Pengertian Teorema Norton dan Cara Perhitungannya – Teorema Norton (Norton Theorem) yaitu salah satu Teori atau alat analisis yang sanggup dipakai untuk menyerderhanakan suatu rangkaian linear yang rumit menjadi rangkaian yang lebih sederhana. Berbeda dengan Teorema Thevenin yang penyederhanaannya memakai sumber tegangan (Voltage Source) ekivalen dengan merangkai resistor ekivalen secara seri, Teorema Norton menyederhanakannya dengan memakai sumber Arus (Current Source) ekivalen dan perangkaian resistor ekivalen secara paralel.
Baca juga : Pengertian Teorema Thevenin dan Cara Perhitungannya.
Teorema Norton ini berasal dua orang peneliti yang berjulukan Hans Ferdinand Mayer dari Siemens & Halske dan Edward Lawry Norton dari Bell Labs. Karena ditemukan oleh dua orang peneliti, Teorema Norton ini juga sering disebut dengan Teorema Mayer – Norton (Mayer – Norton Theorem).
Bunyi Teoreme Norton
Teorema Norton menyatakan bahwa :
Setiap jaringan listrik linear atau rangkaian rumit tertentu sanggup digantikan oleh rangkaian sederhana yang hanya terdiri dari sebuah Arus sumber (IN) dan sebuah Resistor yang diparalelkan (RN).
Rangkaian pengganti tersebut dinamakan juga dengan Rangkaian Ekivalen Norton.
Cara Menganalisis Rangkaian Linear dengan Perhitungan Teorema Norton
Berikut ini yaitu langkah-langkah untuk menganalisis dan menghitung suatu rangkaian linear dengan memakai Teorema Norton.
- Hubung singkat Resistor Beban.
- Hitung atau ukur arus pada rangkaian hubung singkat tersebut. Arus ini disebut dengan Arus Norton (IN).
- Buka Arus Sumber, Hubung singkat Tegangan sumber dan lepaskan Resistor Beban.
- Hitung atau ukur Resistansi Rangkaian Terbuka. Resistansi ini dinamakan dengan Resistansi Norton (RN).
- Gambarkan kembali dengan memasukan nilai arus pada rangkaian yang dihubungsingkat di langkah 2. Rangkaikan Arus sumber dan Resistansi pada Rangkaian terbuka yang dilakukan pada langkah 5 secara paralel. Hubungkan kembali Resistor Beban yang kita lepaskan pada langkah 3. Ini merupakan rangkaian yang telah disederhanakan menurut teorema Norton atau biasanya disebut dengan Rangkaian Ekivalen Norton.
- Carikan Arus Beban yang mengalir dan Tegangan Beban pada Resistor Beban menurut aturan Pembagi Arus listrik (Current Divider Rule).
IL = IN / (RN/(RN+RL)
Contoh Kasus Perhitungan Teorema Thevenin
Berikut ini yaitu teladan perkara untuk menganalisis Rangkaian Linear dengan memakai Teorema Norton dengan mengikuti langkah-langkah diatas.
Pada gambar dibawah ini, carikan Nilai Resistansi Norton (RN) dan Arus Norton (IN) serta Tegangan Beban (VL) pada Resistor Beban (RL) dengan memakai Teorema Norton.
Langkah 1.
Hubung singkat Resistor beban 15Ω menyerupai pada gambar berikut ini :
Langkah 2.
Hitung atau ukur arus rangkaian hubung singkat tersebut. Arus ini disebut dengan Arus Norton (IN).Kita telah melaksanakan hubungsingkat (short) terminal AB untuk mendapat Arus Norton (IN) sehingga Resistor 60Ω dan 30Ω menjadi terhubung secara paralel. Kedua resistor tersebut kemudian terhubung seri terhadap resistor 20Ω.
Dengan demikian Total Resistansi (Rt) yang akan terhubung ke Sumber yaitu sebagai berikut :
Rt = 20Ω + (60Ω || 30Ω) ⇒ (yang dimaksud dengan “||” yaitu Paralel )
Rt = 20Ω + ((30Ω x 60Ω) / (30Ω + 60Ω))
Rt = 20Ω + 20Ω
Rt = 40Ω
Setelah mendapat nilai Total Resistor (Rt), maka selanjutnya yaitu menghitungkan Arus listrik yang mengalir dengan memakai Hukum Ohm :
Baca juga : Pengertian dan Rumus Hukum Ohm.
It = V / Rt
It = 12V / 40Ω
It = 0,3A
Kemudian carikan nilai arus sumber (ISc) yang juga sama dengan nilai arus Norton (IN) dengan memakai prinsip Pembagi Arus (Current Divider Rule).
ISc = IN = 0,3A ((60Ω / (30Ω + 60Ω))
ISc = IN = 0,2A
Jadi Arus Norton yaitu 0,2A.
Langkah 3.
Lepaskan Arus Sumbernya, Short atau Hubungsingkatkan Tegangan Sumber dan lepaskan Resistor Beban menyerupai pada gambar dibawah ini :
Langkah 4.
Hitung atau ukur Resistansi Rangkaian Terbuka. Resistansi ini dinamakan dengan Resistansi Norton (RN).
Karena Tegangan sumber dihubungsingkatkan pada langkah 3, maka tegangan sumbernya sama dengan 0. Seperti pada gambar, kita sanggup melihat Resistor 30Ω yaitu berafiliasi Seri dengan Resistor 60Ω dan 20Ω. Perhitungan untuk mencari Resistor Norton (RN) yaitu sebagai berikut :
RN = 30Ω + (60Ω || 20Ω)) ⇒ (yang dimaksud dengan “||” yaitu Paralel )
RN = 30Ω + ((60Ω x 20Ω) / (60Ω + 20Ω))
RN = 30Ω + 15Ω
RN = 45Ω
Jadi, Nilai Resistor Norton (RN) yaitu 45Ω.
Langkah 5.
Hubungkan Resistor Norton (RN) secara paralel dengan sumber arus (IN) dan pasangkan kembali Resistor beban menyerupai pada gambar dibawah ini :
Langkah 6.
Langkah terakhir yaitu menghitung nilai arus beban dan nilai tegangan beban pada Resitor beban menurut Hukum Ohm :
Menghitung Arus Beban (IL) yang mengalir melalui Resistor beban (RL)
IL = IN x ((RN / (RN + RL))
IL = 0,2A x ((45Ω / ((45Ω + 15Ω))
IL = 0,15A
Dan
Menghitung Tegangan Beban (VL) pada Resistor Beban (RL)
VL = IL x RL
VL = 0,15A x 15Ω
VL = 2,25V
Jadi Arus Beban yang mengalir melalui Resistor Beban adalah 0,15A, sedangkan Tegangan bebannya yaitu 2,25V.
Dari Rangkaian aslinya hingga ke Rangkaian Ekivalen Norton, kita sanggup melihat perbedaan yang sangat besar, rangkaian Ekivalen Norton lebih sederhana dan lebih gampang untuk merangkainya.
Sumber https://teknikelektronika.com/