Monday, March 20, 2017

√ Cara Menghitung Dengan Rumus Irr Yang Benar

Menghitung IRR – Dalam sebuah perjalanan sebuah bisnis memang harus diperhitungkan dengan cepat, sempurna dan akurat supaya kelangsungannya sanggup bertahan lama. Oleh alasannya ialah itu perlu dilakukan beberapa perhitungan dan pengolahan data yang sanggup dibilang sedikit rumit.


Meskipun begitu sebuah penilaian harus dilakukan serumit apapun demi kelangsungan sebuah perjuangan salah satunya ialah dengan perhitungan IRR (Internal Rate of Return) dan perhitungan NPV (Net Preset Value).


1. NPV (Net Present Value)


NPV ialah selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang menerima kepingan harga dengan memakai social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau sanggup juga disebut merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa akan tiba yang didiskontokan pada ketika ini.


 Dalam sebuah perjalanan sebuah bisnis memang harus diperhitungkan dengan cepat √ Cara Menghitung Dengan Rumus IRR Yang Benar


Jika anda bekerjasama dengan persoalan ini maka harus tahu bagaimana cara menghitung NPV untuk sanggup memilih data perihal asumsi biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta asumsi manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.


Baca juga : Cara Menghitung NPV (Net Present Value)


Net Present Value (NPV) sendiri ialah laba higienis yang menurut jumlah dari Present Value (PV). Untuk sanggup menghitung dari NPV ini sanggup memakai rumus dibawah ini.


 Dalam sebuah perjalanan sebuah bisnis memang harus diperhitungkan dengan cepat √ Cara Menghitung Dengan Rumus IRR Yang Benar


Dimana:

NB = Net benefit = Benefit – Cost


C    = Biaya investasi + Biaya operasi


= Benefit yang telah didiskon


= Cost yang telah didiskon


i     = diskon faktor


n    = tahun (waktu)


Berikut ini merupakan kekerabatan antara nilai NPV dalam hubungannya dengan kelayakan suatu proyek/usaha:





















KriteriaKesimpulan
NPV>0Proyek/usaha layak untuk dilaksanakan
NPV=0Proyek/usaha berada di dalam keadaan BEP dimana TR = TC dalam bentuk persent value
NPV<0Proyek/usaha tidak layak untuk dilaksanakan

2. IRR (Internal Rate of Return)


IRR merupakan suatu nilai petunjuk yang identik dengan seberapa besar suku bunga yang sanggup dihasilkan oleh investasi tersebut dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku umum (suku bunga pasar atau Minimum Attractive Rate of Return/MARR).


Cara menghitung IRR digunakan untuk memilih sebuah investasi dilaksanakan atau tidak, biasanya digunakan pola jikalau investasi tersebut harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return.


Pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV=0, atau biasa disebut dengan IRR mengandung makna suku bunga yang sanggup diberikan investasi, yang menunjukkan NPV = 0. Syarat utamanya ialah apabila IRR> suku bunga MARR.


IRR ialah discount rate yang menciptakan NPV sama dengan nol, namun tidak bekerjasama dengan discount 41 rate yang dihitung menurut data di luar proyek sebagai social opportunity cost of capital (SOCC) yang berlaku umum di masyarakat (bunga deposito).


Untuk sanggup memperoleh hasil selesai dari IRR kita harus mencari discount rate yang menghasilkan NPV positif, lalu sehabis itu cari discount rate yang menghasilkan NPV negatif. Anda sanggup memakai rumus IRR dibawah ini :


 Dalam sebuah perjalanan sebuah bisnis memang harus diperhitungkan dengan cepat √ Cara Menghitung Dengan Rumus IRR Yang Benar


Keterangan: IRR = Internal Rate of Return


i1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV+


i2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV-


NPV1=Net Present Value bernilai positif


NPV2= Net Present Value bernilai negatif


Menurut Yacob Ibrahim, Internal Rate of Return atau IRR ialah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0. IRR mempunyai tiga nilai yang masing-masing mempunyai arti terhadap kriteria investasi, yaitu:


1) IRR < SOCC, hal ini berarti bahwa perjuangan atau proyek tersebut tidak layak secara finansial.


2) IRR = SOCC, hal ini juga berarti bahwa perjuangan atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even point.


3) IRR > SOCC, hal ini berarti bahwa perjuangan atau proyek tersebut layak secara finansial.


3. Net B/C


Net B/C merupakan nilai manfaat yang sanggup didapatkan dari proyek atau

usaha setiap kita mengeluarkan biaya sebesar satu rupiah untuk proyek atau usaha

tersebut. Net B/C merupakan perbandingan antara NPV konkret dengan NPV

negatif. Nilai Net B/C mempunyai arti sebagai berikut:


1) Net B/C > 1, maka berarti proyek atau perjuangan layak dijalankan secara

finansial.


2) Net B/C = 1, hal ini juga berarti bahwa perjuangan atau proyek tersebut berada

dalam keadaan break even point.


3) Net B/C < 1, maka berarti proyek atau perjuangan tidak layak dijalankan secara

finansial.


Rumus yang digunakan untuk menghitung Net B/C adalah:


 Dalam sebuah perjalanan sebuah bisnis memang harus diperhitungkan dengan cepat √ Cara Menghitung Dengan Rumus IRR Yang Benar


4. PV (Present Value)

Rumus untuk menghitung PV ialah :


 Dalam sebuah perjalanan sebuah bisnis memang harus diperhitungkan dengan cepat √ Cara Menghitung Dengan Rumus IRR Yang Benar


Di mana:


PV = Present value


CF = Cash flow


n = periode waktu tahun ke n


m = periode waktu


r = tingkat bunga


Sv = salvage value


Bila nilai PV lebih kecil dari original outlays (OO) atau original cost (harga beli), berarti tidak feasible/tidak layak dijalankan. sanggup menghasilkan arus kas per tahun Rp. 21.000.000 selama 6 tahun dengan asumsi IRR sekitar 13 persen.


Perhitungan IRR Praktis


Untuk mempermudah perhitungan IRR, yaitu dengan mencoba suku bunga yang diperkirakan akan menunjukkan nilai NPV konkret contohnya 10 % yang akan menunjukkan NPV sebesar 382 dan dilanjutkan dengan perhitungan NPV yang negatif, Misalnya pada 20 % akan menunjukkan NPV sebesar -429. Dengan memakai rumus sebagai berikut :


 Dalam sebuah perjalanan sebuah bisnis memang harus diperhitungkan dengan cepat √ Cara Menghitung Dengan Rumus IRR Yang Benar


atau disederhanakan


 Dalam sebuah perjalanan sebuah bisnis memang harus diperhitungkan dengan cepat √ Cara Menghitung Dengan Rumus IRR Yang Benar


dari data di atas akan diperoleh IRR Sebesar 14,71 %, angka ini sedikit berbeda dari hasil hitungan di atas alasannya ialah merupakan perhitungan empiris, angka ini sanggup diperbaiki jikalau rentang bunga tinggi dengan bunga rendah lebih kecil.


Berikut Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR) :


Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya sama.































Soal 1 :
Suatu pabrik mempertimbangkan proposal investasi sebesar Rp 130.000.000 tanpa nilai sisa
dapat menghasilkan arus kas per tahun Rp 21.000.000 selama 6 tahun.
Diasumsikan RRR sebesar 13 %, hitunglah IRR!



















Dicoba dengan faktor diskonto 10 %…
NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) – Investasi Awal
NPV =(21.000.000 x 5.8979) – 130.000.000
NPV =Rp 659.000,00




















Dicoba dengan faktor diskonto 12 %
NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) – Investasi Awal
NPV =(21.000.000 x 5,7849 ) – 130.000.000
NPV =RP -6.649.000,00












































Karena NPV mendekati nol, yaitu Rp. 659.000,00 dan -Rp. 6.649.000,00…
Artinya tingkat diskonto antara 10% hingga 12%, untuk memilih ketepatannya dilakukan Interpolasi sbb :
Selisih BungaSelisih PVSelisih PV dengan OI
10%130659000130659000
12%123351000130000000
2%7308000659000












IRR =10% + (659.000/7.308.000) x 2%
IRR =10,18%














Kesimpulan :
Proyek investasi sebaiknya ditolak
Karena IRR < 13 %

Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya tidak sama.



























































Soal 2 :
Perusahan Zamanria sedang mempertimbangkan suatu proposal proyek investasi
senilai Rp 150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
Arus kas yang dihasilkan :
Tahun 1 ialah Rp 60.000.000
Tahun 2 ialah Rp 50.000.000
Tahun 3 ialah Rp 40.000.000
Tahun 4 ialah Rp 35.000.000
Tahun 5 ialah Rp 28.000.000
Jika diasumsikan RRR = 10 % berapakah IRR?

Jawab :









































Dicoba dengan faktor diskonto 16%
Tahun 1 arus kas = Rp.60.000.000 x 0,8621Rp.51.726.000
Tahun 2 arus kas = Rp.50.000.000 x 0,7432Rp37.160.000
Tahun 3 arus kas = Rp.40.000.000 x 0,6417Rp25.668.000
Tahun 4 arus kas = Rp.35.000.000 x 0,5523Rp19.330.500
Tahun 5 arus kas = Rp.28.000.000 x 0,6419Rp17.973.200
Total PVRp100.131.700
Investasi AwalRp150.000.000
Net Present Value -Rp49.868.300








































Dicoba dengan faktor diskonto 10%
Tahun 1 arus kas = Rp.60.000.000 x 0,909054540000
Tahun 2 arus kas = Rp.50.000.000 x 0,8264Rp41.320.000
Tahun 3 arus kas = Rp.40.000.000 x 0,7513Rp30.052.000
Tahun 4 arus kas = Rp.35.000.000 x 0,6830Rp23.905.000
Tahun 5 arus kas = Rp.28.000.000 x 0,6209Rp17.385.200
Total PVRp167.202.200
Investasi AwalRp150.000.000
Net Present Value Rp17.202.200




























Perhitungan interpolasi :
Selisih BungaSelisih PVSelisih PV dengan Investasi Awal
10%Rp167.202.200Rp167.202.200
16%Rp100.131.700Rp150.000.000
6%Rp67.070.500Rp17.202.200






















IRR=10% + (Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6 %
IRR=11,5388 %
Kesimpulan :
Usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima, alasannya ialah IRR > 10%


Sumber https://caraharian.com