Untuk mempelajari geografi kita membutuhkan sebuah informasi yang akurat dan juga sempurna untuk mempermudah mempelajari hal – hal yang berkaitan dengan permukaan bumi (Baca: Bentuk Permukaan Bumi), fenomena geosfer dan lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu dan juga perkembangan zaman serta kemajuan teknologi, untuk memperolah data penampakan alam tidak perlu melaksanakan metode konvesional yang biasa dilakukan di atas permukaan bumi. Ada cara yang lebih baik dan juga akurat untuk memperoleh data tersebut. Data dan informasi sanggup diperoleh memakai teknik pengindraan jarak jauh. Lalu apakah pengindraan jarak jauh tersebut. Berikut ini yaitu penjelasannya:
Pengertian Pengindraan Jarak Jauh
Pengindraan jarak jauh berasal dari kata remote sensing yang merupakan ilmu atau seni untuk menganalisis atau mengindra permukaan bumi dari jarak yang cukup jauh dan proses perekaman dilakukan dari udara atau luar angkasa memakai alat berupa sensor dan wahana. Alat ini berupa alat perekam yang tidak mempunyai kekerabatan pribadi dengan objek yang diteliti. Artinya alat tersebut tidak berada di permukaan bumi atau berada di luar angkasa atau udara. Oleh alasannya itu, untuk melaksanakan perekaman dibutuhkan sebuah wahana atau platform berupa balon udara, satelit, pesawat luar angkasa dan lain sebagainya. Sedangkan data yang diperoleh oleh alat perekam masih berupa data mentah sehingga masih perlu dianalisis. Nantinya data tersebut akan menjadi informasi yang mempunyai kegunaan bagi beberapa bidang ilmu yang mempunyai keterkaitan dengan hasil rekaman ini.
Pengindraan jauh atau disingkat dengan Inderaja, tidak hanya digunakan di Indonesia saja. Beberapa negara juga memanfaatkan teknologi ini. Bagi negara maju penggunaan pengindraan jauh diadaptasi dengan kebutuhan yang mendesak menyerupai kepentingan militer. Pengembangan ini membutuhkan data yang tepat, cepat dan akurat, serta gampang sehingga sanggup melaksanakan perencanaan dengan baik nantinya.
Fungsi Pengindraan Jarak Jauh
Terdapat banyak sekali macam fungsi pengindraan jarak jauh, fungsinya antara lain:
- Mendata dan mengamati banyak sekali macam tipe vegetasi dan juga statusnya.
- Memperoleh data untuk kepentingan di bidang pertanian dalan hal menejemen perencanaan dan persiapan lahan.
- Survei tanah untuk memperoleh data kandungan mineral dan minyak bumi. (Baca: Proses Pembentukan Minyak Bumi)
- Pengamatan dan perencanaan sumber air dan eksplorasi sumber air tanah.
- Informasi geografi
- Membantu pembuatan peta, perubahan peta dan pembuatan peta tematik.
- Mengetahui kondisi cuaca, pemetaan lahan pertanian, tragedi alam.
Pengindraan Jarak Jauh di Bidang Kehutanan
- Pengindraan jarak jauh digunakan untuk membantu pengklasifikasian tanah di mana hal ini sanggup diperoleh dengan melaksanakan pengindraan jarak jauh berupa gambar.
- Dapat membantu dalam melacak kondisi tanah sehingga sanggup memprediksi tingkat pengikisan dan juga kelembaban tanah.
- Mempermudah dalam mengetahui produktivitas hutan, kondisi tempat tinggal binatang di dalam hutan, penggunaan lahan yang sesuai (Baca: Tata Guna Lahan), guna melindungi lingkungan hutan di masa mendatang.
Jenis – Jenis Pengindraan Jarak Jauh
Pengindraan jarak jauh dibagi menjadi 2 macam, antara lain:
Berdasarkan Sumber Energi
Matahari sudah terbukti sebagai salah satu sumber energi yang sanggup digunakan untuk pengindraan jarak jauh. Energi matahari sanggup direfleksikan dalam bentuk gelombang visibel ataupun diserap untuk lalu dipancarkan kembali. Pengindraan jarak jauh yang mengukur ketersediaan energi alam disebut dengan passive sensors. Passive sensors sanggup berfungsi ketika matahari sedang menyinari bumi (Baca: Penyinaran Matahari), sehingga sanggup dikatakan kalau tidak sanggup berfungsi kalau digunakan pada ketika malam hari.
Pengindraan jarak jauh yang lain mempunyai sumber energi tersendiri untuk memancarkan, yaitu active sensors. Pengindraan jarak jauh ini mempunyai banyak sensor yang mempunyai kegunaan untuk merekam data kapanpun. Energi solar dan panas radiasi yaitu salah satu pola dari sumber daya dari passive sensor, sedangkan active sensor memakai Synthetic Aperture Radar (SAR).
Berdasarkan Spektrum Jarak Elektromagnetik
- Pengindraan Gelombang Mikro
Gelombang mikro termasuk gelombang elektromagnetik yang mempunyai gelombang yang sangat panjang. Panjang gelombang ini sekitar 1 milimeter hingga 1 meter. Kebanyakan pengindraan memakai gelombang mikro berupa sensor aktif dan mempunyai sumber energi tersendiri berupa RADARSAT. Sensor – sensor ini berbeda dengan sensor lain, sensor ini tidak terpengaruh oleh cuaca dan radiasi matahari.
- Pengindraan Optikal
Pengindraan ini memakai peralatan yang sanggup dioperasikan dengan pengaturan infra merah jarak dekat, jarak sedang dan jarak jauh dalam spektrum gelombang elektromagnetik. Peralatan ini cukup sensitif dan mempunyai panjang gelombang 300 nm hingga 3.000 nm. Sebagian besar merekam EMR dalam jarak tersebut menyerupai pola sensor IRS P6 LISS IV yang mempunyai jarak optik EMR.
- Pengindraan Suhu Panas (Thermal)
Sensor bekerja memakai jarak suhu panas spektrum elektromagnetik. Energi dipancarkan dari bumi dengan gelombang yang mempunyai jarak 3.000 nm hingga 5.000 nm dan 8.000 nm hingga 14.000 nm. Untuk jarak pertama digunakan untuk temperatur tinggi menyerupai kebakaran hutan dan juga kondisi bumi keseluruhan yang mempunyai suhu rendah. Oleh alasannya itu, pengindraan ini cocok digunakan untuk mendeteksi api dan polusi, menyerupai yang terdapat pada ASTER dan Landsat ETM+.
Proses Pengindraan Jarak Jauh
Proses pengindraan jarak jauh diawali dengan sumber energi yang berasal dari matahari bermetamorfosis gelombang elektromagnetik menuju dan diarahkan pada sumber target. Matahari juga membantu untuk memfokuskan sasaran di permukaan bumi. Gelombang tersebut dipantulkan kembali sehabis kontak dengan sasaran di permukaan bumi. Gelombang yang telah dipantulkan lagi lalu diterima oleh sensor untuk direkam yang terdapat di dalam satelit. Hasil rekaman yang diperoleh oleh sensor rekam selanjutnya diteruskan ke stasiun peserta dan dioleh menjadi sebuah gambar berbentuk digital ataupun hardcopy. Kemudian gambar tersebut dianalisis secara visual untuk memperolah informasi dari sumber target. Dari hasil tersebut sanggup memperoleh informasi untuk membantu penyelesaian masalah.
Secara sederhana proses pengindraan jarak jauh dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
- Deteksi
Ini merupakan tahan awal yang mempunyai kegunaan untuk mendeteksi apapun yang didapat yang berkaitan dengan penelitian. Termasuk di dalamnya berupa pengambilan objek foto memakai alat modern.
- Identifikasi
Tahap berikutnya yaitu melaksanakan identifikasi dari hasil yang telah diperoleh dari pengindraan jarak jauh. Dilakukan perhitungan, pencocokan memakai rumus menjadi tahap penting untuk mendapat informasi.
- Analisis
Ini merupakan cara terakhir dari proses pengindraan jarak jauh, yaitu mendeteksi keseluruhan hasil yang telah diperoleh. Tahap ini dilakukan analisis yang berdasarkan sumber acuan dan literatur yang lebih mendalam kalau dilihat dari segi keilmuan.
Dalam proses pengindraan jarak jauh, menghasilkan output yang disebut citra. Citra dibagi menjadi 2 macam, yaitu gambaran foto dan gambaran nonfoto.
- Citra foto
Gambaran objek dari hasil pemotretan udara yang biasanya memakai pesawat udara. Citra foto dibedakan menjadi:
a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik
- Foto ultraviolet
Foto yang dicetak memakai spektrum gelombang ultraviolet yang mempunyai panjang gelombang 0,29 mikrometer. Berfungsi untuk membedakan 2 macam zat.
- Foto ortokromatik
Foto yang dicetak memakai spektrum gelombang tampak antara warna biru hingga sebagian warna hijau, panjang gelombang 0,4 hingga 0,56 mikrometer. Foto ini sanggup melihat objek di bawah permukaan maritim dan cocok untuk tempat pantai.
- Foto pankromatik
Foto yang memakai spektrum cahaya tampak sehingga akhirnya sama dengan kepekaan mata. Pankromatik dibedakan menjadi pankromatik hitam putih (hasil cetakan sama dengan warna aslinya) dan foto infra merah (menggunakan gelombang infra merah dan digunakan untuk militer, pertanian dan perkebunan).
b. Berdasarkan arah sumbu kamera
- Foto tegak, foto yang diambil tegak lurus terhadap permukaan bumi.
- Foto miring, foto yang diambil dengan sudut minimal 10 derajat.
c. Berdasarkan kamera yang digunakan
- Foto tunggal, foto yang diambil memakai kamera tunggal.
- Foto jamak, foto yang diambil lebih dari satu pada waktu dan tempat yang sama.
d. Berdasarkan warna
- Foto warna semu, hasil foto mempunyai warna yang berbeda dengan warna asli.
- Foto warna asli, hasil foto mempunyai warna yang sama dengan objek asli.
e. Berdasarkan wahana yang digunakan
- Foto udara, foto yang didapat dari pesawat atau balon udara.
- Foto satelit, foto yang didapat dari satelit.
- Foto Noncitra
Foto noncitra yang diambil memakai sensor yang terdapat di satelit.
a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik
- Citra infra merah termal
- Citra radar dan gelombang mikro
b. Berdasarkan sensor yang dipakai
- Citra tunggal
- Citra multispektral
c. Berdasarkan wahana
- Citra dirgantara, gambaran yang dibentuk oleh wahana yang ada di udara.
- Citra satelit, gambaran yang dibentuk dari tubuh antariksa. Contohnya berupa gambaran satelit pengindraan planet, gambaran satelit pengindraan cuaca, gambaran satelit pengindraan sumber daya bumi, dan gambaran satelit pengindraan laut.
Demikian klarifikasi mengenai pengindraan jarak jauh. Semoga bermanfaat.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com