Showing posts with label Teori Elektronika. Show all posts
Showing posts with label Teori Elektronika. Show all posts

Thursday, November 9, 2017

√ Rangkaian Seri Dan Paralel Resistor Serta Cara Menghitung Nilainya

Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta Cara Menghitung Nilainya – Resistor yaitu Komponen Elektronika yang paling sering ditemui dalam rangkaian Elektronika. Fungsi dari Komponen Resistor yaitu sebagai penghambat listrik dan juga dipergunakan sebagai pengatur arus listrik dalam rangkaian Elektronika. Satuan pengukuran Resistor (Hambatan) yaitu OHM (Ω). Dalam Rangkaian Elektronika, Resistor atau Hambatan ini sering disingkat dengan aksara “R” (huruf R besar).


Nilai Resistor yang diproduksi oleh Produsen Resistor (Perusahaan Produksi Resistor) sangat terbatas dan mengikuti Standard Value Resistor (Nilai Standar Resistor). Makara di pasaran kita hanya menemui sekitar 168 jenis nilai resistor. Berikut ini yaitu tabel Standard Value Resitor (Nilai Standar Resitor) yang terdapat di pasaran.


Tabel Nilai Standar Resistor


Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta Cara Menghitung Nilainya √ Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta Cara Menghitung Nilainya


Jadi bagaimana kalau nilai Resistor yang kita inginkan tidak terdapat di pasaran? Contohnya 400 Kilo Ohm, 250 Ohm, ataupun 6 Kilo Ohm. Nilai-nilai Resistor yang disebutkan ini tidak terdapat dalam daftar Standard Value Resistor sehingga kita mustahil akan menemukan nilai-nilai Resistor tersebut di Pasaran. Untuk mengatasi hal ini kita perlu menggunakan Rangkaian Seri ataupun Rangkaian Paralel Resistor untuk mendapat Nilai Resistor yang kita inginkan.


Rangkaian Seri Resistor


Rangkaian Seri Resistor yaitu sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang disusun secara sejajar atau berbentuk Seri. Dengan Rangkaian Seri ini kita sanggup mendapat nilai Resistor Pengganti yang kita inginkan.


Rumus dari Rangkaian Seri Resistor yaitu :


Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn


Dimana :

Rtotal = Total Nilai Resistor

R1 = Resistor ke-1

R2 = Resistor ke-2

R3 = Resistor ke-3

Rn = Resistor ke-n


Berikut ini yaitu gambar bentuk Rangkaian Seri :


Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta Cara Menghitung Nilainya √ Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta Cara Menghitung Nilainya


Contoh Kasus untuk menghitung Rangkaian Seri Resistor


Seorang Engineer ingin menciptakan sebuah peralatan Elektronik, Salah satu nilai resistor yang diperlukannya yaitu 4 Mega Ohm, tetapi Engineer tidak sanggup menemukan Resistor dengan nilai 4 Mega Ohm di pasaran sehingga ia harus menggunakan rangkaian seri Resistor untuk mendapat penggantinya.


Penyelesaian :


Ada beberapa kombinasi Nilai Resistor yang sanggup dipergunakannya, antara lain :


1 buah Resistor dengan nilai 3,9 Mega Ohm

1 buah Resistor dengan nilai 100 Kilo Ohm

Rtotal = R1 + R2

3,900,000 + 100,000 = 4,000,000 atau sama dengan 4 Mega Ohm.


Atau


4 buah Resistor dengan nilai 1 Mega Ohm

Rtotal = R1 + R2 + R3 + R4

1 MOhm + 1 MOhm + 1 MOhm + 1 MOhm = 4 Mega Ohm


Rangkaian Paralel Resistor


Rangkaian Paralel Resistor yaitu sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama menyerupai dengan Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel juga sanggup dipakai untuk mendapat nilai kendala pengganti. Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari Rangkaian Seri.


Rumus dari Rangkaian Seri Resistor yaitu :


1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn


Dimana :

Rtotal = Total Nilai Resistor

R1 = Resistor ke-1

R2 = Resistor ke-2

R3 = Resistor ke-3

Rn = Resistor ke-n


Berikut ini yaitu gambar bentuk Rangkaian Paralel :


Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta Cara Menghitung Nilainya √ Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta Cara Menghitung Nilainya


Contoh Kasus untuk Menghitung Rangkaian Paralel Resistor


Terdapat 3 Resistor dengan nilai-nilai Resistornya yaitu sebagai berikut :

R1 = 100 Ohm

R2 = 200 Ohm

R3 = 47 Ohm


Berapakah nilai kendala yang didapatkan kalau menggunakan Rangkaian Paralel Resistor?


Penyelesaiannya :


1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

1/Rtotal = 1/100 + 1/200 + 1/47

1/Rtotal = 94/9400 + 47/9400 + 200/9400

1/Rtotal = 341 x Rtotal = 1 x 9400 (→ Hasil kali silang)

Rtotal = 9400/341

Rtotal = 27,56


Jadi Nilai Hambatan Resistor pengganti untuk ketiga Resistor tersebut yaitu 27,56 Ohm.


Hal yang perlu diingat bahwa Nilai Hambatan Resistor (Ohm) akan bertambah kalau menggunakan Rangkaian Seri Resistor sedangkan Nilai Hambatan Resistor (Ohm) akan berkurang kalau menggunakan Rangkaian Paralel Resistor.


Pada Kondisi tertentu, kita juga sanggup menggunakan Rangkaian Gabungan antara Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel Resistor.


Untuk mengetahui cara membaca arahan warna dan arahan angka Resistor, silakan membaca artikel “Cara menghitung Nilai Resistor



Sumber https://teknikelektronika.com/

Tuesday, November 7, 2017

√ Prinsip Dasar Dan Pengertian Semikonduktor (Semiconductor)

Prinsip Dasar dan Pengertian Semikonduktor √ Prinsip Dasar dan Pengertian Semikonduktor (Semiconductor)Prinsip Dasar dan Pengertian Semikonduktor – Kata “Semikonduktor” sangat identik dengan peralatan Elektronika yang kita pakai ketika ini. Hampir setiap peralatan Eletronika canggih menyerupai Handphone, Komputer, Televisi, Kamera bahkan Lampu penerang LED juga merupakan hasil dari Teknologi Semikonduktor. Komponen-komponen penting yang membentuk sebuah Peralatan Elektronika menyerupai Transistor, Dioda dan Integrated Circuit (IC) yaitu komponen elektronik aktif yang terbuat materi semikonduktor. Oleh alasannya yaitu itu, materi Semikonduktor mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perkembangan Teknologi Elektronika.


Bahan Semikonduktor (Semiconductor) yaitu materi penghantar listrik yang tidak sebaik Konduktor (conductor) akan tetapi tidak pula seburuk Insulator (Isolator) yang sama sekali tidak menghantarkan arus listrik. Pada dasarnya, kemampuan menghantar listrik Semikonduktor berada diantara Konduktor dan Insulator. Akan tetapi, Semikonduktor berbeda dengan Resistor, alasannya yaitu Semikonduktor sanggup dapat menghantarkan listrik atau berfungsi sebagai Konduktor jikalau diberikan arus listrik tertentu, suhu tertentu dan juga tata cara atau persyaratan tertentu.


Proses Doping pada Semikonduktor


Sebenarnya banyak bahan-bahan dasar yang sanggup digolongkan sebagai materi Semikonduktor, tetapi yang paling sering dipakai untuk materi dasar komponen elektronik hanya beberapa jenis saja, bahan-bahan Semikonduktor tersebut diantaranya yaitu Silicon, Selenium, Germanium dan Metal Oxides. Untuk memproses bahan-bahan Semikonduktor tersebut menjadi komponen elektronika, perlu dilakukan proses “Doping” yaitu proses untuk menambahkan ketidakmurnian (Impurity) pada Semikonduktor yang murni (semikonduktor Intrinsik) sehingga sanggup merubah sifat atau karakteristik kelistrikannya. Beberapa materi yang dipakai untuk menambahkan ketidakmurnian semikonduktor antara lain yaitu Arsenic, Indium dan Antimony. Bahan-bahan tersebut sering disebut dengan “Dopant”, sedangkan Semikonduktor yang telah melalui proses “Doping” disebut dengan Semikonduktor Ekstrinsik.


Tipe atau Jenis Semikonduktor


Semikonduktor yang telah dilalui proses Doping yaitu Semikonduktor yang Impurity (ketidakmurnian) atau Semikonduktor Ekstrinsik yang siap menjadi Komponen Elektronika sanggup dibedakan menjadi 2 Jenis yaitu :


1. N-type Semikonduktor


Dikatakan N-type alasannya yaitu Semikonduktor jenis ini pembawa muatannya (Charge Carrier) yaitu terdiri dari Elektron. Elektron yaitu bermuatan Negatif sehingga disebut dengan Tipe Negatif atau N-type.

Pada Semikonduktor yang berbahan Silicon (Si), Proses Doping dengan menambahkan Arsenic atau Antimony akan menyebabkan Semikonduktor tersebut sebagai N-type Semikonduktor.

Terdapat 2 (dua) pembawa muatan atau charge Carrier dalam N-type Semikonduktor yakni Elektron sebagai Majority Carrier dan Hole sebagai Minority Carrier.


2. P-Type Semikonduktor


Dikatakan P-type alasannya yaitu Semikonduktor jenis ini kekurangan Elektron atau disebut dengan “Hole”. Ketika pembawa muatannya yaitu Hole maka Semikonduktor tersebut merupakan Semikonduktor bermuatan Positif.

Pada Semikonduktor yang berbahan Silicon (Si), Proses Doping dengan menambahkan Indium akan menyebabkan Semikondukter tersebut sebagai P-type Semikonduktor.

2 (dua) pembawa muatan yang terdapat dalam P-type Semikonduktor yaitu Hole sebagai Majority Carrier dan Elektron sebagai Minority Carrier).


Komponen-komponen Elektronika Aktif yang materi dasarnya terbuat dari Semikonduktor diantaranya yaitu :



  • Integrated Circuit

  • Transistor

  • Dioda


Komponen-komponen Elektronika yang terbuat dari Semikonduktor merupakan komponen Elektronika yang sangat sensitif dengan ESD (Electro Static Discharge). Oleh alasannya yaitu itu, perlu penanganan khusus dalam produksi terhadap Komponen-komponen tersebut.



Sumber https://teknikelektronika.com/

Sunday, November 5, 2017

√ Rangkaian Seri Dan Paralel Baterai

Rangkaian Seri dan Paralel Baterai – Hampir semua peralatan Elektronika portable menggunakan Baterai sebagai sumber dayanya. Untuk mendapat tegangan yang diinginkan, biasanya kita merangkai Baterai dalam bentuk Rangkaian Seri. Contoh Rangkaian Seri Baterai yang paling sering ditemukan yaitu penggunaan Baterai dalam Lampu Senter dan Remote Control Televisi. Biasanya kita akan menemui arahan dari peralatan tersebut untuk memasukan 2 buah baterai atau lebih dengan arah Baterai yang ditentukan semoga sanggup menghidupkan peralatan yang bersangkutan. Rangkaian Baterai tersebut umumnya yaitu Rangkaian Seri Baterai.


Pada dasarnya, Baterai sanggup dirangkai secara Seri maupun Paralel. Tetapi hasil Output dari kedua Rangkaian tersebut akan berbeda. Rangkaian Seri Baterai akan meningkatkan Tegangan (Voltage) Output Baterai sedangkan Current/Arus Listriknya (Ampere) akan tetap sama. Hal ini Berbeda dengan Rangkaian Paralel Baterai yang akan meningkatkan Current/Arus Listrik (Ampere) tetapi Tegangan (Voltage) Outputnya akan tetap sama. Untuk lebih jelas, mari kita melihat Rangkaian Seri dan Paralel Baterai di bawah ini :


Rangkaian Seri Baterai


 Hampir semua peralatan Elektronika portable menggunakan Baterai sebagai sumber dayanya √ Rangkaian Seri dan Paralel Baterai Dari Gambar Rangkaian Seri Baterai diatas, 4 buah baterai masing-masing menghasilkan Current atau kapasitas arus listrik (Ampere) yang sama menyerupai Arus Listrik pada 1 buah baterai, tetapi Tegangannya yang dihasilkan menjadi 4 kali lipat dari Tegangan 1 buah baterai. Yang dimaksud dengan Tegangan dalam Elektronika yaitu perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam Rangkaian Listrik yang dinyatakan dengan satuan VOLT.


Seperti yang digambarkan pada Rangkaian Seri Baterai diatas, 4 buah Baterai yang masing-masing bertegangan 1,5 Volt dan 1.000 miliampere per jam (mAh) akan menghasilkan 6 Volt Tegangan  tetapi kapasitas arus Listriknya (Current) akan tetap yaitu 1.000 miliampere per jam (mAh).


Vtot = Vbat1 +Vbat2 + Vbat3 + Vbat4

Vtot = 1,5V + 1,5V + 1,5V + 1,5V

Vtot = 6 V


Rangkaian Seri Baterai : Meningkatkan Voltage



Rangkaian Paralel Baterai


 Hampir semua peralatan Elektronika portable menggunakan Baterai sebagai sumber dayanya √ Rangkaian Seri dan Paralel Baterai Gambar yang kedua merupakan Rangkaian Paralel yang terdiri dari 4 buah Baterai. Tegangan yang dihasilkan dari Rangkaian Paralel yaitu sama yaitu 1,5 Volt tetapi Current atau kapasitas arus listrik yang dihasilkan yaitu 4.000 mAH (miliampere per Jam) yaitu total dari semua kapasitas arus listrik pada Baterai.


Itot = Ibat1 +Ibat2 + Ibat3 + Ibat4

Itot = 1.000mAh + 1.000mAh + 1.000mAh + 1.000mAh

Itot = 4.000mAh


Rangkaian Paralel Baterai : Meningkatkan Ampere


Arti mAh pada Baterai


Kapasitas sebuah Baterai biasanya diukur dengan satu mAh. Makara apa yang dimaksud dengan mAH ini ? mAH yaitu kependekan dari mili ampere Hour atau miliamper per Jam. Makin tinggi mAH-nya makin tinggi pula kapasitasnya. Pada dasarnya mAH (miliampere Hours) dalam Baterai menyatakan kemampuan Baterai dalam menyediakan energinya selama satu jam.


Contoh :


Sebuah peralatan Elektronik yang dipakai memerlukan 100mA setiap jamnya. Jika kita menggunakan Baterai yang mempunyai kapasitas 1.000mAH maka Baterai tersebut bisa menyediakan energi untuk peralatan Elektronik tersebut selama 10 Jam. Jika kita menghubungkan 4 buah Baterai 1.000mAH secara paralel yang sanggup menghasilkan 4.000mAH maka campuran paralel 4 buah Baterai ini akan bisa menyediakan energi kepada peralatan Elektronik tersebut selama 40 jam.



Sumber https://teknikelektronika.com/

Wednesday, November 1, 2017

√ Pengertian Spektrum Frekuensi Radio Dan Pengalokasiannya

Pengertian Spektrum Frekuensi Radio dan Pengalokasiannya – Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar adanya Radio FM, Radio AM, Frekuensi VHF Televisi maupun Frekuensi UHF Televisi. Makara apa yang dimaksud dengan nama-nama tersebut dan apa yang membedakannya? Berikut ini yakni pembahasan singkat dari Spektrum Frekuensi Radio beserta pengalokasian Frekuensi menurut penggunaanya.


Yang dimaksud dengan Gelombang Radio yakni Gelombang Elektromagnetik yang disebarkan melalui Antena. Gelombang Radio mempunyai Frekuensi yang berbeda-beda sehingga memerlukan penyetelan Frekuensi tertentu yang cocok pada Radio Receiver (Penerima Radio) untuk mendapat sinyal tersebut.  Frekuensi Radio (RF) berkisar diantara 3 kHz hingga 300 GHz.


Pada Aplikasinya, Siaran Radio dan Siaran Televisi yang kita nikmati dikala ini berada pada pengalokasian kisaran Frekuensi menyerupai berikut ini :



  • Radio AM (Amplitude Modulation)                           : 535 kHz – 1.7 MHz

  • Short Wave Radio (Radio Gelombang Pendek)     : 5.9 MHz – 26.1 MHz

  • Radio CB (Citizen Band)                                               : 26.96 MHz – 27.41 MHz

  • Stasiun Televisi                                                             : 54 MHz – 88 MHz (kanal 2 6)

  • Radio FM (Frequency Modulation)                           : 88 MHz – 108 MHz

  • Stasiun Televisi                                                             : 174 MHz – 220 MHz (kanal 7 13)


Spektrum Frekuensi Radio yakni susunan pita frekuensi radio yang mempunyai frekuensi  lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara (ruang udara dan antariksa). Pengalokasian Spektrum Frekuensi Radio di Indonesia mengacu kepada alokasi frekuensi radio internasional untuk region 3 (wilayah 3) sesuai dengan peraturan Radio yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) atau Himpunan Telekomunisai Internasional. Penepatan Jalur atau Spektrum Frekuensi Radio yang memilih kegunaannya ini bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan (Interference) dan untuk memutuskan protokol demi keserasian antara pemancar dan penerima.


 


Tabel Pengalokasian Spektrum Frekuensi Radio


Berikut ini yakni Tabel lengkap Spektrum Frekuensi Radio Internasional yang ditetapkan menurut penentuan penggunaanya.








































































































Nama Band (Jalur)SingkatanFrekuensiPanjang GelombangPenggunaan
Tremendously low frequencyTLF< 3Hz>100.000 kmNatural Electromagnetic Noise
Extremely Low FrequencyELF3 – 30 Hz10.000 – 100.000 kmSubmarines
Super Low FrequencySLF30 – 300 Hz1.000 – 10.000 kmSubmarines
Ultra Low FrequencyULF300 – 3.000 Hz100 – 1.000 kmSubmarines, mines
Very Low FrequencyVLF3 – 30 kHz10 – 100 kmNavigation, time signal, Submarines, heart rate monitor
Low FrequencyLF30–300 kHz1 – 10 kmNavigation, time signal, Radio AM (long wave), RFID
Medium frequencyMF300 – 3.000 kHz100 – 1.000 mRadio AM (medium wave)
High FrequencyHF3 – 30 MHz10 – 100 mShort wave Broadcast, RFID, radar, Marine and Mobile radio telephony
Very High FrequencyVHF30 – 300 MHz1 – 10 mRadio FM, Television, Mobile Communication, Weather Radio
Ultra High FrequencyUHF300 – 3.000 MHz10 – 100 cmTelevision, Microwave device / communications, mobile phones, wireless LAN, Bluetooth, GPS, FRS/GMRS
Super High FrequencySHF3 – 30 GHz1 – 10 cmMicrowave device / communications, wireless LAN, radars, Satellites, DBS
Extremely High FrequencyEHF30 – 300 GHz1 – 10 mmHigh Frequency Microwave, Radio relay, Microwave remote sensing
Tremendously High FrequencyTHF300 – 3.000 GHz0.1 – 1 mmTerahertz Imagin, Molecular dynamics, spectroscopy, computing/communications, sub-mm remote sensing.


 


Pengertian Singkat Radio AM dan Radio FM


Sebagai gosip tambahan, dikala ini 2 jenis siaran Radio Komersial paling sering kita temui di perangkat peserta Radio yakni Radio AM dan Radio FM. Yang dimaksud dengan AM (Amplitude Modulation) yakni proses memodulasi sinyal Frekuensi Rendah pada gelombang Frekuensi tinggi dengan mengubah Amplitudo Gelombang Frekuensi Tinggi (Frekuensi pembawa) tanpa mengubah Frekuensinya.


Sedangkan yang dimaksud dengan FM (Frequency Modulation) yakni proses mengirimkan sinyal Frekuensi rendah dengan cara memodulasi gelombang Frekuensi tinggi yang berfungsi sebagai gelombang pembawa. Makara yang membedakan antara AM dan FM yakni proses yang dipakai dalam memodulasi Frekuensi tinggi sebagai Frekuensi pembawanya. Pengertian Spektrum Frekuensi Radio dan Pengalokasiannya √ Pengertian Spektrum Frekuensi Radio dan Pengalokasiannya


Dalam bahasa Indonesia, Amplitude Modulation (AM) disebut dengan Modulasi Amplitudo sedangkan Frequency Modulation (FM) disebut dengan Modulasi Frekuensi.



Sumber https://teknikelektronika.com/

Tuesday, October 31, 2017

√ Pengertian Dan Suara Aturan Kirchhoff

Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff – Hukum Kirchhoff merupakan salah satu aturan dalam ilmu Elektronika yang berfungsi untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum Kirchoff pertama kali diperkenalkan oleh spesialis fisika Jerman yang berjulukan Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) pada tahun 1845. Hukum Kirchhoff terdiri dari 2 bab yaitu Hukum Kirchhoff 1 dan Hukum Kirchhoft 2.

Baca juga : Pengertian dan Bunyi Hukum Ohm dan Contoh Kasusnya.


Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff 1


Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan dengan arah arus dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut juga dengan Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current Law (KCL).

Bunyi Hukum Kirchhoff 1 ialah sebagai berikut :


“Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.”


Untuk lebih terang mengenai Bunyi Hukum Kicrhhoff 1, silakan lihat rumus dan rangkaian sederhana dibawah ini : Hukum Kirchhoff merupakan salah satu aturan dalam ilmu Elektronika yang berfungsi untuk me √ Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff


Berdasarkan Rangkaian diatas, sanggup dirumuskan bahwa :


I1 + I2 + I3 = I4 + I5 + I6


Contoh Soal Hukum Kirchhoff 1 Hukum Kirchhoff merupakan salah satu aturan dalam ilmu Elektronika yang berfungsi untuk me √ Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff


Dari rangkaian diatas, diketahui bahwa


I1 = 5A

I2 = 1A

I3 = 2A


Berapakah I4 (arus yang mengalir pada AB) ?


Penyelesaian :


Dari gambar rangkaian yang diberikan diatas, belum diketahui apakah arus I4 ialah arus masuk atau keluar. Oleh alasannya ialah itu, kita perlu menciptakan perkiraan awal, contohnya kita mengasumsikan arus pada I4 ialah arus keluar.


Jadi arus yang masuk ialah :


I2 + I3 = 1 + 2 = 3A


Arus yang keluar ialah :

I1 + I4 = 5 + I4

3 = 5 + I4

I4 = 3 – 5

I4 = -2


Karena nilai yang didapatkan ialah nilai negatif, ini berbeda dengan perkiraan kita sebelumnya, berarti arus I4 yang bekerjsama ialah arus masuk.


Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff 2


Hukum Kirchhoff 2 merupakan Hukum Kirchhoff yang dipakai untuk menganalisis  tegangan (beda potensial) komponen-komponen elektronik pada suatu rangkaian tertutup. Hukum Kirchhoff 2 ini juga dikenal dengan sebutan Hukum Tegangan Kirchhoff atau Kirchhoff’s Voltage Law (KVL).


Bunyi Hukum Kirchhoff 2 ialah sebagai berikut :


“Total Tegangan (beda potensial) pada suatu rangkaian tertutup ialah nol”


Untuk lebih terang mengenai Bunyi Hukum Kirchhoff 2 Hukum Kirchhoff merupakan salah satu aturan dalam ilmu Elektronika yang berfungsi untuk me √ Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff, silakan lihat rumus dan rangkaian sederhana dibawah ini :


Berdasarkan Rangkaian diatas, sanggup dirumuskan bahwa :


Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0


 


Contoh Soal Hukum Kirchhoff Hukum Kirchhoff merupakan salah satu aturan dalam ilmu Elektronika yang berfungsi untuk me √ Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff


Perhatikan rangkaian diatas, nilai-nilai Resistor yang terdapat di rangkaian ialah sebagai berikut :


R1 = 10Ω

R2 = 20Ω

R3 = 40Ω

V1 = 10V

V2 = 20V


Berakah arus yang melewati resistor R3 ?


Penyelesaian :


Di dalam rangkaian tersebut, terdapat 3 percabangan, 2 titik, dan 2 loop bebas (independent).


Gunakan Hukum Kirchhoff I (Hukum Arus Kirchhoff) untuk persamaan pada titik A dan titik B


Titik A :    I1 + I2 = I3

Titik B :    I3 = I1 + I2


Gunakan Hukum Kirchhoff II (Hukum Tegangan Kirchhoff) untuk Loop 1, Loop 2 dan Loop 3.


Loop 1  :    10 = R1 x I1 + R3 x I3 = 10I1 + 40I3

Loop 2  :    20 = R2 x I2 + R3 x I3 = 20I2 + 40I3

Loop 3  :    10 – 20 = 10I1 – 20I2


Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa I3 ialah hasil dari penjumlahan I1 dan I2, maka persamaannya sanggup kita buat menyerupai dibawah ini :


Persamaan 1 :    10 = 10I1 + 40(I1 + I2)  =  50I1 + 40I2

Persamaan 2 :    20 = 20I2 + 40(I1 + I2)  =  40I1 + 60I2


Jadi ketika ini kita mempunyai 2 persamaan, dari persamaan tersebut kita mendapat nilai I1 dan I2 sebagai berikut :


I1 = -0.143 Ampere

I2 = +0.429 Ampere


Seperti yang diketahui bahwa I3 = I1 + I2

Maka arus listrik yang mengalir pada R3 ialah -0.143 + 0.429 = 0.286 Ampere

Sedangkan Tegangan yang melewati R3 ialah 0.286 x 40 = 11.44 Volt


Tanda Negatif (-) pada arus I1 menunjukan arah alir arus listrik yang diasumsikan dalam rangkaian diatas ialah salah. Makara arah alir arus listrik seharusnya menuju ke V1, sehingga V2 (20V) melaksanakan pengisian arus (charging) terhadap V1.



Sumber https://teknikelektronika.com/

Friday, October 27, 2017

√ Prinsip Kerja Dc Power Supply (Adaptor)

Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor) – Arus Listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dan pabrik pada umumnya ialah dibangkitkan, dikirim dan didistribusikan ke kawasan masing-masing dalam bentuk Arus Bolak-balik atau arus AC (Alternating Current). Hal ini dikarenakan pembangkitan dan pendistribusian arus Listrik melalui bentuk arus bolak-balik (AC) merupakan cara yang paling ekonomis  dibandingkan dalam bentuk arus searah atau arus DC (Direct Current).


Akan tetapi, peralatan elektronik yang kita gunakan kini ini sebagian besar membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk pengoperasiannya.  Oleh alasannya ialah itu, hampir setiap peralatan Elektronika mempunyai sebuah rangkaian yang berfungsi untuk melaksanakan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk menyediakan tegangan yang sesuai dengan rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC.  DC Power Supply atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”.


Sebuah DC Power Supply atau Adaptor  pada dasarnya mempunyai 4 bab utama semoga sanggup menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bab utama tersebut diantaranya ialah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.


Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya kita mengetahui Blok-blok dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya ini. Dibawah ini ialah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada umumnya. Arus Listrik yang kita gunakan di rumah √ Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)


Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)


Berikut ini ialah klarifikasi singkat wacana prinsip kerja DC Power Supply (Adaptor) pada masing-masing blok menurut Diagram blok diatas.


Transformator (Transformer/Trafo)


Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang dipakai untuk DC Power supply ialah Transformer jenis Step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja menurut prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bab utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan Output-nya ialah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya. Arus Listrik yang kita gunakan di rumah √ Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)


Anda sanggup membaca lebih lengkap mengenai Transformator (Trafo) di artikel : Pengertian Tranformator dan prinsip kerjanya.


Rectifier (Penyearah Gelombang)


Rectifier atau penyearah gelombang ialah rangkaian Elektronika dalam Power Supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC sehabis tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down. Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda. Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu “Half Wave Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda dan “Full Wave Rectifier” yang terdiri dari 2 atau 4 komponen dioda. Arus Listrik yang kita gunakan di rumah √ Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)


Filter (Penyaring)


Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter dipakai untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor). Arus Listrik yang kita gunakan di rumah √ Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)


Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)


Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil, diharapkan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).


Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan Short Circuit Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting (Pembatas Arus) ataupun Over Voltage Protection (perlindungan atas kelebihan tegangan). Arus Listrik yang kita gunakan di rumah √ Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)


Baca juga : Jenis-jenis IC Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)


Rangkaian Sederhana DC Power Supply (Catu Daya/Adaptor)


Berikut ini ialah Rangkaian Dasar dari sebuah DC Power Supply : Arus Listrik yang kita gunakan di rumah √ Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)



Sumber https://teknikelektronika.com/

√ Pengertian Daya Listrik Dan Rumus Untuk Menghitungnya

Pengertian Daya Listrik dan Rumus untuk Menghitungnya – Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power yaitu jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Energi menyerupai Tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik yaitu tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita mengambil pola Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar menyerap daya listrik yang diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater mengubah serapan daya listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai Watt-nya semakin tinggi pula daya listrik yang dikonsumsinya.


Sedangkan menurut konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik yaitu besarnya perjuangan dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya yaitu Jumlah Energi Listrik yang dipakai tiap detik. Berdasarkan definisi tersebut, perumusan daya listrik yaitu menyerupai dibawah ini :


P = E / t


Dimana :


P = Daya Listrik

E = Energi dengan satuan Joule

t = waktu dengan satuan detik


Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan karakter “P” yang merupakan abreviasi dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya Listrik yaitu Watt yang disingkat dengan W. Watt yaitu sama dengan satu joule per detik (Watt = Joule / detik)


Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya yaitu menyerupai dibawah ini :

1 miliWatt  = 0,001 Watt

1 kiloWatt = 1.000 Watt

1 MegaWatt = 1.000.000 Watt


Rumus Daya Listrik


Rumus umum yang dipakai untuk menghitung Daya Listrik dalam sebuah Rangkaian Listrik yaitu sebagai berikut  :


P = V x I


Atau


P = I2R

P = V2/R


Dimana :


P = Daya Listrik dengan satuan Watt (W)

V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)

I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)

R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)


Contoh-contoh Kasus Perhitungan Daya Listrik


Contoh Kasus I :


Sebuah Televisi LCD memerlukan Tegangan 220V dan Arus Listrik sebesar 1,2A untuk mengaktifkannya. Berapakah Daya Listrik yang dikonsumsinya ?


Penyelesaiannya


Diketahui :


V = 220V

I = 1,2A

P = ?


Jawaban :


P = V x I

P = 220V x 1,2A

P = 264 Watt

Jadi Televisi LCD tersebut akan mengkonsumsi daya listrik sebesar 264 Watt.


Contoh Kasus II :


Seperti yang terlihat pada rangkaian dibawah ini hitunglah Daya Listrik yang dikonsumsi oleh Lampu Pijar tersebut. Yang diketahui dalam rangkain dibawah ini hanya Tegangan dan Hambatan.Pengertian Daya Listrik dan Rumus untuk Menghitungnya √ Pengertian Daya Listrik dan Rumus untuk Menghitungnya


Penyelesaiannya 


Diketahui :


V = 24V

R = 3Ω

P = ?


Jawaban :


P = V2/R

P = 242 / 3

P = 576 / 3

P = 192W

Jadi daya listrik yang dikonsumsi yaitu 192W.


Persamaan Rumus Daya Listrik


Dalam pola masalah II, variabel yang diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R), jadi kita tidak sanggup memakai Rumus dasar daya listrik yaitu P=VI, namun kita sanggup memakai persamaan menurut konsep Hukum Ohm untuk mempermudah perhitungannya.


Hukum Ohm :

V = I x R


Jadi, jikalau yang diketahui hanya Arus Listrik (I) dan Hambatan (R) saja.


P = V x I

P = (I x R) x I

P = I2R –> sanggup memakai rumus ini untuk mencari daya listrik


Sedangkan pembagian terstruktur mengenai rumus jikalau diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R) saja.


P = V x I

P = V x (V / R)

P = V2 / R –> sanggup memakai rumus ini untuk mencari daya listrik


Hubungan Horsepower (hp) dengan Watt


Hampir semua peralatan listrik memakai Watt sebagai satuan konsumsi daya listrik. Tapi ada juga peralatan tertentu yang memakai satuan Horsepower (hp). Dalam Konversinya, 1 hp = 746 watt.



Sumber https://teknikelektronika.com/