Majas sindiran merupakan majas yang digunakan untuk menyindir seseorang, baik perkataan maupun perbuatannya. Majas ini sendiri terbagi atas beberapa macam, di mana macam-macam majas sindiran tersebut terdiri atas majas ironi, majas sinisme, majas sarkasme, majas satir, dan majas innuendo. Kesemua macam majas tersebut akan ditampilkan beberapa misalnya pada artikel kali ini. Adapun contoh-contoh tersebut yaitu sebagai berikut ini!
- Wah, kamarmu higienis sekali. Saking bersihnya, kamarmu menjadi amat menyerupai dengan sebuah gubug reyot.
- Wajahmu ganteng sekali hari ini. Saking tampannya, sampai-sampai kerumunan lalat rela mengerumuni dirimu.
- Betapa cantiknya dirimu hari ini. Aku yakin, kucing jantan saja niscaya enggan melihat kecantikanmu itu.
- Begitu kuatnya dirimu, sampai-sampai tiga buah buku saja tak bisa engkau angkat.
- Makananmu ini lezat, mengingatkanku pada muntahan kucing yang kulihat tadi malam.
- Kau baik sekali pada anakmu, sampai-samaai anakmu kau pukuli dengan mudahnya.
- Untuk apa beruang banyak, kalau perutmu tak pernah merasa kenyang.
- Buat apa kaya harta, bila anak-istri saja kau biarkan terus merana.
- Kalau dari dulu saya tahu sifat burukmu, saya niscaya akan menjauhimu sejauh-jauhnya.
- Sudahlah, tak usah bersandiwara di depanku. Sandiwaramu gampang sekali untuk ditebak!
- Apa gunanya kau bersekolah hingga ke luar negeri, kalau pola pikirmu masih saja dangkal menyerupai itu.
- Kau bilang kau takkan ingkar janji, tetapi nyatanya engkau rajin sekali mengingkari janji-janjimu itu.
- Dasar insan berhati setan! Tega-teganya ia menyiksa anaknya dengan kejam, dan dilakukan di hadapan umum menyerupai itu.
- Dasar kepala batu! Sudah kubilang jangan kau lakukan itu, tapi kau masih saja melaksanakan hal tersebut.
- Dasar bau tanah bangka! Sudah lupa umur ya? Usia sudah kepala tujuh masih saja menarik hati gadis remaja.
- Telingamu tersumbat watu karang ya? Berulang kali saya bilang jangan makan kuliner itu, tapi kau tidak menggubris perkataanku.
- Eh, kau ini bocah atau kakek-kakek? Masa umur segini kau sering lupa.
- Eh, minuman yang kau buat ini kopi atau gulali? Rasanya sungguh manis sekali!
D, Contoh Majas Satir
- Apa kini harga bahan-bahan gorengan sudah naik semua, sampai-sampai tukang gorengan harus menciptakan gorengan sekecil ini?
- Sudah berapa tahun kau tidak makan, bung? Makanmu rakus sekali.
- Sedang kesurupan setan apa kau hari ini? Kelakuanmu itu sungguh menyebalkan.
- Apakah saya harus memalu kepalau semoga tak keras kepala menyerupai sekarang?
- Kau gemar sekali menggunakan gula ya, sampai-sampai opor ayam ini saja kau beri gula hingga manis begini?
- Entah mengapa, hampir semua film lokal di bioskop gayanya menyerupai sinetron semua. Apa jangan-jangan kini sutradara sinetron pindah profesi menjadi sutradara film?
- Kau tak perlu khawatir, rasa sakit disunat itu hanya menyerupai digigit semut besar saja.
- Berhentilah menangisi lelaki bejat itu. Masih ada seribu satu lelaki lain yang jauh lebih baik darinya tengah menunggumu di depan pintu rumahmu.
- Sudah, jangan terlalu usang terpuruk. Kau ini hanya gagal menjadi juara olimpiade IPA, bukan gagal sebagai manusia.
- Ayolah, jangan kau terlalu mengungkit-ungkit lagi duduk kasus tersebut. Lagian duduk kasus tersebut hanya duduk kasus remeh, bukan duduk kasus negara yang sering bikin kita pusting.
- Kau jangan terlalu memikirkannya. Dia itu hanya lelaki biasa sepertiku.
- Sudahlah, kau tak membeli boneka kecil itu. Lebih baik kau beli saja nasi bungkus yang lebih bisa mengenyangkan perutmu.
Demikianlah beberapa rujukan macam-macam majas sindiran dalam bahasa Indonesia. Untuk menambah referensi seputar majas, pembaca bisa membuka contoh majas eufimisme dan disfemisme, contoh majas alonim, serta contoh majas metafora. Terima kasih.
Sumber https://dosenbahasa.com