Menurut Prof. Koentjaraningrat, ras yaitu suatu golongan insan yang mengatakan banyak sekali ciri tubuh tertentu dengan suatu prekuensi yang besar. Berdasarkan pengertia tersebut tampak terang bahwa ras merupakan penggolongan yang bersifat jasmaniah semata, bukan rohaniah. Dalam diferensi sosial, perbedaan menurut ras bukanlah perbedaan yang mengandung tingkatan.
Keragaman ras merupakan kekayaan dan bukan menjadi ajang untuk meninggikan diri di atas ras, agam, atau suku bangsa lain. Semua mempunyai hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Prof. Koentjaraningrat mengutip pembagian atau pembagian terstruktur mengenai dari A.L. Kroeger (Antropologi 1948) perihal ras-ras yang terpenting di dunia dan hubungan antara ras yang satu dengan yang lain dengan pembagian sebagai berikut:
- Austroloid, penduduk Australia
- Mongoloid
- Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur).
- Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk orisinil Taiwan).
- American Mongoloid (penduduk orisinil Benua Amerika Utara dan Selatan dan orang-orang Eskimo di Amerika Utara hingga penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan).
- Nordic (Eropa Utara, sekitar Laut Baltik).
- Alpine (Eropa Tengah dan Timur).
- Mediteranian (penduduk orisinil Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran).
- Indic Pakistan, India, Bangladesh, Srilanka).
- Afrika Negroid (Benua Afrika)
- Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, Filipina).
- Melanesian (Irian Melanesia).
Tidak sanggup diklasifikasi ke dalam empat ras tersebut:
- Bushurau (di tempat Gurun Kalahari, Afrika Selatan).
- Veddoid (di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan).
- Polynesian (di kepulauan Mikronesia dan Polynesia).
- Ainu (di Pulau Karafuto dan Hokkaido, Jepang Utara).
Sebagai masyarakat majemuk, di Indonesia terdapat banyak sekali macam ras yaitu:
- Ras Malayan Mongoloid, kebanyakan tinggal di Pulau Jawa.
- Ras Negroid (Melanesia), tinggal di Papua.
- Ras Veddoid, tinggal di Sulawesi Selatan.
Perbedaan ras merupakan faktor pembawaan secara ilmiah bagi setiap individu. Dalam kehidupan perbedaan demikian merupakan suatu kewajaran mengingat bahwa lingkungan yang ditinggalinya juga mempunyai perbedaan yang signifikan.
Akibat faktor lingkungan inilah maka masyarakat mempunyai banyak sekali variasi yang tampak dalam bentuk kepala, warna kulit, bentuk muka dan banyak sekali bentuk fisik.
Secara sosiologi perbedaan ras ini berkaitan dengan sikap individu dalam masyarakat. Setiap ras dalam masyarakat akan menimbulkan suatu perbedaan dalam kebudayaan maupun adat-istiadat yang sendiri.
Misalnya, pada ras negroid yang mempunyai contoh sikap yang berbeda dengan masyarakat ras lain dimana masyarakat negroid lebih mengagungkan nenek moyang. Dengan demikian perbedaan ras inilah akan memicu diferensiasi sosial di dalam masyarakat.
Di dalam masyarakat dunia bahwa ras dikelompokan ke dalam ras utama yaitu Mongoloid, Caucasoid, dan Negroid. Disamping pengelompokan ras secara utama para ilmuwan sosial juga mengklasifikasikan ke dalam kelompok kecil di bawah ras utama. Secara umum, gejala fisik yang dipakai sebagai patokan pembagian terstruktur mengenai ras antara lain: bentuk kepala, bentuk rambut, bentuk raut muka, bentuk hidung, bentuk tulang rahang bawah, bentuk badan, bentuk rambut, warna kulit, warna mata, dan sebagainya.
Pada masyarakat Indonesia terdapat dua kelompok yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Kedua kelompok tersebut yaitu Papua Melanesoid, dan Melayu Mongoloid. Kelompok ras Papua Melanesoid kesemuanya tinggal di Papua dengan bercirikan kulit hitam. Sedangkan kelompok ras Melayu Mongoloid umumnya hidup di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Madura, Pulau Sulawesi, dan Kepulauan sekitarnya. Mereka berbaur satu sama lainnya dalam struktur masyarakat yang stabil.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com