Monday, July 1, 2019

√ 5 Pola Puisi Terzina Dalam Bahasa Indonesia

Berdasarkan bentuknya, puisi gres terdiri atas beberapa macam. Adapun bentuk yang dimaksud yakni jumlah baris di setiap baitnya. Salah satu diantara macam-macam puisi gres menurut bentuknya tersebut yakni terzina. Puisi ini merupakan puisi gres yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris. Untuk mengetahui ibarat apa bentuk puisi ini, berikut ditampilkan beberapa pola puisi terzina dalam bahasa Indonesia!


Contoh 1:


Aku Ingin*

Karya: Sapardi Djoko Damono


aku ingin mencintaimu dengan sederhana:

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu


aku ingin mencintaimu dengan sederhana:

dengan aba-aba yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada


(1989)


*Sumber: Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni, hlm 105.


Contoh 2:


Dongeng Kucing*

Karya: Sapardi Djoko Damono


Lengking klakson dan rem kendaraan beroda empat itu

meninggalkan jejak asap knalpot, debu,

dan seekor kucing yang sekarat.


Di dalam rumah, tangis seorang gadis kecil,

lalu bunyi menghibur seorang ibu

menyelundupkan final hidup ke negeri dongeng.


Jalan memang dibangun untuk mobil,

manusia, dan juga–tentu saja–kucing;

tak boleh kita meragukan campur-tangan-Mu, bukan?


*Sumber: Sapardi Djoko Damono, Melipat Jarak, hlm 29.


Contoh 3:


Pokok Kayu*

Karya: Sapardi Djoko Damono


“suara angin di rumpun bambu

dan bunyi kapak di pokok kayu,

adakah bedanya, Saudaraku?”


“jangan mengganggu,” bentak seekor tempua

yang sedang mengerami telur-telurnya

di kusut rambut Nuh yang sangat purba


*Sumber: ibid, hlm 38.


Contoh 4:


Hanya*

Karya: Sapardi Djoko Damono


hanya bunyi burung yang kaudengar

dan tak pernah kau lihat burung itu

tapi tahu burung itu ada di sana


hanya desir yangin yang kaurasa

dan tak pernah kaulihat angin itu

tapi percaya angin itu di sekitarmu


hanya doaku yang bergetar malam ini

dan tak pernah kaulihat siapa aku

tapi yakin saya ada dalam dirimu


*Sumber: ibid, hlm 124.


Contoh 5:


Masih Pagi*

Karya: Sapardi Djoko Damono


Masih pagi begini kau mau ke mana?

Kemarin kau bilang sakit,

sekarang pagi-pagi malah sudah bangun.


dan siap-siap pergi.

Wajahmu tampak pucat,

coba saja lihat di cermin.


Kamu tak takut lagi lihat cermin, bukan?

Cermin tidak pernah bermaksud

menakut-nakuti,


sekadar memberi tahu

bahwa kita sudah sampai

di ruas tertentu.


Ya, saat galur-galur di wajah kita

tampak tambah tegas.

Apa kau bilang? Tanda sudah tua?


Tentu saja, tapi apa

hubungannya dengan makam?

Siapa yang berhenti?


Maksudku, siapa yang menyuruhmu

berhenti lekas-lekas?

Dan kini kau malah mau pergi.


Ini kan masih pagi. Benar,

katamu cermin semakin menyakitkan,

suka bawel dan memeri tahu kita


macam-macam yang sebenarnya

tidak kita pahami benar

tetapi yang menciptakan kita jengkel


sehingga tidak begitu suka lagi bercermin.

Tapi, apa pula urusannya?

Ini masih pagi, kau mau ke mana?


*Sumber: Ibid, hlm 133-134.


Demikianlah beberapa pola puisi terzina dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa pola puisi lainnya, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: contoh puisi 3 bait perihal alam, contoh puisi 3 bait perihal pahlawan, contoh puisi 3 bait perihal guru, contoh puisi romance, contoh puisi elegi, contoh puisi himne, dan contoh puisi balada. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai puisi khususnya, maupun mengenai bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com