Friday, June 16, 2017

√ Format Penyajian Dalam Buletin

Bagaimana format penyajian dalam buletin ?


Format Penyajian Dalam Buletin – Setelah bulan kemudian kita mempelajari jenis buletin (baca: peristiwa yang bisa dijadikan berita) apa saja yang harus dibawakan oleh news achor. Kali ini kita akan membahas format penyajian pada buletin.


Di pertemuan kemarin aku sudah sempat menyinggung format penyiaran pada buletin menyerupai apa. Tapi waktu menyinggung perihal format belum mendalam (Baca: Buletin, Format dan Proses Penyiaran).


Nah, lewat artikel berikut ini aku akan paparkan apa saja format-format penyajian dalam buletin . Menurut buku berjudul Jurnalistik Televisi karya Deddy Iskandar Muda. Format penyajian untuk program buletin ada lima. Berikut kelima format tersebut.


Bagaimana format penyajian dalam buletin  √ Format Penyajian Dalam Buletin

Gambar. Contoh buletin (Foto: Siswapedia dari Tribun Jogja)


Format Penyajian Dalam Buletin Menurut Deddy Iskandar Muda


Cut Spot atau Reporter Package


Format penyajian buletin ini sering disebut sebagai “paket reporter.” Disebut begitu alasannya ialah format ini memperlihatkan kesempatan kepada reporter untuk membacakan sendiri laporan yang dibuatnya melalui voice over (dubbing). Format penyajian ini didesain sebagai suatu standar bagi sebuah penyiaran isu televisi.


Dalam format ini, reporter akan membacakan sendiri laporannya. Oleh karenanya, mereka biasanya menciptakan dua bab laporan. Bagian pertama ialah lead, atau juga disebut intro yang durasinya sekitar 15 sampai 20 detik.


Dalam format ini, seorang reporter harus mempunyai kemampuan tambahan, yaitu mempunyai kualitas bunyi yang cantik dan terang dalam melafalkan setiap abjad serta kata. Ia juga harus mempunyai wajah yang menarik. Kalau tidak terpenuhi kriteria pemanis menyerupai ini, maka sebaiknya format ini tidak dipilih.


Reader U-lay


Dalam format ini, isu yang disusun oleh reporter atau redaktur seluruhnya dibacakan oleh penyiar isu di studio. Untuk menciptakan format semacam ini, maka reporter atau produser perlu tetapkan waktu mengenai kapan seorang penyiar isu muncul di layar, dan kapan pula gambar atau visualnya akan dimunculkan secara penuh. Perintah tersebut harus dituangkan di dalam naskah.


Panjang isu untuk penyajian semacam ini idealnya ialah sekitar 30 detik sampai mencapai satu menit. Penggunaan format ini dikarenakan ada beberapa alasan, contohnya alasannya ialah paket isu tersebut diperoleh dengan membeli, dari sebuah kantor berita atau stasiun TV Lain.


Non-Intro


Format non-intro hampir sama dengan reader U-lay, tapi dalam format semacam ini, penyiar tidak muncul di layar TV. Tetapi hanya terdengar suaranya saja dengan latar belakang visual.


Berita semacam ini biasanya hanya mempunyai durasi paling usang sekitar 30 detik saja. Bahkan sering kali kurang dari itu.


Jadi perbedaan format penyiaran non-intro dengan format penyiaran reader U-lay yaitu tidak ada kemunculan wajah penyiar dikala isu tersebut ditayangkan, namun hanya suaranya saja.


Format penyiaran model non-intro biasanya digunakan pada dikala closing. Tujuan pemakaian format non-intro yaitu untuk mengingatkan kembali perihal insiden penting di dalam sajian isu dikala itu. Di CNN, penyajian tersebut diletakkan pada bab selesai yang kerap kalo disebut sebagai top stories.


Phone atau Still


Format penyiaran phone still biasanya sering digunakan pada suasana stop press, atau apabila redaksi terdapat isu yang sangat faktual tetapi redaksi belum mempunyai citra akan insiden tersebut.


Untuk situasi yang mengedepankan kecepatan dalam mendapat informasi ini maka wartawan harus stanbay di lokasi daerah liputan di ambil. Dengan demikian, pemirsa pada kesempatan pertama akan dengan segera memperoleh informasi yang sangat aktual.


Reader Only


Format penyiaran semacam ini hanya disajikan apabila dalam keadaan darurat, atau dalam keadaan terpaksa. Sajian ini sebetulnya bukanlah sifat dari media televisi.


Misalnya saja ketika terjadi insiden pengeboman, kebakaran yang menelan korban besar baik harta dan jiwa. Maka tidak problem kalau gambar yang diambil gerak-gerak.


Namun bunyi kegentingan dikala terjadinya insiden itu harus jelas. Tidak bayak noise, dan suara-suara tidak perlu yang cukup mengganggu.



Sumber https://www.siswapedia.com