2 Contoh Karangan Esai Tentang Pendidikan Karakter – Esai merupakan sebuah karangan yang didalamnya membahas wacana suatu duduk perkara secara subyektif menurut sudut pandang langsung penulis. Gaya penulisan dalam esai bersifat ekspresif dan didalamnya memuat opini terhadap suatu duduk perkara yang sedang hangat terjadi di sekitar kehidupan manusia. Berikut ini yaitu beberapa pola esai yang berisikan wacana tema pendidikan huruf :
Contoh 1 :
Mewujudkan Kehidupan Sosial yang Damai dalam Keberagaman melalui Pendidikan Karakter
Indonesia yaitu negara kepulauan yang terdiri atas aneka macam suku bangsa, bahasa, dan agama. Pada kurun pra kemerdekaan nenek moyang kita dahulu hanya mengenal Sumatera, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan seterusnya. Belum ada ikatan persatuan yang dinamakan Indonesia meskipun gaungnya mulai menggema mendekati kurun kemerdekaan. Sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara menunjukan bahwa kita bisa mendirikan entitas negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) yaitu dengan persatuan.
Kesadaran berbangsa dan bernegara mulai tumbuh dikala rakyat mencicipi pedihnya menjadi insan yang terjajah oleh bangsa lain. Sehingga egosentris sukuisme mulai sedikit banyak luntur demi kemerdekaan bangsa. Pada hasilnya kita bisa meraih kemerdekaan dengan mengusir penjajah dari bumi nusantara. Semua itu berkat semangat kebersamaan, persatuan dan kesatuan. Namun di kurun pasca kemerdekaan sampai kini ini, tidak sanggup dihitung berapa jumlah niscaya insiden konflik yang terjadi di Indonesia. Perang antar kampung beda etnis, perseteruan antar kelompok ideologi, pertikaian cowok lintas agama, dan masih banyak lagi sejarah kelam konflik bangsa ini yang bersumber pada akar perbedaan suku, ras, agama, dan golongan.
Apa gotong royong yang terjadi pada bangsa kita sehabis kemerdekaan yang telah berhasil kita raih dengan bibit persatuan? kemana persatuan dan kesatuan bangsa yang selama ini telah ditumbuhkan oleh nenek moyang kita dahulu? Kita semua tentu menyadari tak ada satupun yang bisa merubah sejarah kelam konflik antar saudara sebangsa. Kita juga tak akan sudi jikalau bangsa kita selalu saja menjadi materi tontonan bangsa lain dikala kita sibuk berseteru. Oleh karenanya kita perlu menatap masa depan dengan penuh impian bahwa bangsa kita bisa tetap bersatu dan bersaudara dalam keberagaman. Salah satu caranya yaitu dengan menanamkan nilai-nilai toleransi, semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan peduli sosial terhadap belum dewasa bangsa penerus masa depan negara kita.
Pertanyaannya yaitu apa yang harusnya kita lakukan sebagai orang bau tanah untuk menanamkan nilai-nilai yang diharapkan semoga bangsa kita sanggup bersatu di masa depan? Jawaban yang paling masuk logika yaitu dengan konsep pendidikan. Konsep pendidikan yang dimaksud yaitu pendidikan karakter. Pendidikan huruf ini memuat delapan belas nilai konkret yang diantaranya yaitu nilai-nilai toleransi, semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan peduli sosial. Nilai-nilai inilah yang diharapkan untuk mewujudkan kehidupan yang damai, bersatu, rukun, dan saling menghargai dalam keberagaman.
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">
Nilai toleransi dibutuhkan untuk menanamkan sifat saling menghargai, menghormati, dan empati bagi sesama. Meskipun berbeda suku, agama, warna kulit, dan lain sebagainya. Jika toleransi antar umat beragama, suku, dan lainnya sanggup dibangun maka selanjutnya diteruskan dengan semangat kebangsaan dengan kesadaran bahwa kita yaitu satu bangsa dan tanah air. Jika toleransi, semangat kebangsaan, dan cinta tanah air telah terdoktrin dalam jiwa belum dewasa kita maka yang berikutnya yaitu kepedulian sosial antar sesama manusia. Jika kesemua aspek tersebut sanggup diwujudkan, maka bukan tidak mungkin jikalau di masa depan kita semua sanggup hidup berdampingan dalam keberagaman tanpa adanya rasa benci dan permusuhan satu dengan lainnya.
Contoh 2 :
Peran Pendidikan Karakter dalam Menciptakan Pemuda Ideal
Kehidupan Pemuda bangsa beberapa tahun terakhir ini telah berada pada titik nadir. Kebanyakan dari cowok lebih suka bermalas-malasan, terlalu banyak bermain, dan enggan bekerja keras. Jikalau ada cowok yang gemar bekerja keras, itupun hanya untuk sekedar memenuhi tuntutan gaya hidup yang bersifat konsumtif saja. lebih banyak lagi yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Sedikit sekali cowok yang matang secara emosional, cerdas dalam berpikir, dan kaya dengan keimanan. Pemuda yang andal bukan hanya dilihat dari kesuksesan akademiknya saja. Bukan pula dilihat dari kepopulerannya, apalagi kepandaiannya dalam mencari uang. Semua itu yaitu capaian semu bersifat pragmatis yang seolah menjadi prestasi besar yang telah berhasil mereka raih.
Pemuda ideal yaitu cowok yang matang dengan kecerdasannya, kesantunannya, Ketaqwaannya, berdikari finansialnya, berpengaruh fisiknya, jujur, dan kedewasaannya. Semua capaian itu bukanlah tidak mungkin untuk dilakukan. Diperlukan adanya sistem dan formula khusus untuk mewujudkanya dalam sistem pendidikan di sekolah. Sistem yang bisa menyatukan segala aspek huruf konkret dan mengintegrasikannya ke dalam materi pembelajaran sekolah, keteladanan, dan lain sebagainya. Sistem pendidikan yang tengah marak dibicarakan dan terkenal di kalangan praktisi pendidikan ini yaitu pendidikan karakter.
Pendidikan huruf ini memuat delapan belas nilai huruf konkret yang terintegrasi menjadi satu dalam segala aspek pendidikan di sekolah dan di rumah. Kedelapan belas nilai huruf yang tercakup dalam sistem pendidikan ini diharapkan bisa menjadi jembatan bagi terciptanya cowok yang cerdas, beriman, bertaqwa, dan cinta negara.
Baca Juga:
Tanda Baca Titik Dua: Pengertian, Penggunaan, & Contoh Kalimat
55 Contoh Kalimat Obyek & Pengertiannya
Pengertian, Ciri Teks Eksplanasi, Struktur, & Contohnya
Sumber https://ruangseni.com