalam kehidupan nyata, teori ini sanggup terjadi di kalangan aristokrat atau raja sebab orang tuanya yaitu raja maka anak yang dilahirkan dalam keturunan tersebut sanggup menjadi raja.




  1. Teori Sosial




Menurut teori ini, “Pemimpin yaitu seseorang yang dibuat dan bukan dilahirkan”. Dari pandangan teori ini, semua orang yaitu sama dan mempunyai potensi menjadi pemimpin. Tiap individu mempunyai talenta menjadi pemimpin dan faktor lingkungan yang mempengaruhi talenta ini sehingga sanggup disalurkan dengan baik. Faktor ini disebut faktor latihan.


Dari pandangan ini, individu sanggup dididik, dilatih dan dibina untuk menjadi pemimpin. Jadi, setiap orang mempunyai potensi menjadi pemimpin meskipun bukan berasal dari kalangan aristokrat asalkan sanggup dididik, diajar dan dilatih.




  1. Teori Ekologis




Menurut teori ini, “Pemimpin yang baik yaitu yang dilahirkan telah mempunyai talenta kepemimpinan dan mengasah bakatnya itu melalui pendidikan, latihan dan pengalaman yang memungkinkan untuk membuatkan bakatnya tersebut.”


Jadi inti dari teori ini yaitu seorang pemimpin yaitu perpaduan antara faktor keturunan dan faktor talenta dan lingkungan menyerupai pendidikan dan training yang memungkinkan talenta tersebut sanggup teraktualisasi dengan baik. Pelatihan ini sanggup berupa training leadership yang sering dilakukan oleh beberapa instansi training di beberapa kota di Indonesia menyerupai yang ada di GLC, wadah training leadership di Jakarta. Pelatihan leadership sanggup berupa coaching menyerupai business coaching ataupun mentoring biar lebih menggali dan membuatkan sifat kepemimpinan Anda.


Kesimpulan


Menurut Anda, dari ketiga teori, mana yang lebih baik? Coba berikan pandangan anda sebelum Anda melanjutkan membaca artikel ini.


Jadi berdasarkan kami, kemampuan leadership itu bisa saja didapat sebab talenta bawaan lahir dan talenta itu sanggup dikembangkan dengan training leadership sehingga menghasilkan seorang pemimpin yang berkualitas.


Semoga artikel ini sanggup bermanfaat buat Anda. Apabila Anda tertarik dan mendapat manfaat dari artikel ini silakan bagikan di sosial media Anda serta berikan komentar lebih lanjut wacana arti kepemimpinan dan berdasarkan Anda dari manakah kepemimpinan didapat serta mengapa demikian?[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Monday, February 20, 2017

Coaching Dan Leadership Abad Kini

[vc_row css=”.vc_custom_1544440140525{margin-bottom: 30px !important;}”][vc_column][vc_single_image source=”featured_image” img_size=”large”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Generasi milenial mendominasi pasar dan perusahaan dikala ini. Mereka termasuk golongan usia produktif. Generasi ini cenderung menguasai teknologi dan berpikir kreatif. Mereka juga ialah konsumen yang cukup dominan.


Dengan demikian, ini menciptakan perusahaan berlomba-lomba untuk unjuk kreatifitas. Banyak perusahaan yang sulit menyesuaikan diri sehingga karam dalam persaingan.


Untuk mengimbangi tren pasar dan canggihnya teknologi tentu butuh ide yang kreatif. Ide-ide ini bisa Anda dapatkan dari pemimpin milenial. Pemimpin milenial bisa jadi karyawan Anda atau mungkin juga Anda.


Sebuah nilai tambah apabila Anda ialah pemimpin milenial. Banyak milenial di dunia bisnis belum paham cara memimpin yang baik. Salah satu kelemahannya ialah cenderung simpel mendapatkan tantangan. Lebih suka mengambil resiko namun tidak tahu arah dan tujuan dalam memimpin.


Coba Anda pikirkan kalau pemimpin milenial memakai teknik coaching. Teknik ini menyerupai bertanya untuk menemukan solusi dari lawan bicara Anda. Bayangkan saja milenial ialah orang yang mempunyai rasa ingin tahu yang cukup tinggi. Dengan teknik ini tentu menciptakan pemimpin milenial bisa menjadi coach yang baik.


Nah, semoga Anda lebih paham silakan baca artikel ini hingga selesai. Di bawah ini akan diulas lebih dalam kunci coaching dalam leadership. Beberapa poin ini perlu Anda perhatikan semoga esensi memimpin dan coaching tetap selaras. Mari kita simak Bersama


Kunci Penting Coaching dalam Leadership


1.      Cek Produktifitas Tim


Meski sebagai pemimpin, Anda tidak bisa menilai kinerja karyawan hanya dari hasil kerjanya. Perlu adanya patokan evaluasi yang bisa menjadi pola Anda. Nah, Key Performance Indicator (KPI) ialah kunci Anda menilai secara objektif karyawan Anda.


KPI tiap orang dan tiap jabatan berbeda. Dari hasil KPI tentu Anda tahu karyawan mana yang butuh proteksi Anda. Ada yang mungkin sedang berkembang. Nah, dari KPI ini bisa menjadi satu pola bagaimana produktifitas tiap karyawan.


Anda mungkin bisa mulai mendekati beberapa karyawan yang butuh proteksi Anda. Mulai memberi pertanyaan dasar namun informal terkait problem yang dihadapi. Dengan pendekatan ini Anda sanggup focus meningkatkan produktifitas dengan memberi dukungan pada anggota Anda.


2.      Hormati Anggota Tim Anda


Anda ialah pemimpin yang mempunyai anggota tim yang banyak. Namun, bukan berarti Anda hanya ingin dihormati namun tidak menghormati karyawan Anda. Bisa jadi Anda seorang pemimpin milenial dengan anggota berusia lebih renta dari Anda.


Hormat pemimpin kepada karyawan bukan juga berarti Anda tunduk pada anggota. Hormat yang dimaksud disini ialah percaya dan memperlihatkan “ruang” untuk berkreasi.


Percaya kepada anggota Anda ialah kunci menghargai. Selain itu juga meningkatkan ikatan yang kasatmata antara pemimpin dan bawahan.


Nah, dengan teknik coaching Anda juga bisa memperlihatkan rasa hormat.  Anda melontarkan pertanyaan dan memberi ruang bagi karyawan menemukan solusi untuk masalahnya sendiri. Dengan demikian, karyawan Anda merasa ikut andil dan diberi kepercayaan menuntaskan masalah.


3.      Beritahu Alasan Goal Anda


Dengan trust yang sudah terbentuk, Anda sanggup menceritakan goal jangka panjang dan pendek dari bisnis Anda. Selalu beritahu karyawan Anda mengapa goal Anda demikian. Hal ini menciptakan karyawan Anda merasa ikut andil dalam mencapai goal itu.


Keuntungan lainnya ialah karyawan lebih paham goal Anda. Lalu, Anda bisa memperlihatkan cara meningkatkan kinerja dan rencana untuk mencapai goal tersebut. Makara pada balasannya tim Anda akan bekerja dengan lebih focus dan hasil yang dicapai lebih cepat.


4.      Pastikan Lingkungan Kerja Produktif


Pada umumnya sistem perusahaan cukup formal. Hal ini menciptakan relasi atasan dan bawahan menjadi kaku. Namun intinya ini menciptakan bawahan Anda menjaga jarak dengan Anda.


Dalam teknik coaching, Anda perlu membangun sebuah lingkungan kerja yang nyaman. Dengan lingkungan yang lebih santai menciptakan bawahan lebih simpel untuk diajak coaching. Ide-ide gres muncul apabila diskusi dilakukan dengan terbuka.


Nah dalam coaching, Anda juga sanggup memastikan bagaimana karyawan bisa meningkatkan produktifitas mereka. Mungkin mereka mempunyai ide manis yang bisa Anda implementasikan dalam perusahaan.


5.      Dukung Tim Anda


Support secara tidak pribadi bisa meningkatkan kinerja karyawan. Dukungan tidak harus secara bahan namun bisa jadi secara psikologis.


Anda mungkin bisa saja membantu mereka tetapkan keseimbangan hidup tanpa perlu memaksa mereka untuk lembur. Jadilah seorang role model sehingga karyawan Anda mencar ilmu dari Anda. Berikan dukungan secara personal pada momen penting dalam hidup karyawan Anda. Ini akan memberi kesan yang membekas pada mereka.


6.      Berikan Pujian dan Himbauan secara Positif


Pemimpin tidak salahnya memperlihatkan kebanggaan ketika karyawan Anda sukses. Pencapaian mereka ialah keberhasilan juga bagi Anda. Ini menciptakan karyawan Anda merasa dihargai dan diakui.


Begitu juga ketika mereka berbuat kesalahan, cobalah untuk tidak menuding. Lakukan komunikasi dan coba untuk diskusi kemudian berikan masukan untuk memperbaiki kesalahan mereka. Hal ini akan lebih baik dan nyaman bagi karyawan Anda. Namun usahakan untuk bisa tegas dikala kesalahan yang sama terus terjadi.


Nah, dari keenam kunci coaching dalam leadership ini tentu Anda lebih paham inti dari coaching bagi karyawan Anda. Pemimpin bukan berarti selalu berada di atas dan harus dihormati. Jadikan diri Anda sebagai teman diskusi bagi karyawan Anda. Kurangi batasan diri antara pemimpin dan bawahan Anda. Dengan demikian, coaching akan lebih simpel dilakukan.


Jika Anda tertarik untuk tahu bisnis coaching lebih dalam silakan konsultasikan dengan bisnis coach kami. Anda bisa menghubungi kontak yang ada di halaman ini. SIlakan share juga artikel ini kalau menginspirasi bagi Anda. Semoga bermanfaat, Always Go Big![/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Sunday, February 19, 2017

6 Gaya Kepemimpinan Dalam Perusahaan [+1 Yang Wajib Dimiliki]

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Gaya kepemimpinan apa yang paling efektif dalam menjalankan sebuah perusahaan?


Ini merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh para pemilik bisnis.


Pemimpin yang baik dapat masuk ke dalam situasi apapun, kemudian membawa timnya tolong-menolong menuju visi misi utama organisasi.


Pemimpin yang lebih baik lagi dapat mengerti kelebihan dan kekurangan timnya. Dia akan menyesuaikan gaya kepemimpinan saat menghadapi setiap anggota tim sehingga mereka dapat mencapai hasil yang lebih baik lagi.


Dari definisi ini, dapat kita katakan bahwa pemilik bisnis yang masih mempunyai posisi dalam menjalankan perusahaan yaitu seorang pemimpin.[/vc_column_text][vc_single_image image=”3125″ img_size=”large”][vc_column_text]Ada beberapa gaya kepemimpinan yang sering dibahas. Mengetahui gaya kepemimpinan mana yang paling cocok untuk diri kita sendiri dapat menciptakan kita menjadi pemimpin yang lebih efektif.


Kita akan mengerti kelebihan kita di aspek apa, kemudian dimaksimalkan dengan baik. Selain itu kita juga berguru untuk merevisi kelemahan-kelemahan kita.


Menurut Tony Robbins, gaya kepemimpinan dalam organisasi dapat dibagi menjadi 6 jenis:



  1. Kepemimpinan Demokratis

  2. Kepemimpinan Visioner

  3. Kepemimpinan Dengan Coaching

  4. Kepemimpinan Afiliatif

  5. Kepemimpinan Dengan Pacesetting

  6. Kepemimpinan Otoriter

  7. Kepemimpinan Yang Paling Penting. Apa itu?


Kita secara alami condong pada satu gaya kepemimpinan, namun kita boleh mengubah gaya kepemimpinan kita sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dialami.


Mari kita bahas satu per satu.[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width=”1/2″ css=”.vc_custom_1552396120015{margin-top: 30px !important;}”][vc_custom_heading stripe_pos=”hide” text=”Kepemimpinan Demokratis” use_theme_fonts=”yes”][vc_single_image image=”3126″ img_size=”large”][vc_column_text]


Pemimpin dengan gaya menyerupai ini lebih mementingkan keanekaragaman keahlian dan pengalaman yang ada pada anggota-anggota timnya.


Pengambilan keputusan dilakukan secara bersama. “Bagaimana berdasarkan Anda?”, yaitu pertanyaan yang paling sering ditanyakan kepada anggota tim.


Dengan cara ini, keputusan lebih mufakat dan anggota tim lebih percaya pada pemimpinnya.


Gaya kepemimpinan menyerupai ini cocok untuk membangun kekompakan tim. Butuh waktu yang cukup panjang dalam proses berguru dan saling mengerti satu sama lain.


Namun gaya ini tidak cocok dalam menghadapai situasi atau kondisi darurat, dimana kita membutuhkan respon yang cepat dan sigap.[/vc_column_text][/vc_column_inner][vc_column_inner width=”1/2″ css=”.vc_custom_1552396123973{margin-top: 30px !important;}”][vc_custom_heading stripe_pos=”hide” text=”Kepemimpinan Visioner” use_theme_fonts=”yes”][vc_single_image image=”3128″ img_size=”large”][vc_column_text]Pemimpin tipe visioner ini melihat jauh kedepan. Pemimpin menyerupai ini mempunyai kelebihan dalam memilih arah yang harus ditempuh organisasi.


Para pemimpin dengan gaya ini biasanya yaitu tipe pemikir. Mereka dapat menemukan solusi gres untuk sebuah permasalahan, solusi yang hampir tidak terpikirkan oleh banyak orang.


Contoh pemimpin tipe ini yaitu Steve Jobs. Inilah yang menimbulkan Apple selalu menjadi trend-setter dalam pasarnya.


Namun pemimpin tipe ini biasanya tidak berpengaruh dalam perencanaan yang mendetil. Biasanya mereka akan mendelegasikan perencanaan dan sanksi pada orang-orang yang mereka percayai.[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_row_inner][vc_column_inner width=”1/2″ css=”.vc_custom_1552396120015{margin-top: 30px !important;}”][vc_custom_heading stripe_pos=”hide” text=”Kepemimpinan Dengan Coaching” use_theme_fonts=”yes”][vc_single_image image=”3129″ img_size=”large”][vc_column_text]Gaya kepemimpinan coaching ini sangat memakan waktu dan energi alasannya fokus pada individu, namun ada benefitnya.


Pemimpin dengan gaya ini berusaha untuk membangun kekerabatan yang berpengaruh dengan setiap anggota timnya. Ingin mengerti apa harapan, impian, kepercayaan dan nilai yang dipegang oleh anggotanya.


Gaya kepemimpinan ini sangat baik, pemimpinnya membimbing setiap anggotanya berdasarkan apa yang terbaik buat setiap individual.


Namun resikonya yaitu tidak semua orang dapat terbuka untuk di-coaching, mereka akan merasa di-“micromanaged”. Jadi, kita harus mengerti dulu anggota yang akan dibimbing.[/vc_column_text][/vc_column_inner][vc_column_inner width=”1/2″ css=”.vc_custom_1552396123973{margin-top: 30px !important;}”][vc_custom_heading stripe_pos=”hide” text=”Kepemimpinan Afiliatif” use_theme_fonts=”yes”][vc_single_image image=”3130″ img_size=”large”][vc_column_text]Afiliatif disini berarti “team first”, tim yaitu prioritas utama.


Gaya kepemimpinan ini fokus pada membangun rasa percaya dan ikatan emosi dalam grup, sehingga setiap anggota mempunyai rasa kepemilikan yang sama.


Gaya kepemimpinan ini cocok diterapkan saat watak tim sedang rendah. Dengan menunjukkan kebanggaan dan dorongan kepada para anggota, tim menjadi lebih solid.


Namun terlalu sering memakai gaya kepemimpinan menyerupai ini dapat berdampak negatif. Jangan hingga visi misi besar organisasi terlupakan alasannya terlalu fokus pada tim kita.[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_row_inner][vc_column_inner width=”1/2″ css=”.vc_custom_1552396120015{margin-top: 30px !important;}”][vc_custom_heading stripe_pos=”hide” text=”Kepemimpinan Dengan Pacesetting” use_theme_fonts=”yes”][vc_single_image image=”3131″ img_size=”large”][vc_column_text]Pemimpin dengan gaya menyerupai ini suka terjun ke lapangan. Dia memimpin dengan cara pribadi menunjukkan contoh.


Pemimpin menyerupai ini biasanya menciptakan sebuah standar yang tinggi untuk diri mereka sendiri, berharap dapat menjadi sebuah motivasi untuk timnya supaya lebih berusaha.


Gaya kepemimpinan menyerupai ini cocok diterapkan pada tim yang berisi orang-orang dengan motivasi tinggi, yang selalu berusaha menjadi individu lebih baik.


Namun cara menyerupai ini tidak cocok saat kita menunjukkan tumpuan menjalankan sebuah pekerjaan yang membutuhkan langkah-langkah detil.


Selain itu, pemimpin yang menciptakan standar terlalu tinggi juga berisiko menimbulkan anggota timnya merasa tertekan.[/vc_column_text][/vc_column_inner][vc_column_inner width=”1/2″ css=”.vc_custom_1552396123973{margin-top: 30px !important;}”][vc_custom_heading stripe_pos=”hide” text=”Kepemimpinan Otoriter” use_theme_fonts=”yes”][vc_single_image image=”3132″ img_size=”large”][vc_column_text]Pemimpin dengan gaya ini biasanya bersifat lebih banyak didominasi dalam setiap pengambilan keputusan. Setiap kebijakan, peraturan, dan mekanisme biasanya merupakan wangsit pribadi dari si pemimpin.


Gaya kepemimpinan menyerupai ini membatasi inisiatif dan kebebasan berpikir para anggotanya. Komunikasi cenderung satu arah yaitu dari atas (pemimpin) ke bawah (anggota).


Gaya kepemimpinan ini biasanya ditemukan di perguruan kepolisian dan kemiliteran.


Gaya ini cocok dalam menangani suatu situasi atau kondisi darurat yang membutuhkan penanganan pribadi dari yang berpengalaman, yaitu si pemimpin sendiri.


Namun kalau sering digunakan, gaya kepemimpinan ini dapat menurunkan watak tim dan biasanya menimbulkan anggota keluar dari tim.[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_row_inner][vc_column_inner css=”.vc_custom_1554446328403{margin-top: 30px !important;}”][vc_custom_heading stripe_pos=”hide” text=”Kepemimpinan Dengan Melayani (Servant)” use_theme_fonts=”yes”][vc_single_image image=”3133″ img_size=”large”][vc_column_text]Ini merupakan gaya kepemimpinan yang sangat penting.


Bahkan sebenarnya, apapun gaya kepemimpinan yang cocok untuk Anda, semuanya harus didasari dengan gaya kepemimpinan servant (melayani).


Gaya kepemimpinan ini berfokus dalam mencapai satu hal yang paling utama, sesuatu yang baik. Seperti bermanfaat untuk lapangan kerja, sebuah komunitas, atau bahkan untuk dunia ini.


Gaya kepemimpinan ini dikatakan paling efektif alasannya dapat menjaga kita supaya tetap fokus pada visi misi organisasi, dan terus berjalan saat kita menghadapi tantangan-tantangan yang besar.[/vc_column_text][vc_custom_heading stripe_pos=”hide” text=”Gaya Kepemimpinan Apa Yang Paling Efektif?” use_theme_fonts=”yes”][vc_column_text]Kembali lagi ke pertanyaan di awal artikel ini. Sekarang kita mengerti bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang paling bagus, yang paling efektif dalam memimpin sebuah organisasi.


Kita harus dapat mengubah gaya kepemimpinan kita sesuai situasi dan kondisi. Sehingga kita dapat menghadapi setiap tantangan dengan lebih baik, dan kemudian mencapai tujuan utama dengan lebih cepat.


Ingin mengetahui gaya kepemimpinan yang cocok sesuai huruf Anda? Anda dapat menghubungi kami untuk berdiskusi dengan salah satu coach GLC.


Semoga bermanfaat. Silakan dibagikan ke orang-orang yang Anda rasa dapat mendapat manfaat dari artikel ini.


Always GO BIG!!![/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row]



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Saturday, February 18, 2017

5 Abjad Utama Yang Diharapkan Dalam Kepemimpinan Bisnis

[vc_row css=”.vc_custom_1544440140525{margin-bottom: 30px !important;}”][vc_column][vc_single_image source=”featured_image” img_size=”large”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Seorang pemimpin dalam bidang organisasi maupun bisnis mempunyai tanggungjawab yang besar tidak hanya untuk bisnisnya namun terhadap anggota yang ia pimpin. Secara definisi, pemimpin yaitu pribadi yang mempunyai kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga bisa mempengaruhi orang lai untuk bahu-membahu melaksanakan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian tujuannya.


Pemimpin dan kepemimpinan yaitu suatu kesatuan, pemimpin haruslah mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat. Lalu, kepemimpinan itu ibarat apa? Dalam bisnis, kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang dilaksanakan dalam bisnis yang dilakukan oleh pemimpin. Kepemimpinan yaitu aktifitas untuk mempengaruhi sikap orang lain supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.


Untuk bisa mempegaruhi orang tentu pemimpin harus mempunyai aksara yang kuat. Karakter ibarat apa yang diharapkan dalam kepemimpinan bisnis? Coba berikan pandangan Anda. Sembari Anda memikirkannya, Anda sanggup membaca artikel ini sampai akhir untuk pribadi mengetahui lebih terang aksara yang dibutuhkan dalam kepemimpinan bisnis. Mari kita simak bersama.



  1. Pembelajar


Maksudnya disini bukan hanya pendidikan formal yang harus dipelajari oleh seorang pemimpin namun pemimpin yang kuat harus mau mencar ilmu talenta lainnya di luar pendidikan formal. Karakter pembelajar ini yang menyebabkan seorang pemimpin mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas. Dengan pengetahuan, Anda sebagai seorang pemimpin tentu akan lebih gampang memberi klarifikasi dan isyarat untuk karyawan Anda.


Belajar tidaklah harus melalui training atau kursus namun juga dari pengalaman. Tentu dalam berbisnis banyak pengalaman yang dialami dari pengalaman baik sampai buruk. Pemimpin yang baik ia akan terus mencar ilmu dari kesalahannya dan memperbaiki diri demi membawa kemajuan untuk bisnis yang ia jalankan.


Pendidikan formal diharapkan oleh seorang pemimpin namun bukan hal yan essensial alasannya bukan sebuah jaminan untuk sukses meski sudah mempunyai gelar sarjana. Dalam proses mencar ilmu di sekolah, seseorang dituntut dan dilatih untuk berpikir dan mengambil keputusan. Proses berpikir ini menjadi modal Anda pemilik bisnis supaya cepat mengambil keputusan, menyusun seni administrasi dan membentuk anutan yang taktis dan kritis.



  1. Pelayan


Karakteristik seorang pemimpin yang besar yaitu sifat melayani bukan dilayani. Banyak orang sering beranggapan bahwa seorang pemimpin wajib dilayani namun justru sebaliknya. Pemimpin harus bisa melayani anggotanya dalam konteks profesionalisme bekerja.


Sifat melayani dari seorang pemimpin artinya sanggup menawarkan kenyamanan dan bisa menawarkan kemakmuran bagi karyawannya. Pemimpin tidak hanya memikirkan ihwal dirinya namun juga kelangsungan hidup karyawannya alasannya akan besar lengan berkuasa terhadap kinerja dan perkembangan bisnis.



  1. Pembawa Energi Positif


Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Seorang pemimpin yang bersemangat akan memakai energi positifnya didasarkan pada keikhlasan dan impian untuk mendukung kesuksesan anggotanya. Energi yang kasatmata juga diharapkan untuk menjalin kekerabatan yang baik antara pemimpin dan karyawan.


Ketika seorang pemimpin bisa menyalurkan energy kasatmata dalam timnya maka karyawannya akan mendapatkan energy kasatmata tersebut dan sanggup bekerja dengan bersemangat. Dukungan dari seorang pemimpin untuk kesuksesan karyawannya tentu akan bisa meningkatkan kinerja dan performa karyawan sehingga membawa kemajuan bagi bisnisnya.



  1. Fasilitator


Menjadi pemimpin buka berarti segala macam pekerjaan harus Anda lakukan sendiri. Inilah aksara dari seorang pemimpin yang baik yaitu bisa mendelegasi pekerjaan dan memfasilitasi karyawannya. Karyawan tentu merasa percaya diri dan bersemangat jikalau Anda menawarkan kiprah dan tanggungjawab special kepadanya. Apalagi ditambah dengan akomodasi yang Anda berikan. Anda sebagai fasilitator dihentikan ikut campur dalam proses suatu kinerja namun Anda hanya boleh menawarkan dukungan.


Akan tetapi di saat-saat krusial dan penting tentu beberapa pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan oleh karyawan sanggup Anda kerjakan dan ikut ambil bab supaya tidak menghambat proses perkembangan bisnis Anda.



  1. Penasehat


Seorang pemimpin harus bisa menjadi rekan kerja bagi anggotanya namun masih melihat batasan- batasan professional . Kendala baik eksternal mapun internal dalam dunia bisnis niscaya sering dialami oleh karyawan, Anda sebagai pemimpin harus bisa menjadi pendengar yang baik bagi bawahan Anda. Dengan demikian, karyawan Anda terbuka untuk memberikan aspirasi dan menyebarkan hambatan yang mereka hadapi dalam pekerjaan. Kendala yang dialami akan menjadi hambatan dalam perkembangan bisnis Anda apabila tidak diselesaikan.


Namun, Anda sebagai pemimpin yang baik tidak hanya menjadi pendengar namun bisa membantu karyawan Anda mengatasi hambatan yang dihadapi. Untuk kemajuan dan memupuk independensi serta tanggungjawab dari karyawan, ada baiknya mereka dilatih dengan sistem coaching dari Anda supaya mereka bisa mendapatkan solusi dari masalahnya tersebut.


Coaching untuk tim Anda bisa dilakukan oleh Anda sebagai pemimpin atau melalui pihak ketiga ibarat GLC yang memfasilitasi training bisnis untuk tim. Dengan sistem coaching, karyawan sanggup lebih independen dan digali potensinya untuk menuntaskan duduk masalah dan mengeksekusi pekerjaan dengan lebih bertanggung jawab.


Kelima aksara utama ini yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin dalam bisnis untuk bisa membawa bisnisnya ke jenjang yang lebih baik dan bisa mengarahkan anggotanya demi kesuksesan bersama. Masih banyak aksara lainnya untuk membentuk seorang pemimpin yang baik dan teladan. Untuk mengembangkan sebuah bisnis tidak cukup pemimpin saja yang perlu dibuat karakternya namun karyawannya juga harus mempunyai sikap yang kooperatif dan bisa bekerja sama dengan pemimpinnya.


Semoga artikel ini menawarkan pandangan lebih terang ihwal aksara seorang pemimpin dalam dunia bisnis. Apabila artikel ini menawarkan isu bermanfaat bagi Anda silakan bagikan artikel ini ke social media atau rekan bisnis Anda atau karyawan Anda di level manajerial supaya bisa menjadi pemimpin yang ideal.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Friday, February 17, 2017

Jika Ingin Sukses, Atasi 7 Dilema Kepemimpinan Dalam Perusahaan

[vc_row css=”.vc_custom_1544440140525{margin-bottom: 30px !important;}”][vc_column][vc_single_image source=”featured_image” img_size=”large”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Pemimpin bukanlah posisi yang bisa dinikmati semua orang, hanya orang yang mempunyai kemampuan mumpuni. Dalam memimpin tidak semua pemimpin bisa dikatakan berhasil, bahkan seorang pemilik bisnis belum tentu sanggup menjadi pemimpin yang berhasil. Tidak jarang bagi pemimpin menemukan hambatan dan dilema ketika memimpin timnya.


Sebagai seorang pemilik bisnis sekaligus pemimpin tentu menemukan banyak hambatan dalam proses memimpin tim/perusahaan. Setelah Anda membaca artikel ini, Anda akan menyadari beberapa permasalahan kepemimpinan dalam perusahaan yang mungkin Anda anggap sepele namun sanggup memperburuk perkembangan bisnis Anda.


Berikut yaitu 7 dilema kepemimpimnan dalam perusahaan yang akan kita simak bersama.


1.    Kegagalan Berkomunikasi


Kerumitan bisnis pada masa kini mendesak pemimpin bisnis untuk sanggup berkomunikasi pada tiap level dalam perusahaan. Misalnya, Anda harus menyusun sebuah visi dan membujuk supaya tim Anda baiklah dengan visi Anda tersebut. Anda harus menghubungkan tiap individu dalam perusahaan Anda dan menginspirasi mereka. Anda sebagai pemimpin juga pemilik bisnis dituntut untuk membangun kepercayaan dengan meyakinkan anggota Anda melalui komunikasi lisan dan tindakan nonverbal supaya sanggup memperkuat antar anggota timnya.


Komunikasi efektif sangat sulit alasannya diharapkan komitmen. Anda harus membangun komunikasi yang efektif sebagai prioritas dan perlu adanya kedisplinan, konsistensi, kejelasan pesan dan kemauan untuk menjaga sistem komunikasi itu setiap harinya.


Dengan membangun sistem bisnis komunikasi yang terstruktur bisa menghubungkan tiap level dalam perusahaan, Anda juga sanggup berbagi efektifitas sebagai seorang pemimpin dan mengarahkan perkembangan karyawan baik di level atas maupun bawah.


2.    Kurang Akuntabilitas


Dalam perusahaan, apabila ada pekerjaan besar yang gagal dikerjakan dan beberapa ide tidak berjalan dengan lancar maka Anda kurang mempunyai akuntabilitas. Anda memerlukan sebuah papan pencatatan kinerja yang bisa memonitor hasil kerja yang Anda inginkan. Kebanyakan pemimpin mengetahui hal ini, namun menjadikan hal ini sebagai sebagai sebuah sistem membutuhkan disiplin diri dan fokus. Agar sistem sanggup terbentuk, Anda membutuhkan pertolongan dari karyawan Anda dan tidak gampang terpengaruh sampai hal ini menjadi serpihan dari operasional Anda.


3.    Segan untuk Melakukan Pemecatan


Bahkan pemimpin terbaik masih mempunyai ketakutan untuk memecat karyawan atau anggota timnya kalau di dalam tim ada ikatan keluarga. Coba Anda pikirkan kapan terakhir kali Anda memecat anggota yang mempunyai hubungan keluarga dengan anda? Ini yaitu kelemahan dari seorang pemimpin yang masih memakai pandangan subjektif.


Kita jarang menemukan orang yang mungkin bekerja baik di perusahaan usang namun tidak bisa bekerja dengan baik di perusahaan Anda alasannya di setiap perusahaan mempunyai abjad individu berbeda yang perlu adaptasi satu sama lain. Sejalan dengan berkembangnya perusahaan maka anggota tim dan pemimpin mempunyai keputusan yang sulit untuk terus mengupgrade kemampuan. Sebagai pemimpin carilah orang yang mau bekerja untuk keberhasilan perusahaan dan bukan orang yang memberatkan anggota timnya.


4.    Kurangnya Pemerataan


Sangat sulit bila seluruh anggota tim Anda tidak mempunyai kesamaan cara pandang. Anda sebagai pemimpin tentu merasa tidak baiklah namun Anda harus memastikan bahwa seluruh anggota Anda berada di belakang Anda dan mengikuti semua isyarat Anda untuk mengerjakan segala hal untuk mendukung Anda mencapai tujuan.


Lalu hal sederhana perihal pemerataan yaitu penting adanya sistem kompensasi yang memastikan seluruh karyawan mendapat penghargaan atau komisi atau bonus sesudah mereka bekerja ulet mewujudkan apa yang menjadi tujuan Anda sebagai seorang pemimpin.


Ketika adanya kesetaraan antara hasil kinerja dan reward maka seluruh proses pekerjaan dan karyawan sudah sejajar dan akan berjalan dengan baik.


5.    Kurangnya Visi Yang Jelas


Apakah visi perusahaan Anda? Ketika ditanyakan pada karyawan Anda apa klarifikasi mereka perihal visi perusahaan. Apakah mereka sanggup menguraikan apa arti visi perusahaan terhadap mereka dan bagaimana pekerjaan mereka mendukung visi dan membawa arti untuk pekerjaan mereka? Nah, beberapa pertanyaan ini mungkin bisa menjadi pola bagi Anda apabila belum memilih visi perusahaan Anda. Sebuah visi perusahaan bukan semata uraian kata atau kalimat yang hanya mengandung istilah perusahaan tanpa mempunyai makna apa-apa untuk perusahaan tersebut.


Seorang pemimpin sejati membuat visi untuk masa depan perusahaan yang bisa menawarkan semangat untuk karyawan dan membuat mereka bekerja keras dan berbuat baik meski tidak ada yang melihat. Jaman kini terutama untuk para milenial, mereka beropini bahwa pekerjaan mereka tidak sekedar honor yang mereka terima namun berkontribusi untuk hal yang lebih baik.


6.    Eksekusi yang Tidak Berjalan


Ada 3 alasan pemimpin gagal melaksanakan sanksi perencanaan kerja. Hal pertama yaitu pemimpin tidak mengikut rencananya dengan disiplin. Sering kali, pemimpin merubah rencananya sendiri di pertengahan sanksi mengakibatkan hasil yang terjadi tidak sesuai harapan. Kedua yaitu pemimpin gagal menilai prioritas kepentingan. Banyak pemimpin yang salah membuat evaluasi untuk pekerjaan dan hal apa yang sebaiknya dijadikan prioritas terlebih dahulu. Ketiga yakni pemimpin tidak menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan bidang kerjanya. Nah ini yang sering terjadi di perusahaan. Ketidakmampuan pemimpin menganalisa potensi karyawan ini yang menjadikan pekerjaan terhambat atau usang diselesaikan. Jika Anda kurang mahir maka Anda bisa berafiliasi dengan pihak ketiga yakni bisnis coach menyerupai yang ada di GLC untuk membantu Anda menggali potensi dari karyawan Anda.


Dari ketiga alasan tersebut secara garis besar menuntut pemimpin untuk disiplin dengan rencananya, bisa memilih prioritas dan menganalisa potensi karyawannya. Jika 3 hal ini dilaksanakan maka perusahaan Anda akan cepat berkembang bisnisnya.


7.    Tidak Bisa Menyusun Budaya Perusahaan yang Kuat


Budaya Perusahaan sebagai fondasi dari sebuah perusahaan. Seperti yang pernah dijelaskan dalam artikel sebelumnya perihal efek kepemimpinan dan budaya perusahaan. Pemimpin yang membuat budaya perusahaan. Makara sebagai seorang pemimpin harus bisa menyusun budaya perusahaan yang kuat. Budaya perusahaan Anda menjadi sebuah laba kompetitif yang sanggup menarik perhatian dan mendatangkan hasil yang baik.


Kepemimpinan yaitu sebuah talenta yang sanggup Anda pelajari. Dengan menghindari ketujuh permasalahan ini, Anda akan bisa memimpin tim Anda dan perusahaan Anda menuju kesuksesan. Menurut Anda, kira-kira apa permasalahan terbesar yang Anda hadapi dalam kepemimpinan Anda di perusahaan Anda? Silakan bagikan pengalaman Anda dan jangan lupa bagikan artikel ini juga supaya orang sekitar Anda mengetahui perihal hal yang perlu dihindari dalam memimpin organisasi atau perusahaan.


[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Thursday, February 16, 2017

Pro Da Kontra Tipe Struktur Kepemimpinan Dalam Bisnis

[vc_row css=”.vc_custom_1544440140525{margin-bottom: 30px !important;}”][vc_column][vc_single_image source=”featured_image” img_size=”large”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Struktur kepemimpinan ialah sebuah alur kerja dan tanggungjawab yang menjelaskan bagaimana kekerabatan antara karyawan (anggota) dengan pemilik bisnis/manajer(pemimpin). Dalam bisnis dikenal 2 struktur kepemimpinan yakni struktur kepemimpinan horizontal (sejajar) dan vertical (atas-bawah).


Secara alami, bisnis startup biasanya memakai struktur kepemimpinan horizontal, yang mana fokus pada pendekatan karyawan, dengan lapisan administrasi yang sedikit namun otoritas kerja yang luas. Sebaliknya, bisnis kecil yang masih berkembang, memakai struktur vertical yang tradisional, yang hierarki organisasi dengan administrasi yang berpengaruh dan karyawan sebagai bawahan.


Tidak ada patokan struktur kepemimpinan yang benar atau salah. Baik memakai model struktur kepemimpinan horizontal atau vertical, hal ini tergantung pada visi perusahaan untuk mencakupi keseluruhan budaya perusahaan.


Anda yang membaca artikel ini hingga selesai akan memahami perihal kelebihan dan kekurangan dari struktur kepemimpinan vertical dan horizontal menurut beberapa faktor sehingga Anda mempunyai citra struktur mana yang cocok Anda terapkan dalam perusahaan Anda.


1.    Atas-Bawah vs Sejajar


Struktur kepemimpinan vertical dan horizontal mempunyai hasil yang berbeda dalam hal pengambilan keputusan. Dalam struktur vertical, organisasi mempunyai rantai manajeemen, keputusan biasanya dibentuk dari atas ke bawah, lebih banyak didominasi keputusan ditentukan oleh tingkat atas dalam rantai tersebut. Untuk organisasi besar, memakai sistem atas-bawah dikala membuat keputusan akan memudahkan daripada menunggu setiap anggota dalam tim untuk berkumpul dan berdiskusi.


Struktur horizontal lebih berpusat pada kerjasama tim Daripada memakai sistem hierarki, model kepemimpinan horizontal ini menghilangkan tembok pembatas dalam struktur organisasi sehingga semua karyawan terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Oleh sebab rantai perintah dalam stuktur kepemimpinan horizontal sangat kecil- atau hanya 1 lapis- pengambilan keputusan cenderung lebih cepat dan efektif. Hal ini efektif untuk perjuangan kecil atau perusahaan yang gres beroperasi.


2.    Sudah Ditentukan vs Berbagi


Struktur kepemimpinan vertical memakai sistem hierarki dalam perusahaan yang menurut pada penentuan posisi/peran yang telah ditentukan. Karyawan sanggup lebih gampang mengenali rantai komando dan kekerabatan pelaporan tanggungjawab dalam perusahaan. CEO dalam perusahaan berada pada level tertinggi dalam tangga perusahaan dan mendelegasikan otoritas ke tingkat manager yang mengatur karyawan sesuai dengan garis otoritasnya. Secara singkat, tidak adaya kebingungan dikala memilih kepada siapa karyawan harus melaporkan tangggungjawab dan masalah.


Hal yang lebih memusingkan untuk struktur kepemimpinan horizontal dimana karyawan tidak mengetahui kepada siapa untuk melaporkan pekerjaannya sebab tanggungjawab dibagi di dalam organisasi. Struktur organisasi yang kecil mungkin membuat karyawan lebih gampang melihat bantuan kerjanya untuk perusahaan namun tugas karyawan tersebut menjadi tidak terperinci dan pemimpin dalam project kadang menjadi putus asa sebab kurang mendapat otoritas.


3.    Perlu Diketahui vs Transparan


Perbedaan yang sangat mencolok antara struktur kepemimpinan vertical dan horizontal ialah pada tingkat transparansi dalam organisasi. Perusahaan yang mempunyai struktur vertical biasanya membagikan warta untuk hal yang perlu diketahui. Sebagai tambahan, sebab perusahaan yang menganut struktur kepemimpinan vertical mempunyai lapisan administrasi yang banyak, kekurangannya ialah warta yang disampaikan kepada atasan tertinggi menjadi kacau.


Struktur kepemimpinan horizontal, sebaliknya, menuntut transparansi antar aspek dalam bisnis. Hilangnya tembok pembatas dalam struktur organisasi membantu mempersingkat komunikasi dan kerja sama dalam lingkup kerja- mendorong watak karyawan dalam proses bisnis.


Transparansi ialah karakteristik alami dalam struktur organisasi yang berpusat pada karyawan. Untuk struktur organisasi hierarki, perusahaan akan transparent apabila administrasi bersikap transparent.


4.    Kita vs Mereka


Bagaimana karyawan saling mencicipi satu sama lain dalam struktur organisasi? Model kepemimpinan vertical, biasanya terlihat dalam perusahaan besar, sanggup membuat perasaan “kita vs mereka” dalam perusahaan, sebab manajer dan karyawan berada pada level yang berbeda.


Struktur kepemimpinan horizontal mengurangi perasaan tersebut dengan mengutamakan talenta ketrampilan daripada hierarki manajemen, sehingga sedikit divisi yang muncul di antara administrasi dan karyawan.


Namun, perusahaan dengan struktur kepemimpinan vertical bisa meningkatkan pertumbuhan individu, sebab karyawan mempunyai kesempatan untuk menanjak dalam tangga korporasi. Organisasi yang sejajar tidak mempunyai ruang yang cukup untuk pergerakan ke atas, meskipun karyawan sanggup berkembang secara professional melalui training dan pengalaman.


Kesimpulan


Jadi, dari artikel di atas sanggup disimpulkan menyerupai berikut ini.






























Hal yang dibandingkanVertikalHorizontal
Pengambilan keputusanLebih simple namun lambat, otoritasLebih rumit namun cepat, demokratis
Job Desk dan OtoritasSudah ditentukan dengan terperinci menurut jabatan, diberi otoritasBerbagi dan kurangnya otoritas
Transparansi InformasiHanya meliputi hal yang penting diketahui sesuai lingkup kerjaTransparan dan diketahui seluruh anggota dalam tim
Hubungan antar individuMerasa ada batasan antara atasan dan bawahanLebih dekat dan berbaur

 


Masing-masing struktur kepemimpinan mempunyai kelebihan dan kekurangan tergantung bagaimana perjuangan Anda serta kebutuhan dan budaya dari perusahaan anda. Silakan anda sesuaikan dengan perjuangan Anda dalam mempunyai struktur kepemimpinan mana yang lebih cocok. Tidak ada yang benar atau salah dalam memimpin sebuah usaha, Anda hanya perlu berguru dan bila mengalami duduk masalah Anda bisa berkonsultasi dengan professional bisnis menyerupai bisnis coach atau bisnis konsultan sehingga Anda sanggup memimpin dengan lebih baik lagi.


Silakan share artikel ini di social media Anda apabila artikel ini memberi manfaat dan warta embel-embel bagi Anda serta bagikan juga ke rekan bisnis Anda semoga mereka tidak salah mengaplikasi struktur kepemimpinan dalam perjuangan mereka.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Wednesday, February 15, 2017

Kapan Pemimpin Butuh Pelatihan Leadership Dan Bisnis Coach?

[vc_row css=”.vc_custom_1544440140525{margin-bottom: 30px !important;}”][vc_column][vc_single_image source=”featured_image” img_size=”large”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Menjadi seorang pemimpin ialah sebuah tantangan yang cukup besar. Hanya individu yang mempunyai huruf berpengaruh dan bersemangat yang bisa memimpin sebuah tim. Namun, pemimpin bukan berarti bisa memimpin sesuka hati dan menganggap huruf Anda bisa menjadi pemimpin. Tidak semua pemimpin mempunyai jiwa kepemimpinan dan memahami esensi dari kepemimpinan. Jadi, masih dibutuhkan training leadership/training kepemimpinan untuk mengasah kemampuan kepemimpinan Anda.


Nah, kapan kira-kira Anda sebagai pemimpin merasa perlu untuk mengikut training leadership? Atau kapan Anda merasa perlu mendaftarkan pemimpin dalam perusahaan Anda ibarat manager dan leader untuk mengikut training leadership?


Melalui artikel ini, akan diberikan sedikit kisah masalah singkat yang menjelaskan ihwal kapan dibutuhkan training leadership untuk Anda atau karyawan Anda. Bagi Anda yang gres memulai bisnis silakan disimak pola masalah berikut biar lebih paham dengan esensi training leadership dan sistem coaching dalam perusahaan. Untuk Anda yang sudah berbisnis, coba Anda simak baik-baik kemungkinan masalah ini terjadi di antara tim Anda dan Anda tidak menyadari sebagai seorang pemimpin. Langsung saja kita simak ceritanya.


Ada sebuah kisah ihwal sobat saya berjulukan Beno. Ia ialah sobat kerja saya di Perusahan Jasa Advertising. Konon, si Beno ini populer akan kelihaiannya dalam bekerja dan sosialisai. Ia ialah pendengar yang baik dan selalu ada untuk temannya, bahkan sering mendapat gelar karyawan terfavorit di kantor kami. Selain disayangi oleh sobat sekantor, ia juga anak kesayangan bos kami.


Namun, Beno beberapa bulan belakangan terasa berbeda. Ia tidak seceria dahulu kala dan tidak banyak berbicara. Ia lebih fokus bekerja dan hanya menjawab seperlunya jikalau ditanya. Sekedar info, saya dan Beno berada di divisi yang berbeda. Beno ialah project leader dan saya ialah marketing supervisor. Hal ini diperparah dengan atasan Beno yang baru. Nampaknya atasan gres menciptakan Beno semakin tidak nyaman dengan pekerjaannya. Atasannya tidak bisa melihat potensi dari Beno.


Banyak hal berubah dari diri Beno, namun kami sobat sekantornya tidak mengetahui penyebabnya. Tidak banyak hal yang berubah dari kehidupan pribadinya, Beno masih orang yang sama namun ia sedikit berbeda dan kurang bersemangat dalam bekerja. Namun, hal ini menciptakan lingkungan bekerja menjadi tidak nyaman.


Lalu, hingga suatu dikala saya bertanya kepada Beno ihwal apa yang membuatnya tidak bersemangat. Akhirnya Beno mau bercerita dan dari ceritanya saya menyimpulkan hal yang membuatnya tidak bersemangat alasannya ialah ia gagal menjalani tes promosi untuk kenaikan jabatan menjadi senior project leader. Oleh alasannya ialah kegagalannya, ia merasa kecewa, tidak percaya diri dan seakan tidak punya talenta apapun. DIa merasa murka dan menyalahkan atasan gres yang tidak mendukungnya.


Kemudian, saya menyarankan Beno untuk mencari seorang bisnis coach yang sanggup membantunya. Kebetulan saya sering membaca dan mempelajari ihwal coaching maka saya menawarkan Beno rekomendasi beberapa bisnis coach handal di Indonesia yang bisa membantunya. Setidaknya, bisnis coach bisa menggali potensi dirinya yang ia tidak bisa dapatkan dari tugas atasan barunya dan bisnis coach akan menciptakan Beno bersemangat lagi untuk pekerjaannya.


Lalu, dikala Beno mulai berkonsultasi dengan bisnis coach, ia disarankan untuk mengikuti training leadership untuk mengasah kemampuan leadershipnya. Hal yang membuatnya gagal dalam tes promosi jabatan. Beno pun kembali bersemangat dan mengikuti training leadership serta mendapat pengalaman luar biasa dari training tersebut yang ia aplikasikan dalam pekerjaannya memimpin tim projectnya.


Melalui training leadership juga diajarkan ihwal coaching terhadap tim, hal ini yang ia aplikasikan dalam anggota timnya. Setiap anggota yang tiba berkonsultasi padanya ia akan menawarkan coaching biar anggota bisa mencari solusi dari duduk masalah dan bertanggung jawab mengeksekusi solusi tersebut. Namun, tidak semua pengambilan keputusan harus melalui teknik coaching alasannya ialah kadang-kadang ada beberapa duduk masalah krusial yang membutuhkan keputusan segera, kadang hanya membutuhkan instruksi dan kepemimpinan juga untuk mengarahkan tim.


Beno menjadi sosok pemimpin yang diidolakan oleh anggota tim bahkan oleh klien yang berhubungan dengannya alasannya ialah Beno bisa menerapkan sistem coaching dalam kepemimpinannya dan juga bisa memimpin dengan baik.


Dari kisah Beno di atas, Anda sanggup melihat bahwa tugas bisnis coach bisa mengubah potensi dari seorang individu dan membuatnya menjadi termotivasi kembali. Coaching ialah suatu metodologi efektif dan teknik yang diharapkan sebagai alat kepemimpinan. Masalah biasanya muncul dikala Anda hanya mengandalkan teknik coaching saja maka Anda sebagai pemimpin tetap perlu mengikuti training kepemimpinan untuk melatih huruf pemimpin Anda serta perlu melaksanakan kombinasi dan lebih fleksibel dalam hal mengambil keputusan dan mengarahkan anggota tim Anda.


Apabila Anda hanya memakai teknik coaching dalam kepemimpinan Anda maka hal yang timbul ialah kemalasan dalam kepemimpinan yang menciptakan pengambilan keputusan menjadi berkurang, pengarahan yang tidak baik, kurangnya tanggungjawab dan akuntabilitas dan meningkatkan kesalahpahaman.


Sebagai kesimpulan, training leadership membantu pemimpin untuk mengupdate diri dan kemampuan namun dengan adanya proteksi bisnis coach sanggup lebih memaksimalkan potensi Anda sebagai pemimpin dan membantu Anda mengarahkan karyawan dengan teknik coaching yang Anda pelajari juga dari bisnis coach. Coaching bukan satu-satunya cara dalam memimpin, perlu kombinasi dan fleksibiltas biar pengambilan keputusan dan proses kepemimpinan berjalan dengan baik.


Demikianlah artikel ini, semoga dari artikel ini Anda sebagai pemilik bisnis mendapat penemuan dan motivasi untuk berbagi diri dan perjuangan Anda menjadi lebih baik lagi. Apabila artikel ini bermanfaat untuk Anda silakan bagikan di social media dan ke rekan bisnis Anda biar mereka mendapat manfaat yang sama dengan Anda.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]



Sumber aciknadzirah.blogspot.com