Makna sinestesia dan asosiasi merupakan dua diantra jenis-jenis makna kata serta jenis-jenis pergeseran makna. Menurut laman id.wikipedia.org, makna sinestesia merupakan metafora atau perumpamaan suatu pancaindera yang dikenakan ke pancaindera lain yang tidak ada hubungannya dengan ungkapan tersebut. Sementara itu, makna asosiasi yaitu suatu kata yang dikiaskan kepada kata lain alasannya yaitu kata terebut bisa menjadi perumpamaan bagi kata lain tersebut.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada beberapa pola makna sinestesia dan asosiasi dalam bentuk kalimat yang ada di bawah ini!
1. Contoh Makna Sinestesia
- Gadis itu terlihat manis sekali.
- kata manis pada kalimat ini semestinya yaitu suatu hal yang sanggup dikecap oleh indra pengecap. Namun, pada kalimat tersebut, kata manis justru menjadi sesuatu yang sanggup dilihat oleh indera penglihatan.
- Perkatannya begitu pedas di telingaku.
- Pedas merupakan suatu hal yang hanya sanggup dikecap oleh lidah. Namun, pada kalimat di atas kata pedas justru dikiaskan sebagai sesuatu yang sanggup didengar telinga)
- Kenangan pahit ini terus terasa di hati ini.
- Pahit yaitu suatu rasa yang hanya sanggup dikecap oleh lidah. Namun, kalimat di atas membuat pahit dapat dirasakan oleh indera perasaan.
- Hatiku tertampar oleh ucapannya itu.
- Tertampar merupakan suatu hal yang hanya bisa dirasakan oleh kulit. Namun, kalimat di atas menciptakan rasa tertampar dapat dirasakan pula oleh perasaan atau hati.
2. Contoh Makna Asosiasi
- Pejabat itu ditangkap alasannya yaitu kedapatan menerima amplop dari pejabat lain.
- Pada kalimat di atas, kata amplop diasosiasikan sebagai uang sogokan. Asosiasi tersebut terjadi karena amplop merupakan salah satu benda daerah menyimpan uang (terlepas uang itu halal ataupun sogokan)
- Aku tetapkan pergi dari lingkungan tersebut, alasannya yaitu saya enggan menjadi benalu diantara mereka.
- Pada kalimat di atas, kata benalu diasosiasikan sebagai pengganggu. Asosiasi ini terjadi karena benalu identik dengan flora yang merusak dan mengganggu pertumbuhan pohon inang yang dihinggapinya, sehingga kata tersebut bisa diasosiasikan untuk orang yang dianggap suka mengganggu.
- Ponsel cendekia di neger ini kian menjamur.
- Kata menjamur merupakan asosiasi dari kata ada di mana-mana. Adapun penyebab diasosiasikannya kata menjamur dengan di mana-mana karena jamur sendiri bisa tumbuh di mana-mana laiknya ponsel cendekia di negeri ini, sehingga kata tersebut pantas untuk menjadi asosiasi bagi ada di mana-mana.
- Dia populer sebagai komedian yang lawakannya selalu dapat mengocok perut penonton.
- Kata mengocok pada kalimat diatas merupakan asosiasi dari kata menciptakan tawa terpingkal-pingkal. Asosiasi ini terjadi alasannya yaitu saat orang tertawa terpingkal-pingkal, maka perut penonton pun akan merasa ibarat terkocok-kocok. Oleh alasannya yaitu itu, kata mengocok pun menjadi asosiasi bagi kata membuat penonton terpingkal-pingkal.
Demikianlah beberapa pola makna sinestesia dan asosiasi dalam kalimat bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin menambah rujukan soal pola makna kata, pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut ini, yaitu contoh makna denotasi dan konotasi, makna idiomatik dan contohnya, makna metaforis dan contohnya, makna kontekstual dan contohnya, serta artikel makna tematik dan contohnya.
Semoga artikel kali ini bermanfaat dan bisa memberi wawasan tersendiri bagi pembaca sekalian, entah itu mengenai makna kata pada khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Mohon maafkan pula jikalau ada kesalahan penulisan dan pemaparan pada artikel kali ini. Sekian dan juga terima kasih sebesar-besarnya.
Sumber https://dosenbahasa.com