Download Buku Panduan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018
Kegiatan OLSN Sekolah Menengah Pertama tahun 2018 tidak hanya berorientasi pada kejuaraan. Esensi kegiatan ini terletak pada nilai pendidikannya, sebagai pengalaman mencar ilmu (learning experience), sekaligus sebagai upaya menguatkan pendidikan karakter, menyerupai perilaku saling menghargai, saling menghormati, solidaritas dan toleransi. Dengan begitu, OLSN sebagai pecahan dari Gerakan Literasi Sekolah sanggup menjadi pecahan untuk mempercepat terwujudnya indonesia literat.
Agar pelaksanaan OLSN Sekolah Menengah Pertama tahun 2018 sebagaimana yang dimaksud sanggup terealisasi dengan baik, maka perlu disusun Panduan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018 yang sanggup dipakai sebagai pegangan panitia, siswa, guru, dewan juri dan pihak terkait. Petunjuk pelaksanaan ini tidak hanya berisi ketentuan lomba per cabang, namun juga memberikan informasi pentingnya OLSN Sekolah Menengah Pertama 2018 diikuti oleh para siswa dalam penguatan pendidikan karakter di bidang bahasa, sastra, seni dan budaya.
Berikut yakni tautan Download Buku Panduan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018:
BACA JUGA
- Pedoman Pelaksanaan Olimpiade Guru Nasional (OGN) SD-SMP Tahun 2018
- Download Buku Juklak OPSI Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018
- Buku Panduan/Petunjuk Pelaksaan (Juklak) FLS2N Sekolah Menengah Pertama 2018
- Panduan/Juklak O2SN Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018
- Download Juklak OSN SMP/MTsTahun 2018
- Download Buku Juklak Lomba Menulis Esai (LME) Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018
Berikut yakni kutipan dari Buku Panduan/Juklak OLSN Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018 tersebut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti salah satu poin menyatakan perlunya sekolah menyisihkan waktu 15 menit secara bersiklus untuk pembiasaan membaca sebelum jam pelajaran dimulai. Pembiasaan ini dilakukan sebagai salah satu upaya menumbuhkan budi pekerti penerima didik melalui gerakan literasi sekolah.
Dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019, visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015- 2019 yakni terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong.
Pemerintah sebagai pengelola dan penyelenggara pendidikan berupaya keras dalam melaksanakan program-program peningkatan mutu pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama berusaha mewujudkan acara Nawacita Presiden Republik Indonesia, yakni meningkatkan kualitas hidup insan Indonesia dan melaksanakan revolusi karakter bangsa yang akan dilaksanakan melalui literasi membaca dan menulis melalui Olimpiade Literasi Siswa Nasional 2018.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yakni sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Literasi, oleh UNESCO didefinisikan sebagai kemampuan mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi, mencipta, mengkomunikasikan dan menghitung dengan memakai materi cetak dan tertulis dalam konteks yang beragam. Literasi pada hakikatnya mengacu pada kemampuan mengatasi kasus dan mencapai tujuan hidup dengan memakai teks sebagai media utamanya, secara ekspresi maupun tulis.
Selain terkait acara pembiasaan membaca dan menulis dalam proses pembelajaran ataupun ekstrakurikuler, gerakan literasi sekolah juga sanggup dilakukan melalui medium lomba-lomba ataupun pameran yang melibatkan penerima didik dan pemangku kepentingan lainnya.
Sebagai upaya memberikan ruang untuk menyebarkan kreativitas dan potensi siswa Sekolah Menengah Pertama di bidang bahasa, seni, sastra, dan budaya melalui acara literasi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggarakan kegiatan Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) Tahun 2018. OLSN dibangun untuk menjadi ajang pembelajaran terutama dalam olah pikir, olah hati, dan olah rasa.
C. Tujuan
1. Menumbuhkan kemampuan literasi penerima lomba terutama di bidang lomba OLSN;
2. Memotivasi sekolah supaya berperan aktif memfasilitasi siswa guna meningkatkan prestasi mencar ilmu pada bidang bahasa, seni, budaya dan sastra;
3. Menggali kemampuan literasi pada bidang cipta cerpen berbahasa Indonesia, debat berbahasa Indonesia, kreativitas dongeng berbahasa Inggris (story telling), dan cipta puisi;
4. Membina dan memacu kreativitas penerima sebagai sarana promosi talenta dan minat peserta; dan
5. Mengembangkan perilaku kompetitif dalam diri siswa yang berwawasan global.
D. Sasaran Kegiatan
Siswa SMP/MTs negeri dan swasta atau yang sederajat.
E. Pengertian Olimpiade Literasi Siswa Nasional
Kegiatan OLSN Sekolah Menengah Pertama yakni suatu kegiatan yang bersifat kompetisi di bidang literasi antar siswa Sekolah Menengah Pertama atau yang sederajat dalam lingkup wilayah atau tingkat lomba tertentu.
F. Tema Olimpiade Literasi Siswa Nasional
Pada tahun 2018, OLSN bertema Dunia Tanpa Batas. Tema ini diusung untuk memberi ruang sebesar-besarnya kepada penerima didik untuk terus berimajinasi.
G. Cabang yang Dilombakan
Cabang yang dilombakan pada OLSN 2018 terdiri atas 4 (empat) jenis cabang seni sebagai berikut :
1. Lomba Cipta Cerpen Berbahasa Indonesia
2. Lomba Debat Berbahasa Indonesia
3. Lomba Kreativitas Cerita Berbahasa Inggris (Story Telling)
4. Lomba Cipta Puisi
H. Hasil yang Diharapkan
1. Terciptanya suasana kompetitif yang sehat antar siswa, antar sekolah, dan antar provinsi di bidang literasi;
2. Mengembangkan penguatan pendidikan karakter di bidang literasi dan sastra melalui kreativitas siswa;
3. Terwujudnya rasa cinta untuk melestarikan nilai tradisi yang berakar pada budaya bangsa;
4. Terwujudnya perilaku nasionalisme, kerjasama dan toleransi terhadap nilai tradisi yang berakar pada budaya bangsa; dan
5. Terwujudnya rasa bhinneka yang semakin kuat.
I. Penyelenggaraan Seleksi
Seleksi dilaksanakan secara langsung, dikirim ke sekretariat lomba.
II MEKANISME PENYELENGGARAAN
A. Persyaratan Peserta
Berdasarkan Buku Panduan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018 Persyaratan penerima OLSN yakni siswa SMP/MTs negeri dan swasta atau yang sederajat dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Siswa kelas VII atau VIII tahun pedoman 2017/2018 yang masih berstatus sebagai siswa Sekolah Menengah Pertama dikala mengikuti lomba dengan dibuktikan surat keterangan dari Kepala Sekolah yang bersangkutan;
2. Siswa yang terpilih sebagai penerima terbaik dari setiap jenis/bidang lomba yang dilombakan;
3. Peserta bukan juara 1,2,3 dan impian 1,2,3 pada lomba OLSN yang diadakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama tahun sebelumnya.
4. Memiliki NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) dan terdaftar di Data Pokok Peserta Didik yang diperoleh dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik)
5. Berkelakuan baik dan tidak terlibat penyalahgunaan obat terlarang yang dikukuhkan dengan surat keterangan Kepala Sekolah yang bersangkutan.
6. Dikirim oleh sekolah yang bersangkutan dengan jumlah penerima 1 (satu) bidang lomba/siswa.
7. Peserta hanya berhak mengikuti satu bidang lomba.
B. Ketentuan Lomba
1. OLSN 2018 dibuka semenjak diumumkan. Semua naskah untuk lomba tingkat nasional telah diterima oleh panitia selambat-lambatnya 31 Agustus 2018;
2. Peserta lomba diwajibkan melampirkan riwayat hidup yang diketahui kepala sekolah;
3. Naskah yang dilombakan menjadi hak milik panitia dan sanggup disebarluaskan oleh panitia melalui media massa dengan mencantumkan nama penulis sebagai sumber data;
4. Naskah penerima yang terpilih sebagai finalis akan diundang mengikuti
OLSN Sekolah Menengah Pertama Tingkat Nasional pada 27 s.d. 31 Oktober 2018;
5. Para finalis diwajibkan membawa pas foto berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 1 lembar, foto copy kartu pelajar, surat keterangan dari kepala sekolah, dan ketentuan lain kemudian;
6. Para finalis diwajibkan menyerahkan file softcopy makalah (format MS-Word);
C. Pengiriman Naskah
Naskah dikirimkan dengan mengikuti hukum pada Petunjuk Teknis Registrasi Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN):
1. Siswa wajib melaksanakan pendaftaran Daring (registrasi online) sebelum mengirim naskah, melalui laman ditpsmp.kemdikbud.go.id/pesertadidik paling lambat 31 Agustus 2018
2. Naskah yang akan dilombakan, mengikuti rangkaian proses pendaftaran daring dengan mengirimkan naskah dalam format PDF, sesuai dengan petunjuk teknis pendaftaran.
3. Layanan informasi sekretariat OLSN 2018.
Direktorat Pembinaan SMP
up. Kegiatan Bakat dan Prestasi
Subdit Peserta Didik
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jl. Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 17
Senayan, Jakarta Pusat, 10270
Telepon +62 21 5725683
Faks. +62 21 57900459
Sekretariat Lomba +62 87781037040
D. Kriteria Juri
1. Memiliki kompetensi di bidang/cabang yang dilombakan.
2. Dapat bertindak adil, profesional dan jujur serta tidak memihak kepada siapa pun.
3. Memiliki pengalaman penjurian di bidang/cabang yang dilombakan.
4. Berasal dari unsur perguruan tinggi atau instansi terkait dengan bidang ilmu yang dilombakan.
E. Hadiah dan Penghargaan Pemenang
Hadiah dan penghargaan diberikan kepada penerima lomba sebagai motivasi untuk meingkatkan motivasi dan semangat mencar ilmu dan kegiatan lainnya di sekolah. Pengaturan hadiah dan penghargaan untuk para pemenang yakni:
1. Mendapatkan hadiah dan piagam penghargaan yang diberikan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
2. Para penerima OLSN Sekolah Menengah Pertama tingkat nasional yang memenuhi persyaratan yang ditentukan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama akan mendapatkan Beasiswa Bakat dan Prestasi Sekolah Menengah Pertama tahun 2018 sebesar Rp3.000.000 (tiga juta rupiah)
F. Layanan Informasi
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama memberikan layanan informasi yang sanggup dilihat dan diunduh melalui ditpsmp.kemdikbud.go.id/ pesertadidik untuk mendapatkan informai terkini perihal perubahan-perubahan yang terjadi dalam waktu pelaksanaan, peraturan lomba, surat pemanggilan
dan hal lain seputar OLSN Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018.
Layanan informasi sanggup diakses melalui:
FB Fan Page : ditpsmp.lomba talenta prestasi 2018
Instagram : ditpsmp.prestasi_2018
Twitter : @bakatprestasi18
Youtube : talenta prestasi
Email : bakatprestasi.psmp@kemdikbud.go.id
Alamat Sekretariat : Direktorat Pembinaan SMP
up. Kegiatan Bakat dan Prestasi
Subdit Peserta Didik
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jl. Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 17
Senayan, Jakarta Pusat, 10270
Telepon +62 21 5725683
Faks. +62 21 57900459
Sekretariat Lomba +62 87781037040
G. Pembiayaan
Biaya Pelaksanaan OLSN Tingkat Nasional Sekolah Menengah Pertama 2018 berasal dari APBN untuk akomodasi, konsumsi, transportasi, dan persiapan penyelenggaraan kegiatan OLSN Sekolah Menengah Pertama 2018.
BAB III PELAKSANAAN SETIAP CABANG LOMBA
LOMBA CIPTA CERPEN BERBAHASA INDONESIA
1. Latar Belakang
Karya sastra yang baik selalu mengajak para pembaca untuk merenungkan banyak sekali hal yang terjadi di sekitarnya. Nilai-nilai diajarkan dengan cara yang ringan, tidak menggurui, sekaligus menghidupkan imajinasi. Nilai-nilai positif dalam karya sastra berpeluang lebih tertancap dalam di benak para siswa alasannya disampaikan melalui dongeng yang hidup dan imajinatif.
Sebagai pecahan dari acara literasi, kemampuan membaca berkorelasi dengan kemampuan menulis. Hal itu berarti bahwa kehadiran karya sastra di kalangan siswa dibutuhkan bisa menumbuhkan minat baca yang baik. Dengan tumbuhnya minat membaca dan menulis, siswa dibutuhkan bisa memahami dan mengaplikasikan materi bacaannya, baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakat luas.
Untuk itu, siswa perlu dipersiapkan dan diberi pembinaan dengan cara mengasah proses kreatifnya melalui penciptaan karya sastra, salah satunya, dalam wujud dongeng pendek. Sebagai wadah proses kreatifnya, dipandang perlu siswa mengikuti dan berkompetisi pada Lomba Cipta Cerpen dalam ajang Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) Tingkat Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018.
2. Tujuan
a. Meningkatkan kemampuan literasi siswa;
b. Meningkatkan daya kritis dan daya kreatif siswa terhadap teks;
c. Meningkatkan daya kreativitas siswa melalui kegiatan membaca dan menulis;
d. Menanamkan dan membina apresiasi siswa terhadap nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakat di tengah perkembangan teknologi informasi dikala ini;
e. Meningkatkan pengetahuan dan kecintaan siswa terhadap sastra dan bahasa Indonesia dan menjadi sarana untuk membentuk karakter terpuji, produktif, dan inovatif melalui acara literasi;
f. Mengembangkan perilaku kompetitif dalam diri penerima didik semenjak dini.
3. Tema
“Dunia Tanpa Batas”
4. Subtema
a. Perbenturan nilai-nilai tradisional dan nilai-nilai modern;
b. Perubahan alam lingkungan sekitar alasannya pembangunan dan teknologi;
c. Nilai-nilai keberagaman di lingkungan sekitar masing-masing.
5. Persyaratan Tulisan/Karangan
a. Ditulis memakai bahasa Indonesia;
b. Asli, bukan terjemahan/saduran, dan belum pernah dilombakan/
dipublikasikan;
c. Panjang naskah maksimal 1000 kata;
d. Sampul depan karangan diberi identitas sebagaimana terlihat dalam lampiran 1, halaman 14.
6. Tahapan Lomba
a. Babak Penyisihan
1) Peserta mendaftarkan diri dengan cara mengisi dan mengirimkan formulir ke laman: dipsmp.kemdikbud.go.id/pesertadidik (formulir sanggup diunduh di laman yang sama);
2) Mengirimkan naskah dongeng pendek dalam bentuk soft-copy ke website dipsmp.kemdikbud.go.id/pesertadidik;
3) Peserta boleh mengirimkan maksimal dua naskah dongeng pendek asalkan dikirim sekaligus;
4) Menyertakan surat rekomendasi mengikuti lomba dari kepala sekolah;
5) Surat keterangan orisinilitas/keaslian naskah (format surat orisinalitas sanggup diunduh di laman dipsmp.kemdikbud.go.id/pesertadidik);
6) Naskah paling lambat sudah diterima panitia pada 31 Agustus 2018;
7) Naskah yang masuk akan dinilai dan diseleksi oleh Dewan Juri.
b. Babak Final
1) Peserta dengan karya cerpen terbaik dari setiap provinsi akan mengikuti lomba cipta cerpen tingkat nasional.
2) Dewan Juri menetapkan enam karya penerima terbaik (Juara 1, 2 dan 3 serta Juara Harapan 1, 2 dan 3.
7. Pelaksanaan Babak Final
a. Peserta wajib mengikuti workshop penulisan kreatif yang diselenggarakan panitia;
b. Babak final akan berlangsung sehari sehabis workshop;
c. Peserta dikumpulkan di satu ruangan yang representatif dan kedap internet (offline).
d. Penulisan naskah di babak final akan berlangsung selama satu hari dari jam 08.00 s.d jam 16.00.
e. Peserta menulis dengan laptop/komputer yang disediakan panitia dan harus offline selama proses penulisan.
f. Peserta diperbolehkan membawa bahan-bahan, buku, tumpuan yang dibutuhkan dengan catatan berupa bahan-bahan tercetak (bukan online).
8. Persyaratan Dewan Juri
Dewan juri berjumlah tiga orang yang terdiri atas (1) akademisi/pengajar sastra dari perguruan tinggi, (2) tubuh Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Kemdikbud), dan (3) organisasi profesi dan/atau penulis (sastrawan, pemerhati, wartawan budaya, pekerja seni) yang berkompeten.
Adapun Persyaratan Dewan Juri, yaitu:
a. Minimal sarjana bahasa/sastra atau profesional/praktisi dalam bidang kesusastraan;
b. Independen dan berintegritas.
9. Kriteria Penilaian
Penilaian hasil lomba cipta cerpen dilakukan terhadap empat aspek:
a. Bahasa
1) Tata bahasa;
2) Kemampuan menyusun kalimat;
3) Kekayaan diksi dan idiom;
4) Teknik penulisan. b. Teknik Penulisan
1) Kelancaran bercerita;
2) Kekuatan piranti pembangun dongeng (alur, penokohan, konflik, latar/
setting);
3) Koherensi kecerdikan penceritaan c. Kesesuaian dengan Tema
Karangan harus diubahsuaikan dengan tema/subtema yang ditentukan panitia.
LOMBA DEBAT BERBAHASA INDONESIA
1. Latar belakang
Dalam rangka menghadapi tantangan periode global, situasi dikala ini membutuhkan generasi muda Indonesia yang cakap dan tangguh untuk mengawal dan memperkuat jati diri bangsa dengan kekuatan bangsa. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia. Oleh alasannya itu, kegiatan Debat Berbahasa Indonesia merupakan media untuk mengekspresikan seni berbicara; melatih kepekaan; melatih disiplin dan tanggung jawab; serta memperdalam dan memperkuat kecintaan penerima debat terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi menjadi alat aktualisasi diri, terutama untuk mengekspresikan perasaan dan hasil pemikiran dalam konteks budaya akademik bagi para siswa. Kegiatan Lomba Debat Berbahasa Indonesia ini dibutuhkan bisa meningkatkan kecakapan siswa Sekolah Menengah Pertama dalam berbicara, mengeluarkan pendapat, ide, maupun solusi untuk sebuah topik/permasalahan dengan memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Tujuan
a. meningkatkan perilaku positif berbahasa Indonesia;
b. mendorong dan menyebarkan minat serta talenta seni berbicara siswa;
c. meningkatkan kreativitas siswa dalam berbicara;
d. meningkatkan kepekaan dan mempertajam argumentasi dalam upaya pembentukan karakter siswa;
e. meningkatkan rasa persatuan, kesatuan, patriotisme, dan memupuk perilaku saling menghargai antarsiswa; dan
f. menumbuhkan rasa mempunyai dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa.
3. Tema
Tema Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) Tingkat Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018 ialah
Dunia tanpa Batas. Subtema kegiatan ini adalah:
a. kebhinekaan Indonesia;
b. pendidikan berkarakter, dan/atau;
c. kepedulian terhadap lingkungan hidup.
4. Proses Seleksi
Peserta Debat Bahasa Indonesia siswa Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018
a. mengirimkan esai argumen yang akan disajikan sesuai dengan topik yang dipilih sejumlah 500 kata dalam abjad Times New Roman 12 pt. Esai dikirim ke https://ditpsmp.kemdikbud.go.id/pesertadidik selambat-lambatnya 31
Agustus 2018. Peserta yang lolos seleksi akan diumumkan di web tersebut pada bulan September 2018;
b. melampirkan pindaian (scan) surat rekomendasi untuk mengikuti perlombaan dari kepala sekolah;
c. melampirkan biodata dan foto;
d. melampirkan surat pernyataan belum pernah menjadi juara Debat Bahasa pada tahun sebelumnya.
Catatan: butir d dibentuk dalam satu surat pernyataan bermeterai Rp. 6.000 yang ditandatangani oleh penerima dan diketahui oleh Kepala Sekolah.
5. Juri Lomba
Juri lomba Debat Bahasa Indonesia siswa Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018, yaitu Penyuluh Bahasa Bersertifikat berasal dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa atau Balai/Kantor Bahasa, Dosen Perguruan Tinggi yang berkompeten, dan Praktisi. Setiap babak lomba akan dinilai oleh 3 [tiga] orang dewan juri.
6. Ketentuan Olimpiade Debat
Debat Bahasa Indonesia siswa Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018 akan diselenggarakan dengan format debat berstandar internasional dengan sistem debat Parlemen Inggris. Berikut ini ketentuan teknis Debat Bahasa yang meliputi format debat, bahasa dan topik, standar penilaian, serta penentuan pemenang.
a. Format Debat
1) Para penerima debat dan pendamping mengikuti taklimat (technical meeting). Dalam taklimat akan diundi nomor urut penerima dan babak tampil. Setiap babak tampil terdiri atas 4 tim, yaitu tim afirmasi pembuka, tim afirmasi penutup, tim negasi pembuka, dan tim negasi penutup. Setiap tim terdiri atas dua orang pembicara.
2) Penentuan topik pembahasan dan posisi tim ditentukan pada dikala lomba akan dimulai. Seluruh tim akan diberikan waktu 15 menit untuk menyiapkan argumentasi maupun paparan sesuai dengan topik yang telah ditentukan.
3) Selama waktu persiapan 15 menit tim diperkenankan membuat catatan dengan memakai media internet, tetapi tim dihentikan mendapatkan proteksi dari pihak luar, menyerupai pelatih dan pendukung.
4) Setiap kelompok tampil terdapat 4 tim dengan posisi Afirmasi Pembuka, Negasi Pembuka, Afirmasi Penutup, dan Negasi Penutup. Setiap pembicara akan berbicara dengan urutan sebagai berikut.
a) Pembicara 1 Afirmasi Pembuka b) Pembicara 1 Negasi Pembuka
d) Pembicara 2 Negasi Pembuka e) Pembicara 1 Afirmasi Penutup f ) Pembicara 1 Negasi Penutup g) Pembicara 2 Afirmasi Penutup h) Pembicara 2 Negasi Penutup
5) Setiap pembicara akan berbicara dalam waktu maksimal 7 menit.
Waktu akan dihitung dikala pembicara mulai memberikan informasi. Jadi, waktu maksimal setiap babak lomba yakni 56 menit (untuk 8 pembicara).
6) Saat pembicara memberikan gagasan, informasi, ataupun
argumentasi, pembicara dari posisi lawan (afirmasi berlawanan
dengan negasi) diizinkan untuk menunjukkan poin informasi. Poin
informasi yakni hal-hal yang hendak disampaikan pembicara
lainnya terhadap pembicara yang sedang berbicara. Informasi itu sanggup berupa pertanyaan, tanggapan, atau sanggahan singkat yang bertujuan memperkaya informasi dan/atau mengukuhkan posisi.
7) Pembicara yang berada pada posisi yang sama (misalnya afirmasi pembuka dan afirmasi penutup) tidak diperkenankan menawar poin informasi kepada pembicara yang sedang berbicara.
8) Poin informasi disampaikan dengan cara memencet bel (jika ada) atau mengangkat tangan sambil menyampaikan “Poin informasi”.
9) Pembicara yang sedang berbicara mempunyai hak penuh untuk menolak atau mendapatkan tawaran poin informasi.
10) Jika poin informasi ditolak, pembicara sanggup menawarkannya kembali nanti. Namun, kalau poin informasi diterima, pembicara yang menawar poin informasi mempunyai waktu maksimal 15 detik untuk memberikan poin informasi.
11) Keempat tim dalam setiap babak akan diberi peringkat, mulai dari peringkat pertama hingga keempat. Dalam setiap babak tersebut, setiap tim akan memperoleh poin kemenangan dengan perincian sebagai berikut.
a) Peringkat pertama mempunyai tiga poin kemenangan;
b) Peringkat kedua mempunyai dua poin kemenangan;
c) Peringkat ketiga mempunyai satu poin kemenangan;
d) Peringkat keempat mempunyai nol poin kemenangan.
12) Peserta tidak boleh meninggalkan ruang debat pada dikala babak berlangsung.
13) Peserta tidak diperkenankan memberikan pernyataan yang berpotensi menjadikan konflik suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
14) Babak penyisihan akan dilaksanakan dua kali putaran supaya seluruh tim pernah menduduki posisi Afirmasi dan posisi Negasi. Oleh alasannya itu, sebuah tim dimungkinkan bertemu dengan tim lain lebih dari satu
15) Penentuan jadwal pertandingan yang mengatur penerima masuk ke dalam jadwal A atau B akan diumumkan oleh Dewan Juri.
16) Setelah babak pelaksanaan lomba debat selesai, semua penerima dipersilahkan menunggu di luar ruangan dan dewan juri akan berdiskusi untuk menentukan hasil debat.
17) Setelah penilaian juri, penerima kembali masuk ke ruangan untuk mendengarkan hasil babak tersebut. Dewan juri akan memberikan ulasan, evaluasi, ataupun jawaban terhadap topik yang telah diperbedatkan dan jalannya debat. Peserta diperkenankan bertanya kepada dewan juri untuk mendapatkan masukan dan umpan balik.
18) Selama pertandingan debat berlangsung, para pendamping mengisi kertas (formulir) yang dibagikan oleh panitia perihal topik debat, jalannya debat, atau tampilan peserta.
b. Definisi dan Peran Peserta
1) Tim afirmasi yakni tim yang mendukung/setuju dengan pernyataan dalam topik, sedangkan tim negasi yakni tim yang tidak mendukung/ tidak oke dengan pernyataan dalam topik.
2) Peran pembicara 1 Afirmasi Pembuka, yaitu memperjelas posisi, mendefinisikan istilah dalam topik, serta memberikan paparan/ argumentasi Tim Afirmasi Pembuka.
3) Peran pembicara 1 Negasi Pembuka, yaitu memperjelas posisi, menanggapi atau menyanggah pembicara sebelumnya, serta memberikan paparan/argumentasi Tim Negasi Pembuka.
4) Peran pembicara 2 Afirmasi dan Negasi Pembuka, yaitu memberikan jawaban atau sanggahan serta memberikan paparan/ argumentasi gres dari tim.
5) Peran pembicara 1 Afirmasi dan Negasi Penutup, yaitu memberikan argumentasi gres yang mendukung atau menolak topik selain infomasi yang telah disampaikan oleh Tim Pembuka serta memberikan jawaban atau sanggahan.
6) Peran pembicara 2 Afirmasi dan Negasi Penutup, yaitu merangkum debat yang telah berlangsung, memberikan jawaban dan sanggahan terakhir, serta memberikan simpulan. Pembicara 2 Afirmasi dan Negasi Penutup tidak diperbolehkan memberikan argumentasi baru.
c. Bahasa dan Topik
1) Debat Bahasa Indonesia siswa Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018 memakai bahasa pengantar bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik yakni bahasa Indonesia yang dipakai sesuai dengan situasi komunikasi, sedangkan bahasa Indonesia yang benar yakni bahasa yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Situasi komunikasi pada debat memakai bahasa Indonesia ragam formal.
2) Materi Olimpiade pada cabang lomba Debat Bahasa Indonesia Tingkat Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018, yaitu Pendidikan Karakter melalui Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup sebagai Perekat Kebinekaan. Adapun topik yang sanggup dipilih yakni sebagai berikut.
a) Menghilangnya toleransi antar-umat beragama di Indonesia;
b) Kesenian tradisional dianggap tertinggal zaman;
c) Jam Pelajaran mengajar PPKN perlu ditambah;
d) Bahasa kawasan perlu dilestarikan;
e) Pendidikan karakter tidak perlu diintegrasikan pada pelajaran sekolah;
f ) Mengenal budaya suku lain melalui dongeng rakyat;
g) Komunikasi lintas budaya melalui media sosial;
h) Produksi sinetron/film yang mempunyai tokoh dari banyak sekali suku perlu diperbanyak;
i) Tim sepak bola nasional perlu menyertakan bawah umur daerah;
j) Bermain games on line lebih asyik daripada bermain dolanan;
k) Pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab pemerintah;
l) Pentingnya pendidikan lingkungan hidup dalam pelajaran sekolah.
d. Standar Penilaian
Setiap paparan subtantif dari setiap pembicara akan dinilai dengan rentang nilai 50—100 poin dengan aspek penilaian sebagai berikut.
1) Penguasaan Materi
a) Pemenuhan kriteria posisi;
b) Pemenuhan argumentasi;
c) Kelengkapan materi;
d) Penggunaan sumber/rujukan.
2) Penguasaan Kebahasaan
a) Ketepatan tata bahasa;
b) Ketepatan bentuk dan pilihan kata;
c) Penggunaan gaya bahasa;
d) Keruntutan informasi.
3) Penyajian Materi
a) Kepercayaan diri;
b) Kesopanan;
c) Kesantunan;
d) Ketepatan paralinguistik.
e. Penentuan Pemenang
1) Pada tamat babak penyisihan, seluruh tim akan diperingkatkan menurut poin kemenangan. Tim dengan poin jumlah kemenangan sama akan diurutkan menurut nilai total setiap tim.
2) Setelah babak penyisihan, delapan tim dengan peringkat tertinggi akan bertanding pada babak semifinal, dengan komposisi pertandingan akan ditentukan oleh dewan juri.
3) Empat tim terbaik dalam babak semifinal akan lolos ke babak final untuk memperebutkan pemenang 1, 2, 3, dan 4.
4) Tim terbaik ke-5 dan ke-6 akan diambil dari 2 tim semifinalis yang belum lolos ke babak final dengan nilai tertinggi sehabis tim yang masuk ke babak final.
5) Keputusan dewan juri bersifat mutlak dan tidak sanggup diganggu gugat
LOMBA KREATIVITAS CERITA BERBAHASA INGGRIS (Story Telling)
1. Latar Belakang
Salah satu teks yang menjadi pecahan penting bagi pembangunan karakter generasi penerus yakni cerita. Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, budaya serta etika istiadat yakni negara yang kaya akan dongeng baik berupa dongeng, mitologi maupun jenis dongeng lainnya. Kekayaan ini sudah selayaknya dipertahankan dan dilestarikan supaya generasi penerus tetap mengenal akar budayanya. Sebagai pecahan dari masyarakat global yang juga bertanggung jawab terhadap masa depan bumi ini, generasi muda juga perlu mempunyai semangat untuk menjadikan dongeng asli Indonesia dikenal luas di dunia internasional supaya nilai-nilai luhur bangsa ini sanggup ditebarkan ke bangsa- bangsa lain. Caranya, antara lain, yakni dengan memberikan cerita-cerita asli Indonesia dengan bahasa pengantar yang dikenal luas, dan bahasa Inggris yakni salah satunya.
Dengan kemampuan membaca dongeng berbahasa Inggris, generasi muda juga sanggup memperoleh nilai-nilai luhur dari banyak sekali bangsa lain melalui cerita- dongeng yang sudah banyak diterbitkan dalam bahasa Inggris. Melalui membaca dongeng dan bercerita, siswa akan membandingkan, mengambil pelajaran dan menggunakannya untuk menyebarkan nilai-nilai yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Melalui kegiatan yang terarah, mengenal dan membaca dongeng dari banyak sekali bangsa akan berpotensi membuka wawasan generasi penerus untuk pengembangan karakter bangsa yang terbuka, selalu ingin tahu, gampang beradaptasi, menghargai perbedaan, tidak merasa paling benar, dan bahkan akan semakin menyadari kekurangan diri dan budayanya. Namun di sisi lain, kegiatan tersebut juga akan berpotensi menumbuhkan kesadaran akan banyak sekali kelebihan yang dimiliki bangsa ini, yang akan berdampak pada tumbuhnya rasa bangga, percaya diri, dan semakin terkikisnya rasa rendah diri dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.
Kreativitas dongeng dalam bahasa Inggris (Story Telling) dibutuhkan bisa menjadikan generasi muda khususnya para pandai balig cukup akal mempunyai keinginan untuk menggali nilai-nilai positif dan mengurangi nilai-nilai negatif dari suatu dongeng yang mereka baca dan tampilkan. Oleh alasannya itu, dengan story telling penerima dan penonton akan mencar ilmu perihal kearifan, karakter dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh keluarga, masyarakat, dan negara sendiri tetapi juga di tingkat regional dan internasional.
2. Tujuan
a. Meningkatkan kemampuan literasi siswa Sekolah Menengah Pertama melalui story telling;
b. Mengembangkan kreativitas dan daya fikir kritis siswa Sekolah Menengah Pertama dalam menafsirkan isi cerita, menyebarkan cerita, serta penampilan bercerita di depan publik;
secara ekspresi di depan publik dengan memakai kaidah bahasa Inggris yang baik dan benar;
d. Meningkatkan rasa percaya diri, perilaku saling menghargai, totalitas, semangat bekerja keras, dan melaksanakan kerja sama.
3. Subtema Lomba
Subtema kreativitas dongeng berbahasa Inggris 2018 adalah:
a. Kebhinekaan sebagai Potensi Kemajuan Bangsa;
b. Aksi Nyata untuk Lingkungan;
c. Kekayaan Maritim untuk Kesejahteraan Bangsa;
d. Nilai-nilai Masyarakat Madani;
e. IPTEK (Ilmu Pengetahuan, Teknologi) untuk Kesejahteraan Bangsa;
f. Kearifan Lokal sebagai Pilar Kekuatan Bangsa;
g. Kemanusiaan dan Moralitas di Tengah Kecanggihan Teknologi.
Bentuk dongeng meliputi dongeng rakyat (folklore), mitologi (myth), legenda (legend), dan fabel (fable) dengan “sentuhan baru” secara inovatif baik dalam penafsiran isi pesan, pengembangan alur cerita, ataupun teknik penyajiannya. Sebagai contoh, pendongeng atau story teller bisa mengubah susunan alur cerita, sudut pandang bercerita/gaya penceritaan, menambah detil dongeng tanpa “merusak” inti dongeng dan kreatifitas lainnya.
Penggunaan properti dan kostum diperbolehkan, namun hendaknya tidak mengganggu storyteller maupun penonton. Properti dan kostum yang berlebihan atau tidak mendukung tercapainya tujuan bercerita tidak disarankan. Story telling lebih menekankan kekuatan kata (power of words), ketercapaian pesan dan interaksi dengan penonton.
4. Prosedur dan Tahapan Lomba
a. Pendaftaran dan Seleksi
1) Cerita yang dipilih harus sesuai dengan tema/subtema lomba. Cerita sanggup diambil pribadi atau saduran dari dongeng yang sudah ada, atau dimodifikasi sendiri oleh peserta. Isi dongeng memberikan keteladanan dalam menerapkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
2) Pendaftaran dilaksanakan secara terbuka bagi semua siswa SMP/ MTs (pada dikala lomba) di seluruh Indonesia. Pendaftaran dilakukan secara daring melalui laman ditpsmp.kemdikbud.go.id/pesertadidik selambat-lambatnya pukul 24:00 WIB, tanggal 31 Agustus 2018;
3) Formulir dan format proposal dalam bentuk softfcopy (PDF) sanggup diupload pada laman di atas;
4) Peserta mengisi formulir pendaftaran dan proposal yang sudah diunduh pada laman di atas;
5) Peserta menyerahkan proposal dalam bahasa Inggris yang baik, yang ditulis dengan abjad Times New Roman, ukuran 12, pada kertas A4, dengan spasi 1,5. Proposal memuat:
a. Ulasan singkat perihal pengetahuan dan pemahaman peserta, perihal story telling, dengan merujuk pada sumber-sumber yang baik. Sebutkan referensinya. (± 250 kata);
b. Ringkasan singkat perihal 1 (satu) dongeng lokal dan 1 (satu) dongeng dari negara lain yang akan Anda sampaikan pada lomba story telling tingkat nasional. (± 500 kata/cerita);
c. Alasan Anda menentukan masing-masing dongeng tersebut. (± 50 kata/
cerita);
d. Tujuan Anda menentukan masing-masing dongeng tersebut. (± 50 kata/
cerita);
e. Rekaman video penyampaian dongeng tersebut oleh peserta, dalam format VCD/DVD.
Selanjutnya sebagai materi kurasi tahap pertama, semua berkas; formulir, proposal, (dalam bentuk cetakan) dan video format VCD/DVD dikirim melalui pos selambat-lambatnya Tanggal 31 Agustus 2018 sesuai dengan cap pos, ditujukan kepada:
Direktorat Pembinaan SMP
up. Kegiatan Bakat dan Prestasi
Subdit Peserta Didik
Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen
Kompleks Kemdikud, Gedung E lantai 17
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon/faksimili 021-5725683,
Surel: bakatprestasi.psmp@kemdikbud.go.id
Masing-masing provinsi akan diambil satu terbaik, sehingga jumlah keseluruhan terdiri dari tigapuluh empat penerima (dari 34 propinsi) dan akan mengikuti babak penyisihan tingkat nasional.
b. Babak Penyisihan Nasional
1) Setiap penerima memberikan dua cerita, (1) dongeng lokal dari kawasan domisil penerima maupun dari kawasan lain di seluruh Indonesia, dan (2) dongeng abnormal dari manca negara di seluruh dunia (bukan hanya dari negara penutur asli bahasa Inggris);
2) Cerita yang ditampilkan harus sesuai dengan dongeng yang dilampirkan dalam proposal;
penerima menyatakan siap atau memberi instruksi pada tim juri.
4) Sepuluh penerima terbaik akan dipilih untuk masuk ke babak final. c. Babak Final Nasional
Babak ini akan mempertandingkan 10 finalis. Para finalis harus menjalani dua kegiatan penting, yaitu tahap pra-final dan tahap final. Prosedur pelaksanaannya yakni sebagai berikut:
1) Tahap Pra-final:
a) Peserta mempersiapkan diri untuk memberikan dongeng pada babak final (peer collaboration). Latihan persiapan ini secara formal dilaksanakan di bawah bimbingan tim juri dalam ruang tertutup, tanpa dihadiri oleh guru pendamping, maupun orang tua. Di tahap ini, para finalis hendaknya saling bekerja sama menggali potensi karakter atau kekhasan masing-masing;
b) Para finalis secara bantu-membantu mencari dan menyepakati tiga dongeng lokal dan tiga dongeng mancanegara untuk diusulkan kepada juri;
c) Bersama para juri, para finalis berdiskusi untuk menentukan dan menentukan satu dongeng lokal dan satu dongeng mancanegara yang akan disampaikan pada babak final;
d) Semua finalis memberikan dongeng yang sama yang telah disepakati;
e) Sebelum babak final berlangsung, para finalis sanggup melaksanakan pengendapan (persiapan pribadi);
2) Tahap Final:
a) Menyampaikan dongeng lokal, hingga semua selesai;
b) Menyampaikan dongeng dari manca negara hingga semua selesai;
c) Mengenakan busana yang tidak merepotkan penerima maupun pembimbingnya;
d) Waktu bercerita maksimal 6 menit. Waktu dihitung dikala penerima menyatakan siap atau memberi instruksi pada tim juri
LOMBA CIPTA PUISI
1. Latar Belakang
Apresiasi terhadap karya sastra sanggup dilakukan dengan bermacam-macam cara, di antaranya yakni mencipta puisi. Dalam kegiatan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, siswa mendapatkan pengalaman menulis puisi. Kemampuan menulis puisi akan berkembang dengan baik kalau siswa mempunyai kekayaan akan bacaan. Menulis dan membaca merupakan acara yang tidak bisa dipisahkan. Membaca akan meningkatkan pemahaman, wawasan, dan pengetahuan. Menulis sanggup meningkatkan keterampilan berbahasa dan membuat karya sastra. Dengan demikian, kedua kegiatan tersebut secara pribadi sanggup meningkatkan kemampuan siswa dalam berliterasi.
Cipta puisi termasuk ke dalam ranah apresiasi produktif, yaitu suatu acara kreatif yang menghasilkan goresan pena dengan kualitas estetik. Tulisan mempunyai kualitas estetik kalau bisa memberikan pengalaman, pengetahuan, keindahan, dan daya gugah bagi pembaca. Mencipta puisi membutuhkan kepekaan terhadap banyak sekali duduk masalah kehidupan, kekayaan imajinasi, kecermatan menentukan kata, membuat bahasa kias, dan menyusunnya menjadi rangkaian kata dengan memperhitungkan aspek lima. Ramuan banyak sekali aspek tersebut menghasilkan puisi yang bisa memberikan makna kepada pembaca.
Pada kegiatan olimpiade literasi ini, lomba cipta puisi dirancang dengan memperhatikan kemampuan siswa dalam memahami tema, menyerap realitas kehidupan, memahami bacaan, mengolah imajinasi, dan kemampuan menuangkannya dalam bentuk puisi. Tema lomba cipta puisi dipilih dengan memperhatikan fenomena kekinian yang secara konkrit dihadapi siswa dalam kehidupan. Harapannya siswa mempunyai kepekaan terhadap banyak sekali duduk masalah kehidupan dan bisa menautkannya dengan wawasan dan pengetahuan yang diperolehnya dari membaca. Dengan demikian, puisi yang diciptakan yakni hasil pengolahan realitas, kekayaan wawasan dan pengetahuan, serta kemampuan mengolah imajinasi yang diwujudkan dalam rangkaian kata yang mempunyai kualitas keindahan.
2. Tujuan
a. Meningkatkan dan menyebarkan apresiasi sastra di kalangan siswa
SMP/MTs negeri dan swasta atau yang sederajat;
b. Mengembangkan kreativitas dan menambah kecintaan siswa terhadap ilmu pengetahuan dalam bidang sastra, khususnya cipta puisi dan baca puisi;
c. Menyalurkan potensi siswa di bidang bahasa dan sastra, khususnya dalam bidang menulis dan membaca puisi;
d. Menumbuhkan kepekaan dan tenggang rasa siswa pada persoalan-persoalan di lingkungan mereka, baik dalam skala lokal, regional, nasional, bahkan global.
e. Menumbuhkan perasaan gembira dan cinta akan kebhinekaan bangsa. f. Mengembangkan perilaku kompetitif dan sportif dalam diri siswa.
3. Tema
Tema: “Dunia Tanpa Batas”
Tema ini dijabarkan dalam beberapa subtema sebagai berikut:
a. Kebhinekaan bangsa Indonesia;
b. Nilai kemanusian dan moral dalam masyarakat modern;
c. Aku, lingkungan alam, dan kemajuan teknologi.
4. Ketentuan Lomba
a. Penciptaan puisi menurut kemampuan memadukan realitas dan imajinasi yang ditopang dengan kekayaan akan bacaan;
b. Judul puisi bebas menurut tema yang telah ditentukan;
c. Jumlah kata dalam penciptaan puisi minimal 50 kata dan maksimal 250 kata;
d. Puisi diketik dengan jenis abjad Times New Roman, font 12 dengan spasi 1,5;
e. Karya puisi merupakan karya asli, bukan terjemahan dan karya orang lain dengan melampirkan surat pernyataan keaslian karya.
f.
g. Sampul depan karya puisi diberi identitas: nama siswa, asal sekolah, kabupaten/kota, dan provinsi.
5. Teknis Pelaksanaan Lomba
a. Lomba cipta puisi sanggup diikuti oleh seluruh siswa sekolah jenjang SMP/MTs negeri dan swasta atau yang sederajat di seluruh Indonesia.
b. Peserta mengirimkan 3 naskah puisi kepada Panitia Olimpiade Literasi Siswa Nasional Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018. Batas tamat pengiriman karya puisi Tgl 31 Agustus 2018 (sesuai cap pos) dengan alamat: Sekretariat Lomba (pada BAB II poin F halaman 7).
c. Juri menilai dan memilah karya puisi terbaik dari setiap provinsi.
d. Peserta dengan karya puisi terbaik dari setiap provinsi akan mengikuti lomba cipta puisi tingkat nasional.
e. Pada dikala pelaksanaan lomba cipta puisi tingkat nasional, juri akan menyiapkan materi bacaan sesuai tema yang akan menjadi materi siswa untuk membuat puisi. Peserta wajib membaca materi bacaan tersebut untuk pengayaan dalam proses penciptaan puisi.
f. Peserta lomba tingkat nasional wajib mengikuti workshop penulisan puisi yang diselenggarakan panitia dengan juri pelatih pemandu. Workshop dilakukan sehari sebelum lomba tingkat nasional dilaksanakan.
6. Teknis Pelaksanaan Tingkat Nasional
a. Puisi diciptakan dikala lomba berlangsung.
b. Juri memberikan wawasan perihal proses kreatif penciptaan puisi sebelum lomba berlangsung.
c. Juri menyediakan materi bacaan yang terkait dengan tema lomba.
Peserta diperbolehkan membawa buku-buku yang terkait dengan tema dan mendukung proses penciptaan puisi. Jika buku yang dibawa berupa kumpulan puisi atau memuat puisi, maka penerima wajib melaporkan dengan cara mengisi daftar buku bacaan yang disediakan panitia.
d. Kegiatan mencipta puisi dan membaca buku merupakan kegiatan yang bersifat integral.
e. Waktu yang disediakan untuk mencipta puisi dan membaca buku adalah
180 menit.
f. Puisi diketik pada laptop yang disediakan oleh panitia.
g. Peserta tidak boleh memakai telpon genggam selama lomba berlangsung.
7. Aspek Penilaian
a. Penafsiran Tema b. Diksi
c. Citraan
d. Bahasa Kias (metafor, metonimi, simbol)
e. Sarana Retorik
f. Bunyi dan aspek puitik (rima, asonansi, aliterasi)
8. Dewan Juri
a. Juri berasal dari lingkungan akademis yang mempunyai keahlian di bidang bahasa dan sastra Indonesia atau sastrawan/penyair;
b. Memiliki kompetensi di bidangnya dan pernah menjadi juri di bidang cipta puisi;
c. Dapat bertindak adil, profesional, berintegritas, dan independen.
BAB IV PENUTUP
Keberhasilan penyelenggaraan Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018 ditentukan oleh semua unsur yang berkepentingan dalam melaksanakan kegiatan secara tertib, teratur, penuh disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Dengan memahami Buku Panduan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018 ini dibutuhkan panitia penyelenggara, penerima dan pihak-pihak lain sanggup melaksanakan kiprah dengan sebaik-baiknya sehingga kegiatan Festival Literasi Siswa Nasional ini mencapai hasil secara optimal.
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam peraturan perlombaan ini akan ditentukan kemudian oleh panitia penyelenggara berupa surat keputusan tambahan, adendum atau hukum embel-embel dalam peraturan pertandingan/ perlombaan ini. Seluruh keputusan Dewan Juri dan panitia penyelenggara yang tercantum di dalam peraturan perlombaan di atas yakni mutlak dan tidak sanggup diganggu gugat.
Menyadari masih banyak kekurangan dalam Buku Panduan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) Sekolah Menengah Pertama Tahun 2018 ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai materi masukan bagi perbaikan penyelenggaraan OLSN Sekolah Menengah Pertama di tahun-tahun mendatang.
Semoga panduan ini sanggup membantu dalam mencapai sasaran yang diharapkan.
Demikian goresan pena perihal