Saturday, May 6, 2017

√ Tokoh Faham Naturalisme

    TOKOH FAHAM NATURALISM




1.  Plato. (427 – 347 SM)
Salah satu anasir dasar yaitu perbedaan yang kasatmata antara tanda-tanda (fenomena) dan bentuk ideal (eidos), dimana plato berpandangan bahwa, disamping dunia fenomen yang kelihatan, terdapat suatu dunia lain, yang tidak kelihatan yakni dunia eidos. Dunia yang tidak kelihatan itu tercapai melalui pengertian (theoria). Apa arti eidos dan hubungannya dengan dunia fenomena bahwa memang terdapat bentuk-bentuk yang ideal untuk segala yang terdapat dibumi ini. Tetapi asalnya tidak lain daripada dari sumber segala yang ada, yakni yang tidak berubah dan kekal, yang sungguh-sungguh indah dan baik yakni budi Ilahi (nous), yang membuat eidos-eidos itu dan memberikan kepada kita sebagai pikiran. Sehinnga dunia eidos merupakan pola dan ideal bagi dunia fenomena.
2.    Aristoteles (384 – 322 SM).
Aristoteles menyatakan bahwa mahluk-mahluk hidup didunia ini terdiri atas dua prinsip:
a.       Prinsip formal, yakni bentuk atau hakekat yaitu apa yang mewujudkan mahluk hidup tertentu dan memilih tujuannya.
b.      Prinsip material, yakni bahan yaitu apa yang merupakan dasar semua mahluk.
Sesudah mengetahui sesuatu hal berdasarkan kedua prinsip intern itu pengetahuan perihal hal itu perlu dilengkapi dengan memandang dua prinsip lain, yang berada diluar hal itu sendiri, akan tetapi memilih adanya juga. Prinsip ekstern yang pertama yaitu lantaran yang membuat, yakni sesuatu yang menggerakan hal untuk menerima bentuknya.
Prinsip ekstern yang kedua yaitu lantaran yang merupakan tujuan, yakni sesuatu hal yang menarik hal kearah tertentu. Misalnya api yaitu untuk membakar, jadi memperabukan merupakan prinsip final dari api. Ternyata pandangan perihal prisnip ekstern keuda ini diambil dari hidup manusia, dimana orang bertindak lantaran dipengaruhi oleh tujuan tertentu, pandangan ini diterapkan pada semau mahluk alam. Seperti semua mahluk insan terdiri atas dua prinsip, yaitu bahan dan bentuk.
Meteri yaitu badan, lantaran tubuh material itu insan harus mati, yang memperlihatkan bentuk kepada bahan yaitu jiwa. Jiwa insan memiliki beberapa fungsi yaitu memperlihatkan hidup vegetatif (seperti jiwa tumbuh-tumbuhan), kemudian memperlihatkan hidup sensitif (seperti jiwa binatang) akhirnya membentuk hidup intelektif. Oleh lantaran itu jiwa intelektif insan memiliki korelasi baik dengan dunia bahan maupun dengan dunia rohani, maka Aristoteles membedakan antara penggalan nalar budi yang pasif dan penggalan nalar budi yang aktif.
Bagian nalar budi yang pasif bekerjasama dengan materi, dan penggalan nalar budi yang yang aktif bekerjasama dengan rohani. Bagian nalar budi yang aktif itu yaitu bersifat murni dan Illahi. Akal budi yang aktif menjalankan dua tugas. Tugas yang pertama yaitu memandanf yang Illahi untuk mencari pengertian perihal mahluk-mahluk berdasarkan bentuknya masing-masing. Tugas yang kedua dari nalar budi insan yang aktif yaitu memperlihatkan bimbingan kepada hidup praktis. Disini diharapkan sifat keberanian, keadilan dan kesederhanaan.
3.      William R. Dennes. (Filsuf Modern)
Beberapa pandangan :
a.       Kejadian dianggap sebagai ketegori pokok, bahwa tragedi merupakan hakekat terdalam dari kenyataan, artinya apapun yang bersifat kasatmata niscaya termasuk dalam kategori alam.
b.      Yang kasatmata ada niscaya bereksistensi, sesuatu yang dianggap terdapat diluar ruang dan waktu mustahil merupakan kenyataan dan apapun yang dianggap mustahil ditangani dengan memakai metode-metode yang dipakai dalam ilmu-ilmu alam mustahil merupakan kenyataan.
c.       Analisa terhadap kejadian-kejadian, bahwa faktor-faktor penyusun seganap tragedi ialah proses, kualitas, dan relasi.
d.      Masalah hakekat terdalam merupakan dilema ilmu, bahwa segenap tragedi baik kerohanian, kepribadian, dan sebagainya sanggup dilukiskan berdasarkan kategorikategori proses, kualitas dan relasi.
e.       Pengetahuan ialah memahami kejadian-kejadian yang saling berhubungan, pemahaman suatu kejadian, atau bahkan kenyataan, manakala telah mengetahui kualitasnya, seginya, susunanya, satuan penyusunnya, sebabnya, serta akibat-akibatnya.

Yang menjadi ukuran baik atau jelek yaitu :”apakah sesuai dengan keadaan alam”, apabila alami maka itu dikatakan baik, sedangkan apabila tidak alami dipandang buruk. Jean Jack Rousseau mengemukakan bahwa kemajuan, pengetahuan dan kebudayaan yaitu menjadi perusak alam semesta.



DAFTAR ISI :
Pendahuluan Makalah Naturalisme Klik : http://adf.ly/V4WxE
Pengertian Naturalisme Klik : http://adf.ly/V4YUG
Sejarah Teori Naturalisme Klik : http://adf.ly/Vp4aX
Tokoh Naturalisme Klik : http://adf.ly/V4nYZ
Jenis Naturralisme Klik : http://adf.ly/V6Bjk

Kesimpulan Makalah Naturalisme Klik : http://adf.ly/V6DhW


DAFTAR PUSTAKA
Anshari , H.M Hafi, Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1983.
Effendi, Mukhlison dan Rodliyah, Siti, Ilmu Pendidikan. Ponorogo: PPS Press, tth.
Ibrahim, R. dan Syaodih. S, Nana, Perencanaan Pengajaran, cet.1. Jakarta: Dep.P & K dan Rineka Cipta, 1996.
Indrakusuma, Amien Daien, Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: perjuangan nasional, 1973.
aciknadzirah.blogspot.com/search?q=teori-naturalisme

Sumber http://macrofag.blogspot.com