Showing posts with label roman. Show all posts
Showing posts with label roman. Show all posts

Friday, May 18, 2018

√ Referensi Roman Sejarah Dalam Bahasa Indonesia


Menurut Sembodo  (2010), roman sejarah ialah salah satu dari jenis-jenis roman yang ceritanya diambil berdasarkan fakta sejarah. Walapun roman ini mengambil pribadi insiden dan tokohnya dalam sejarah, tetap saja kebenaran di dalamnya tak sanggup dibuktikan. Penulis sanggup saja melaksanakan riset sejarah sebelum menulis romannya, tetapi hal ini bersifat subjektif dan obrolan yang ada dalam roman sebagian besar fiktif. Lepas dari itu, roman sejarah ialah cara penyampaian yang menarik atas suatu sejarah. Roman sejarah juga merupakan sarana yang baik dalam mempelajari suatu sejarah meskipun kebenaran faktualnya harus dibuktikan lebih lanjut. Beberapa pengarang yang menciptakan roman sejarah yang baik antara lain Pramoedya Ananta Toer dengan tetralogi Bumi Manusia, Y.B. Mangunwijaya dengan karyanya trilogi Roro Mendut, dan Remi Sylado dengan karyanya Paris van Java.





Berikut ialah beberapa tumpuan roman sejarah dalam bahasa Indonesia.





1. Contoh 1





Contoh roman sejarah berikut berjudul Hulubalang Raja karya Nur Sutan Iskandar yang dikutip dari laman Wikipedia.com




Hulubalang Raja

Karya : Nur Sutan Iskandar


Ketika Ambun Suri, putri Raja Di Hulu sudah dewasa, diundanglah para aristokrat di sekitar Kampung Hulu Inderapura untuk mengadu peruntungan menjadi suaminya. Hampir saja tidak ada yang beruntung, kecuali Sultan Muhammad Syah darI Kota Hilir Inderapura. Ambun Suri menerimanya bukan alasannya tertarik, tapi alasannya Sultan Muhammad Syah merupakan raja yang lebih berkuasa daripada Raja Di Hulu, dan ia ingin berbakti kepada orang tuanya.


Kejadian tersebut mengundang pergunjingan di masyarakat, alasannya Sultan Muhammad Syah ialah sultan yang tamak yang berdasarkan mereka tidak patut menikah dengan putri elok yang berbudi tersebut. Putri Kemala Sari, istri pertama Sultan Muhammad Syah juga panas hatinya dan tidak merelakan suaminya memperistri Ambun Suri, yang dulu menjadi teman sepermainannya. Dia pun merencanakan menggagalkan perkawinan tersebut.


Kemala Sari mengajak Ambun Suri mandi di sungai. Di sana ia mencelakainya sehingga putri yang baik hati tersebut hanyut tenggelam. Segala perjuangan mencari mayatnya gagal.


Sultan Ali Akbar yang bergelar Raja Adil, abang Ambun Suri murka ketika ia mengetahui janjkematian adiknya ialah ulah istri Muhammad Syah. Perang pun pecah antara kedua raja tersebut. Muhammad Syah kemudian meminta derma kompeni, yang menambah kegeraman Raja Adil.


Namun risikonya Raja Adil kalah, dan wilayahnya dibumihanguskan. Penduduknya dibinasakan, beserta kedua orang renta Raja Adil. Dia sendiri mundur beserta pasukannya untuk menyusun kekuatan kembali.


Sementara itu, dongeng beralih kepada Sutan Malakewi, seorang cowok yang merantau mengadu peruntungan. Dia meninggalkan kampunya alasannya kegemarannya menyabung ayam telah menghabiskan kekayaan orang tuanya, yang kemudian tidak mau lagi memberinya uang. Dia bergabung dengan rombongan saudagar, yang kemudian diserang penyamun. Sutan Malakewi berhasil meloloskan diri, dan ditolong oleh Putri Rubiah yang mempunyai putri elok yang berjulukan Sarawaya.


Sutan Malakewi dibawa menghadap Orang Kaya Kecil, yang punya kekerabatan dengan kompeni Belanda. Orang Kaya Kecil kemudian menganggap Sutan Malakewi sebagai anaknya sendiri. Apalagi kemudian ia mengetahui Sutan Malakewi sering menumpas orang-orang Pauh yang sering melaksanakan penyerangan terhadap Padang, sentra kekuasaan kompeni di pesisir Minangkabau. Sutan Malakewi kemudian berkomplot dengan kompeni.


Pada ketika itu kompeni tidak hanya bermusuhan dengan raja-raja setempat, tetapi juga dengan Aceh yang masih berkuasa di daerah utara pesisir Minangkabau. Sutan Malakewi, yang kemudian diberi gelar Hulubalang Raja, tidak menolak untuk menumpas musuh-musuh kompeni. Dia berhasil menghancurkan musuh-musuhnya, kecuali Raja Adil yang gigih bertahan.


Hulubalang Raja kemudian mencari adiknya yang dikabarkan diculik oleh Raja Adil. Dia meninggalkan Orang Kaya Kecil dan Putri Sarawaya, yang sekarang sangat mencintainya, masuk ke daerah Raja Adil dengan menyamar. Namun penyamarannya terbongkar. Dia kemudian dibawa ke hadapan Raja Adil. Hulubalang Raja kemudian terkejut alasannya ternyata adiknya Adnan Dewi telah menjadi istri Raja Adil. Orang yang menjadi musuhnya selama ini ternyata iparnya sendiri. Raja Adil dan Hulubalang Raja kemudian melupakan permusuhan mereka dan berdamai.






2. Contoh 2





Berikut ialah tumpuan roman sejarah Datu Mancang-Putri Asung Luwan yang dikutip dari antarakaltim.com.




Datu Mancang – Putri Asung Luwan


Ratusan tahun silam, nun jauh di tengah belantara ujung utara Borneo, terdapat komunitas masyarakat Dayak dari anak suku Apo Kayan dari klan Uma Afan dengan pemimpinnya Putri Kayan elok nan rupawan, Asung Luwan, yang hidup dalam kabut angker alasannya datangnya serangan begis pasukan barbar dari dataran tinggi Serawak.


Pemimpin pasukan barbar itu ialah Sumbang Lawing. Bersama pasukannya, ia menghancurkan setiap menemukan pemukiman masyarakat di dataran tinggi Apo Kayan yang kolam amukan tornado tanpa ada belas kasihan. Pada gilirannya, amukan Sumbang Lawing juga menghantam pemukiman komunitas dari klan Kayan Uma Afan sehingga mengakibatkan pendekar terbaik sekaligus ketua suku yang juga abang Asung Luwan, yakni Sadang dan ayahnya Wan Paren tewas di mata manau Sumbang Lawing.


Api dendam yang aben jiwanya menciptakan gadis remaja itu menjadi kokoh sehingga menjadi pemimpin klannya serta bersumpah akan membalas dendam kepada Sumbang Lawing. Di tengah keputusasaan muncul ramalan akan datangnya seorang pangeran dari negeri seberang yang menjadi tuhan penyelamat sekaligus jodoh Sang Putri Kayan.


Sang pangeran itu ialah Datu Mancang, putra Sultan Dipertuan Agung yang memimpin kesultanan Brunei. Suatu hari, atas saran Datu Mahubut, seorang tokoh alim ulama berdarah Arab sekaligus penasehat pemerintahan, Sultan yang telah lanjut usia memerintahkan Datu Mancang untuk segera berlayar guna memperluas tanah kekuasaan Brunei dengan mengitari wilayah selatan Pulau Kalimantan sekaligus syiar agama. Datu Mahubut pun berjanji mendampingi Datu Mancang dalam petualangannya mencari tanah jajahan baru. Turut serta dalam pelayaran ini ialah sang laksamana yang berjulukan Datu Tantalangi.


Dalam perjalanannya, kapal yang ditumpangi Sang Pengeran dihantam tornado besar. Setelah hampir tiga hari terapung-apung di laut, Sang Pangeran beserta awak kapal kemudian merapat ke daratan yang terletak antara Sungai Binai, Mangkupadi dan Tanah Kuning yang erat dengan Delta Sungai Kayan.


Beberapa hari kemudian, mereka berlayar menyusuri Sungai Kayan untuk menemukan komunitas masyarakat yang konon dipimpin oleh seorang perempuan cantik. Tak usang kemudian mereka berhasil menemukan komunitas tersebut yang tak lain ialah warga Apo Kayan Uma Afan dan menghampiri komunitas tersebut dengan damai. Saat itulah, Sang Pangeran bertemu dengan Putri Asung Luwan untuk pertama kalinya dan mereka pun saling jatuh cinta. Sang Pangeran dan pengikutnya kemudian diterima dengan baik oleh warga Apo Kayan Uma Afan, begitu pula Putri Asung Luwan dan diperkenankan tinggal di daerah tersebut. Sang Putri pun teringat akan ramalan bundanya wacana datangnya seorang pangeran dari negeri seberang yang menjadi tuhan penyelamat sekaligus jodoh Sang Putri Kayan.


Setelah beberapa hari di daerah pemukiman Apo Kayan Uma Afan, Putri Asung Luwan pun kemudian menceritakan alasan Sang Putri beserta pengikutnya tinggal bermukim di Apo Kayan Uma Afan. Dari dongeng Sang Putri, Datu Mancang menangkap pesan bahwa Sang Putri embutuhkan bantuannya untuk melawan pasukan Sumbang Lawing. Datu Mancang pun segera menyusun seni administrasi bersama Datu Mahubut dan Datu Tantalangi untuk menghadapi pasukan Sumbang Lawing dan upaya-upaya untuk syiar Islam, serta membangun wilayah baru.


Waktu berlalu dan misi untuk menyerang Sumbang Lawing pun dimulai. Sang Pengeran beserta pasukan berangkat memakai beberapa bahtera panjang menuju markas Sumbang Lawing di pedalaman Sungai Kayan. Sang Pangeran menciptakan seni administrasi untuk melaksanakan serangan pribadi ke jantung pertahanan pasukan Sumbang Lawing dengan cara memecah pasukannya ke dalam pasukan-pasukan kecil dengan kiprah khusus. Maksud seni administrasi ini ialah untuk mengelabui pasukan Sumbang Lawing.


Saat itu, pasukan Sumbang Lawing tengah minum tuak yang menciptakan mereka hilang kesadaran. Keadaan itu dimanfaatkan pasukan Sang Pangeran untuk menyerang pasukan Sumbang Lawing. Perang sengit pun tak terhindarkan. Setelah sebelumnya merasa di atas angin alasannya pasukan Sang Pangeran terdesak, keadaan kemudian berbalik dan Sumbang Lawing pun risikonya juga terdesak akhir datangnya pasukan cadangan yang dipimpin oleh Datu Tantalangi.


Setelah menderita kekalahan akhir keserangan itu, Sumbang Lawing kemudian mengirim utusannya untuk memberikan tantangan kepada pemimpin pasukan Pangeran Datu Mancang untk duel satu lawan satu. Dengan syarat, bila Sumbang Lawing kalah, ia bersama pasukannya keluar dari tanah Apo Kayan. Namun, bila menang, maka seluruh daerah itu menjadi jajahan pasukan Iban, pasukan Sumbang Lawing.


Duel antara Sang Pangeran Datu Mancang dan Sumbang Lawing pun berlangsung dalam dua babak. Di babak pertama, Sang Pangeran Datu Mancang berhasil menciptakan Sumbang Lawing tak berkutik namun tidak mengalahkannya. Alasannya, Datu Mancang tidak ingin mengalahkan Sumbang Lawing dalam duel berdarah apalagi hingga membunuh alasannya akan mengakibatkan dendam baru.


Sang Pangeran pun memperlihatkan tantangan gres kepada Sumbang Lawing di duel kedua yang bertujuan untuk mengakhiri pertikaian di dataran Apo Kayan. Tantangan itu berupa perlombaan menebas limau atau jeruk berukuran besar yang ditumpahkan dari atas bukit yang sudah digunduli sebanyak-banyaknya. Di perlombaan ini, Sang Pangeran Datu Mancang pun keluar sebagai pemenang alasannya berhasil menebas limau atau jeruk lebih banyak dari Sumbang Lawing. Masyarakat Kayan maupun warga Iban pun risikonya sanggup mengakhiri perang suku yang selama ini terjadi tanpa dendam.


Setelah duel itu, Sang Pangeran Datu Mancang melamar dan menikahi Putri Asung Luwan. Pesta janji nikah berlangsung meriah alasannya diikuti oleh puluhan pasukan Brunei yang setia mendampingi Sang Pangeran dengan Putri Asung Luwan. Dari perkawinan dua suku bangsa itu, kemudian tercatat dalam sejarah lahirnya suku bangsa berjulukan Suku Bulungan. Buah perkawinan Sang Pangeran dan Putri Asung Luwan melahirkan juriat para sultan yang memimpin Kesultanan Bulungan secara turun temurun.






Demikianlah ulasan singkat wacana tumpuan roman sejarah dalam bahasa Indonesia. Artikel lain yang sanggup dibaca di antaranya ialah contoh roman singkatjenis jenis prosa baru, jenis jenis esai, jenis jenis prosa, contoh novel fiksi, contoh prosa gres novel, contoh dongeng novel, contoh novel singkat, contoh kata pengantar novel, contoh sinopsis novel, contoh resensi buku novel, jenis-jenis novel, dan perbedaan cerpen dan novel. Semoga bermanfaat. Terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com

Thursday, May 17, 2018

√ Pola Roman Percintaan Dalam Bahasa Indonesia


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, yang dimaksud dengan roman ialah karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya berdasarkan tabiat dan isi jiwa masing-masing. Terdapat jenis-jenis roman dalam bahasa Indonesia, salah satunya ialah roman percintaan. Roman percintaan atau Liebesroman ialah jenis roman yang mengangkat dongeng perihal kisah percintaan pada zaman romantik yang merupakan sebuah tema utama dalam roman ini. Roman percintaan merupakan roman yang banyak digemari oleh kaum wanita. Biasanya roman jenis ini banyak menceritakan sisi kepahlawanan seorang perempuan dengan memakai gaya bahasa yang tidak serius dan ceritanya biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Contoh roman percintaan di antaranya ialah “Medan di Waktu Malam” karya O.M Taufik dan “Gadis Empat Zaman” karya Salkha, “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” yang karya Haji Abdul Malik Karim Marullah atau HAMKA, dan “Salah Pilih” karya Nur Sutan Iskandar.





Jika sebelumnya kita telah mengetahui contoh roman singkat dan contoh roman sejarah dalam bahasa Indonesia, berikut disajikan beberapa pola roman percintaan dengan judul “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” yang karya Haji Abdul Malik Karim Marullah atau HAMKA dan “Salah Pilih” karya Nur Sutan Iskandar.





1. Contoh 1





Contoh roman percintaan berikut ialah roman berjudul Tenggelamnya Kapal Van der Wijck yang merupakan karya Haji Abdul Malik Karim Marullah atau HAMKA dikutip dari laman Wikipedia .com.





Perdebatan mengenai harta warisan antara Pendekar Sutan dengan mamaknya berujung pada kematian. Pendekar Sutan diasingkan dari Batipuh ke Cilacap selama dua belas tahun alasannya ialah membunuh mamaknya. Setelah bebas, Pendekar Sutan menentukan menetap di Makssar dan menikah dengan Daeng Habibah. Akan tetapi, sesudah memperoleh seorang anak berjulukan Zainuddin, Daeng Habibah meninggal dan tak usang sesudah itu Zainuddin menjadi yatim piatu.





Ketika beranjak remaja, Zainuddin meminta izin kepada pengasuhnya, Mak Base, untuk berangkat ke Minangkabau; ia telah usang ingin menjumpai tanah asal ayahnya di Batipuh. Namun, kedatangan Zainuddin tidak mendapatkan sambutan baik di tengah-tengah masyarakat yang menarik struktur hubungan dari pihak ibu. Ia dianggap tidak mempunyai pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau alasannya ialah meskipun berayah Minang, ibunya berasal dari Bugis. Akibatnya ia merasa terasing dan melalui surat-surat ia kerap mencurahkan kesedihannya kepada Hayati, perempuan keturunan Minang yang prihaton terhadapnya.





Setelah Zainuddin dan Hayati sam-sama mulai jatuh cinta, Zainuddin tetapkan pindah ke Padang Panjang alasannya ialah mamak Hayati memintanya untuk keluar dari Batipuh. Sebelum berpisah, Hayati sempat berjanji kepada Zainuddin untuk selalu setia. Sewaktu Hayati berkunjung ke Padang Panjang alasannya ialah hendak menjumpai Zainuddin, Hayati sempat menginap di rumah sahabatnya, Khadijah. Namun, sekembali dari Padang Panjang, Hayati dihadapkan oleh seruan keluarganya yang telah setuju untuk mendapatkan pinangan Azis, abang Khadijah. Azis yang murni keturunan Minang dan berasal dari keluarga terpandang, lebih disukai keluarga Hayati daripada Zainuddin. Meskipun masih menyayangi Zainuddin, Hayati risikonya terpaksa mendapatkan dinikahkan dengan Azis.





Mengetahui hayati telah menikah dan mengkhianati janjinya, Zainuddin yang sempat berputus asa, pergi ke Jawa bersama temannya, Muluk, tinggal pertama kali di Batavia sebelum risikonya pindah ke Surabaya. Di perantauan, Zainuddin menjadi penulis yang terkenal. Pada dikala yang sama, Azis juga pindah ke Surabaya bersama Hayati alasannya ialah alasan pekerjaan, tetapi rumah tangga mereka risikonya menjadi berantakan. Setelah Azis dipecat, mereka menumpang ke rumah Zainuddin, tetapi Azis kemudian bunuh diri dan dalam sepucuk surat ia berpesan semoga Zainuddin menjaga Hayati. Namun Zainuddin tidak memaafkan kesalahan Hayati. Hayati risikonya disuruh pulang ke Batipuh dengan menaiki kapal Van der Wijck.





Di tengah-tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati karam dan sesudah Zainuddin mendengar informasi itu pribadi menuju sebuah rumah sakit di Tuban. Sebelum kapal tenggelam, Muluk yang meratapi sikap Zainuddin memberi tahu Zainuddin bahwa Hayati sebetulnya masih mencintainya. Namun tak usang sesudah Zainuddin datang, Hayati meninggal. Sepeninggal Hayati, Zainuddin menjadi sakit-sakitan hingga risikonya meninggal. Jasadnya dimakamkan di dekat pusara Hayati.





2. Contoh 2





Contoh roman percintaan berikut ialah roman berjudul Salah Pilih karya Nur Sutan Iskandar yang dikutip dari laman perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mendoyo dan ulya130300.blogspot.com dengan perubahan seperlunya.





Di sebuah daerah di Sumatra Barat yang berjulukan Sungaibatang, Maninjau, Suku Minang, tinggallah sebuah keluarga yang terdiri atas seorang ibu yang berjulukan Mariati, seorang anak pria berjulukan Asri, dan seorang anak perempuan berjulukan Asnah. Bu Mariati ialah seorang ibu yang baik hati dan sangat sayang pada keluarganya. Asri ialah anak pria Bu Mariati yang sabar, penyayang, terpelajar, dan taat pada orang tua. Sementara itu, Asnah ialah seorang anak perempuan yang diadopsi oleh bu Mariati dan merupakan anak perempuan yang berbudi luhur, ramah, pemaaf, taat pada orang tua, dan agak tertutup. Meskipun Asnah ialah anak angkat bu Mariati, bu Mariati sangat menyayangi Asnah menyerupai anak kandungnya sendiri. Begitu pun Asnah, ia sangat menyayangi bu Mariati menyerupai ibunya sendiri. Turut tinggal bersama mereka ialah seorang pembantu berjulukan Mak Cik Lia. Mereka tinggal di sebuah rumah gadang dan hidup penuh dengan kasih sayang.





Asri dan Asnah pun sangat bersahabat sebagai adik kakak. Mereka selalu jujur satu sama lain kecuali satu hal. Asnah merahasiakan perasaan sayangnya kepada Asri sebagai seorang kekasih. Suatu hari, Asri yang sedang bersekolah di Batavia tetapkan mudik ke Sumatera Barat. Kepulangan Asri ini merupakan bentuk kepatuhan Asri kepada ibunya yang memintanya untuk tinggal di kampung dan tidak melanjutkan sekolah di Batavia. Namun, kepulangan Asri ini juga memperlihatkan kegelisahan tersendiri di hati Asnah alasannya ialah rahasia menyayangi abang angkatnya.





Setelah tiba di kampung halamannya, Asri pun segera memperoleh pekerjaan sebagai clerk di instasi pemerintah setempat. Hal ini tentu menciptakan senang hati ibunya dan juga Asnah. Bu Mariati pun meminta Asri untuk segera mencari pendamping hidup dan menikah. Asri pun menuruti seruan ibunya dan mulai mencari perempuan yang cocok untuk dijadikan pendamping hidup. Dalam proses pencarian pendamping hidup ini, Asri kerap berdiskusi dengan Asnah. Sebagai seorang adik, tentunya Asnah berusaha memperlihatkan pendapat terbaik yang sanggup menciptakan abang angkatnya senang meskipun sesungguhnya hatinya sangat terpukul.





Namun, kegalauan yang melanda Asnah semakin membuncah ketika Asri tetapkan untuk menentukan Saniah, seorang putri bangsawan, sebagai pendamping hidupnya. Tidak hanya Asnah, bu Mariati pun sebagai ibunya merasa duka dengan pilihan Asri. Hal ini dikarenakan Saniah sebagai putri darah biru dinilai tidak mempunyai sikap yang baik, sombong, dan kerap membeda-bedakan status sosial orang lain. Sikap dan sikap Saniah yang menyerupai itu merupakan buah pendidikan ibunya yang berjulukan Rangkayo Soleah. Sikap dan sikap Saniah yang sombong ini terperinci berkebalikan dan tidak sesuai dengan Asri. Asri ialah seorang cowok yang baik dan sayang pada keluarganya. Walaupun demikian, Asnah berjanji kepada ibunya untuk tetap menjaga kedamaian di rumah gadang.





Asri dan Saniah pun kemudian bertunangan dan menikah dengan memakai susila Minangkabau. Pernikahan yang dijalani Asri bersama Saniah ialah komitmen nikah yang penuh dengan pertengkaran. Mereka sangat berbeda terkait dengan duduk perkara adat. Saniah kerap disetir oleh ibunya untuk mengikuti susila yang sangat kaku dan kuno sementara Asri lebih bebas. Asri sangat menghormati susila namun tidak suka dikekang dan dipaksa menyerupai yang sering dilakukan oleh Saniah kepadanya.





Di samping itu, Saniah juga kerap berperilaku bergairah terhadap Asnah alasannya ialah cemburu dengan keberadaan Asnah. Hal inilah yang memancing kemarahan Asri. Tidak hanya itu, beberapa kali Saniah mengusir Asnah. Asnah pun pergi meninggalkan rumah gadang dan menciptakan bu Mariati sedih. Walapun Asnah hanyalah anak angkatnya, namun bu Mariati selalu memperlakukan Asnah menyerupai anak kandungnya sendiri. Kesedihan yang dirasakan oleh bu Mariati membuatnya jatuh sakit. Bu Mariati pun risikonya meninggal dunia sesudah menderita sakit yang cukup lama. Wafatnya bu Mariati menciptakan Saniah angkuh dan merasa dialah yang paling berkuasa di rumah gadang.





Kepergian Asnah tidak menciptakan sikap Saniah berubah. Dia semakin curiga ketika mendapati suaminya Asri kerap pulang larut malam bahkan terkadang tidak pulang ke rumah. Hal ini menciptakan Saniah murka dan kemarahan Saniah mengantarnya pulang ke rumah ibunya tanpa pamit kepada suaminya. Setibanya di rumah ibunya, Saniah dan ibunya pun tetapkan untuk pergi ke rumah saudaranya di luar kota dengan memakai mobil. Di perjalanan, kendaraan beroda empat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan hingga menciptakan Saniah dan ibunya meninggal dunia.





Tak usang sesudah Saniah dan ibunya meninggal, Asri dan Asnah pun menikah. Namun, komitmen nikah mereka menerima usikan dari orang-orang sekampung alasannya ialah Asri dan Asnah dianggap satu suku. Untuk menghindari cemoohan dan fitnah, mereka pun kemudian pindah ke Jakarta. Suatu hari, mereka menerima kabar dari orang kampung bahwa Asri dipilih menjadi kepala kampung. Asri dan Asnah pun kemudian pulang ke kampung halaman dan hidup senang di sana.





Demikianlah ulasan singkat perihal pola roman percintaan. Artikel lain yang sanggup dibaca di antaranya ialah jenis jenis prosa baru, jenis jenis esai, jenis jenis prosa, contoh novel fiksi, contoh prosa gres novel, contoh dongeng novel, contoh novel singkat, contoh kata pengantar novel, contoh sinopsis novel, contoh resensi buku novel, jenis-jenis novel, dan perbedaan cerpen dan novel. Semoga bermanfaat. Terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com

√ Pola Roman Pendidikan Dalam Bahasa Indonesia


Pada kesempatan yang kemudian kita telah mengulas secara singkat ihwal jenis-jenis roman, contoh roman singkat, dan contoh roman sejarah dalam bahasa Indonesia. Kali ini, kita akan mengulas roman pendidikan disertai dengan beberapa pola roman pendidikan.





Roman pendidikan atau bildungsroman yaitu salah satu jenis roman di mana tema dan isi ceritanya menitikberatkan pada perkembangan pendidikan tokoh utama dalam cerita. Roman ini juga disebut dengan roman zaman klasik dan romantik. Contoh roman pendidikan di antaranya yaitu Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, dan Darah Muda oleh Adinegoro.





Berikut disajikan beberapa pola roman pendidikan yaitu Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan Darah Muda oleh Adinegoro.





1. Contoh 1





Contoh roman pendidikan berikut berjudul Darah Muda karya Adinegoro yang dikutip dan disarikan dari Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern yang ditulis oleh Maman S. Mahayana (2007) dengan sedikit perubahan.





Nurdin yaitu seorang cowok Minangkabau yang berhasil menjadi seorang dokter sehabis selama sepuluh tahun menuntut ilmu di Sekolah Dokter (Stovia). Segera sehabis menjadi dokter, ia bermaksud pulang ke kampung halamannya untuk menemui kedua orang tuanya.





Dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya, ia bertemu dengan seorang gadis Sunda berjulukan Rukmini yang berprofesi sebagai guru HIS. Saat itu, Rukmini bermaksud pergi ke Bengkulu bersama ibunya. Pertemuannya dengan Rukmini di kapal ketika itu menciptakan Nurdin berubah. Ia tidak lagi menjadi cowok pendiam dan lantaran itulah ia ingin berkenalan dengan Rukmini. Nurdin pun kemudian tiba di rumah orang tuanya. Namun Nurdin tidak berniat tinggal lama-lama di sana. Ia pun segera kembali ke Betawi dan bekerja di sebuah rumah sakit besar. Setahun kemudian, ia dipindahtugaskan ke Bukittinggi.





Ketika di Padang, ia diajak oleh pamannya ke sebuah rapat yang merencanakan mendirikan sekolah swasta. Dalam rapat itu, ia mendengar ada seorang perempuan yang melamar menjadi guru di sekolah swasta itu. Ternyata, perempuan itu yaitu Rukmini. Dan, dalam rapat itu juga diputuskan untuk mendapatkan Rukmini bekerja sebagai guru di sekolah itu.





Namun ternyata paman Nurdin mempunyai niat lain yang tidak disadari oleh Nurdin. Paman Nurdin bermaksud menjodohkan Nurdin dengan putrinya. Tetapi, Nurdin mempunyai pandangan tersendiri soal perjodohan. Nurdin pun tidak setuju dengan tabiat perkawinan Minangkabau, salah satunya soal poligami. Menurut Nurdin, hal-hal yang terkait dengan tabiat ibarat poligami hendaknya dihilangkan.





Tujuh hari sebelum Nurdin mulai bekerja di Bukittinggi, ia bertemu kembali dengan Rukmini di stasiun Padang secara tidak terduga. Nurdin dan Rukmini kemudian membicarakan aneka macam macam hal yang menciptakan mereka menjadi semakin dekat dan akrab. Pertemuan tak terduga dengan Rukmini menciptakan Nurdin menjadi semakin ingin terus bertemu dengan Rukmini. Hal yang sama juga dirasakan oleh Rukmini. Rukmini mulai tertarik dan mempunyai perasaan khusus terhadap Nurdin. Mereka pun menjadi semakin bersahabat terlebih ketika ibu Rukmini jatuh sakit. Nurdin kerap bolak balik menilik keadaan ibu Rukmini. Situasi yang dihadapi Rukmini ketika itu menciptakan Nurdin semakin yakin dengan niatnya untuk melamar Rukmini menjadi istrinya.





Namun kedekatan Nurdin dan Rukmini tidak menciptakan ibu Nurdin senang. Ibu Nurdin yang masih memegang teguh tabiat beropini bahwa seharusnya ibu Rukmini yang tiba kepadanya untuk meminta Nurdin menjadi suami Rukmini. Selain itu, ibu Nurdin pun beranggapan bahwa derajat putranya lebih tinggi lantaran termasuk orang terpandang yang berpangkat tinggi. Karena itu, berdasarkan ibu Nurdin, tiba ke rumah ibu Rukmini merupakan perbuatan yang tidak pantas dan tercela. Selain itu, dengan tiba ke rumah ibu Rukmini berarti anaknya yang seorang dokter dianggap sebagai laki-laki yang tidak laku.





Atas pertimbangan itulah, ibu Nurdin kemudian bersiasat untuk tetapkan kekerabatan antara Nurdin dan Rukmini. Ibu Nurdin pun tiba ke rumah Rukmini dan memberikan kabar bahwa Nurdin akan dinikahkan dengan gadis lain yang merupakan anak mamaknya. Tidak hanya ibu Nurdin yang berkeinginan semoga kekerabatan Nurdin dan Rukmini berakhir. Adalah Harun, rekan sejawat Rukmini, yang juga menginginkan kekerabatan Nurdin dan Rukmini berakhir. Untuk alasan itulah Harun tiba menemui Rukmini di rumahnya. Menurut Harun, yang mengaku telah bercerai dengan istrinya, Nurdin akan menikah bulan depan dengan gadis pilihan ibunya yang masih berada di Betawi. Harun pun bermaksud melamar Rukmini untuk menjadi istrinya.





Berbagai upaya dilakukan Harun untuk tetapkan kekerabatan antara Nurdin dan Rukmini. Salah satunya yaitu mengambil foto Rukmini dari rumah sobat Rukmini yang berjulukan Gafur. Foto itu kemudian diletakkan di atas meja di samping kawasan tidur Harun. Kemudian Harun akal-akalan sakit dan memanggil Nurdin untuk memeriksanya. Nurdin pun tiba menilik keadaan Harun dan betapa terkejutnya Nurdin mendapati foto Rukmini di atas meja milik Harun. Nurdin pun bertanya perihal foto Rukmini. Harun pun kemudian menceritakan hubungannya dengan Rukmini yang sejatinya tidak benar. Tanpa mengusut kebenaran dongeng Harun, Nurdin pun alhasil tetapkan hubungannya dengan Rukmini.





Kabar itu tentu menciptakan ibu Nurdin senang bukan kepalang. Ibu Nurdin merasa siasatnya berhasil. Namun, sehabis putus dari Rukmini, Nurdin justru mengalami kekecewaan yang luar biasa besar. Nurdin tidak lagi mempedulikan dirinya sendiri. Hal ini menciptakan ibu Nurdin merasa bersalah dan menyesal telah tetapkan kekerabatan Nurdin dengan Rukmini dengan cara-cara yang tidak baik. Penyesalan yang timbul dalam diri ibu Nurdin membawanya jatuh sakit. Ibu Nurdin pun alhasil mengakui bahwa putusnya kekerabatan Nurdin dengan Rukmini merupakan siasatnya. Setelah mengakui kesalahannya, ibu Nurdin pun alhasil meninggal dunia.





Hal jelek pun menimpa Harun. Harun dikabarkan bunuh diri dengan cara menggantung diri di dalam penjara jawaban telah melaksanakan aneka macam kejahatan. Kedua kejadian itu menyadarkan Nurdin bahwa putusnya kekerabatan antara dirinya dan Rukmini tidak hanya disebabkan oleh siasat ibunya melainkan juga nalar bulus Harun. Nurdin pun menyesal telah tetapkan Rukmini. Ia pun alhasil jatuh sakit.





Suatu hari, Nurdin menyuruh seseorang untuk menjemput Rukmini dan meratapi apa yang telah ia perbuat terhadap Rukmini. Rukmini pun tiba petang harinya. Kedua manusia itu pun alhasil bertemu kembali. Beberapa waktu kemudian, sehabis yakin dengan kesetiaan Rukmini, Nurdin pun berniat untuk membangun mahligai rumah tangga bersama Rukmini.





2. Contoh 2





Contoh roman pendidikan berikut berjudul Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana yang dikutip dari laman Wikipedia.com.





Kisah bermula dari sosok abang beradik yang berperangai berbeda, Tuti dan Maria. Tuti seorang abang yang selalu serius dan aktif dalam aneka macam aktivitas wanita. Ia bahkan aktif dalam memperlihatkan orasi-orasi ihwal persamaan hak kaum wanita. Pada ketika itu, semangat kaum perempuan sedang bergelora sehingga mereka mulai menunut persamaan hak dengan kaum pria. Sedangkan Maria yaitu adik yang lincah dan periang sehingga semua orang yang berada di dekatnya niscaya akan menyenangi kehadirannya.





Di tengah-tengah dua dara jelita ini, muncullah Yusuf, seorang mahasiswa kedokteran, yang pada masa itu lebih dikenal dengan sebutan Sekolah Tabib Tinggi. Suatu hari, Yusuf bertemu dengan Maria dan Tuti d gedung akuarium. Pertemuan itu memberi kesan tersendiri bagi Yusuf. Hingga akhirnya, Yusuf selalu merasa ingin bertemu dengan Maria.





Pertemuan pun berlanjut ke pertemuan-pertemuan selanjutnya. Dari aneka macam pertemuan lanjutan inilah Yusuf mulai jatuh cinta kepada Maria. Ternyata cinta Yusuf tidak bertepuk sebelah tangan. Maria juga jatuh cinta pada Yusuf hingga alhasil mereka menjadi sepasang kekasih.





Sementara itu, Tuti yang melihat kekerabatan cinta kasih adiknya bekerjsama berkeinginan pula untuk mempunyai seorang kekasih. Apalagi sehabis ia mendapatkan surat cinta dari Supomo, seorang cowok arif yang baik hati dan berbudi luhur. Namun, lantaran cowok itu bukanlah idamannya, ia menolak cintanya. Sejak itu, hari-harinya semakin disibukkan dengan aktivitas organisasi dan melaksanakan kegemarannya membaca buku sehingga ia sedikit melupakan angan-angannya ihwal seorang kekasih.





Hingga suatu hari, Maria dan Tuti bertengkar hebat. Pertengkaran itu disebabkan oleh kritikan Tuti terhadap Maria. Tuti mengkritik bahwa cinta Maria kepada Yusuf sangat berlebihan dan sanggup melemahkan diri Maria sendiri. Tetapi Maria yang hatinya ketika itu sedang marah, membalas kritikan Tuti dengan menyampaikan bahwa dalam problem cinta, Tuti sangat perhitungan dan tidak pernah mau rugi sedikitpun. Selain itu, Tuti selalu memikirkan kongres ketimbang memikirkan perasaannya. Dan di sinilah Tuti sadar bahwa hingga kapanpun ia tidak sanggup melawan kodratnya sebagai perempuan yang mempunyai perasaan untuk mencinta.





Beberapa waktu kemudian, Maria dan Yusuf pada alhasil bersepakat untuk tunangan. Setelah melalui tahap-tahap perkenalan, pertemuan dengan keluarga, dan kunjungan oleh Yusuf, diadakanlah ikatan pertunangan antara Maria dan Yusuf. Tetapi sayang, ketika menjelang pernikahan, Maria jatuh sakit. Penyakitnya parah, malaria dan TBC, sehingga harus dirawat di Sanatorium Pacet. Tidak usang kemudian, Maria menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sebelum ajal datang, Maria berpesan semoga Tuti, kakaknya, besedia mendapatkan Yusuf. Tuti tidak menolak dan dimulailah pertunangan antara Tuti dan Yusuf. Akhirnya tak usang kemudian, keduanya menikah dan hidup senang selamanya.





Demikianlah ulasan singkat ihwal pola roman pendidikan. Artikel lain yang sanggup dibaca di antaranya adalah jenis jenis prosa baru, jenis jenis esai, jenis jenis prosa, contoh novel fiksi, contoh prosa gres novel, contoh dongeng novel, contoh novel singkat, contoh kata pengantar novel, contoh sinopsis novel, contoh resensi buku novel, jenis-jenis novel, dan perbedaan cerpen dan novel. Semoga bermanfaat.



Sumber https://dosenbahasa.com