Friday, April 12, 2019

√ Pengertian Kalor Laten, Sejarah, Jenis Dan Contoh

Kalor laten (L) didefinisikan sebagai jumlah energi kalor (kalor, Q) yang diserap atau dilepaskan ketika benda mengalami proses suhu konstan. Persamaan untuk kalor laten spesifik adalah: L = Q / m dimana:



  • L yaitu kalor laten spesifik

  • Q yaitu kalor yang diserap atau dilepaskan

  • m yaitu massa suatu zat


Jenis proses yang terjadi pada suhu konstan yang paling umum yaitu perubahan fasa, ibarat peleburan, pembekuan, penguapan, atau kondensasi. Energi dianggap “laten” alasannya intinya tersembunyi di dalam molekul hingga perubahan fase terjadi. Ini “spesifik” alasannya dinyatakan dalam bentuk energi per satuan massa. Satuan paling umum dari kalor laten spesifik yaitu joule per gram (J / g) dan kilojoule per kilogram (kJ / kg). Kalor laten spesifik yaitu sifat materi yang intensif. Nilainya tidak tergantung pada ukuran sampel atau di mana suatu zat sampel diambil.


Sejarah


Ahli kimia Inggris Joseph Black memperkenalkan konsep kalor laten di suatu daerah antara tahun 1750 dan 1762. Pembuat wiski Scotch telah mempekerjakan Black untuk memilih adonan materi bakar dan air terbaik untuk penyulingan dan untuk mempelajari perubahan volume dan tekanan pada suhu konstan. Black menerapkan kalorimetri untuk studinya dan mencatat nilai kalor laten.


Fisikawan Inggris James Prescott Joule menggambarkan kalor laten sebagai bentuk energi potensial.


Joule percaya energi bergantung pada konfigurasi partikel tertentu dalam suatu zat. Faktanya, orientasi atom di dalam molekul, ikatan kimianya, dan polaritasnya yang memengaruhi kalor laten.


Jenis Transfer Kalor Laten


Kalor laten dan kalor sensibel yaitu dua jenis perpindahan kalor antara suatu benda dan lingkungannya.



  • Kalor fusi laten yaitu kalor yang diserap atau dilepaskan ketika materi meleleh, mengubah fase dari bentuk padat menjadi cair pada suhu konstan.

  • Laten Kalor Penguapan: Laten kalor penguapan yaitu kalor yang diserap atau dilepaskan ketika materi menguap, mengubah fase dari fase cair ke gas pada suhu konstan.

  • Kalor sensibel : Meskipun kalor sensible sering disebut kalor late , itu bukan situasi suhu konstan, juga tidak ada perubahan fasa. Kalor sensibel mencerminkan perpindahan kalor antara materi dan lingkungannya. Ini yaitu kalor yang sanggup “dirasakan” ketika benda mengalami perubahan.


Kalor dan Meteorologi sensibel


Sementara kalor fusi laten dan penguapan dipakai dalam fisika dan kimia, mahir meteorologi juga mempertimbangkan kalor sensibel. Ketika kalor laten diserap atau dilepaskan, itu menghasilkan ketidakstabilan di atmosfer, berpotensi menghasilkan cuaca buruk. Perubahan kalor laten mengubah suhu benda ketika bersentuhan dengan udara hangat atau dingin. Baik kalor laten dan sensibel menjadikan udara bergerak, menghasilkan angin dan gerakan vertikal massa udara.


Contoh Kalor Laten dan sensibel


Kehidupan sehari-hari dipenuhi dengan contoh-contoh kalor laten dan sensibel :


Air mendidih di atas kompor terjadi ketika energi kalor dari elemen pemanas dipindahkan ke panci dan pada gilirannya ke air. Ketika energi yang cukup disediakan, air cair mengembang untuk membentuk uap air dan air mendidih. Sejumlah besar energi dilepaskan ketika air mendidih. Karena air mempunyai kalor uap tinggi, gampang terbakar dengan uap.


Demikian pula, energi yang cukup harus diserap untuk mengubah air cair menjadi es dalam freezer. Freezer menghilangkan energi kalor, memungkinkan transisi fase terjadi. Air mempunyai kalor fusi laten yang tinggi, sehingga mengubah air menjadi es membutuhkan penghilangan lebih banyak energi daripada membekukan oksigen cair menjadi oksigen padat, per unit gram.


Kalor laten menjadikan angin topan semakin intensif. Udara memanas ketika melintasi air hangat dan mengambil uap air. Ketika uap mengembun membentuk awan, kalor laten dilepaskan ke atmosfer. Kalor embel-embel ini menghangatkan udara, menghasilkan ketidakstabilan dan membantu awan naik dan angin puting-beliung semakin intensif.


Kalor sensibel dilepaskan ketika tanah menyerap energi dari sinar matahari dan menjadi lebih hangat.


Pendinginan melalui keringat dipengaruhi oleh kalor laten dan sensibel. Ketika ada angin, pendinginan evaporatif sangat efektif. Kalor hilang dari badan alasannya kalor laten penguapan air yang tinggi. Namun, jauh lebih sulit untuk mendinginkan di lokasi yang cerah daripada di daerah teduh alasannya kalor sensibel  dari sinar matahari yang diserap bersaing dengan imbas dari penguapan.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com