Wednesday, March 28, 2018

√ Tremor Vulkanik: Getaran Lemah Penanda Tragedi Besar

Tremor merujuk kepada istilah getaran akhir adanya gerakan dibawah permukaan bumi yang tidak bergerak secara mendadak, atau dengan kata lain bergerak sedikit demi sedikit. Gerakan yang bertahap ini walaupun tidak harus menjadikan gempa namun sanggup menjadikan bumi tergetar. Muncul pertanyaan, apa bedanya tremor dengan gempa??.


Sebenarnya, gempa dan tremor sanggup lebih gampang dilihat pada rekaman seismograf. Getaran tremor berupa getaran yang terus menerus, tidak dijumpai dimana awal getarannya secara jelas. Sedangkan getaran gempa berupa getaran yang besar, mendadak, dan sangat mengejutkan.

Perlu dipahami disini bahwa istilah tremor bukan hanya mengacu kepada kejadian tektonik saja tetapi juga pada hal-hal yang berkaitan dengan vulkanisme yang biasa kita sebut dengan tremor vulkanik. Pada goresan pena kali ini geologinesia.com akan lebih dahulu fokus terhadap tremor vulkanik, untuk tremor akhir tektonik akan dibahas pada kesempatan berikutnya.

 Tremor merujuk kepada istilah getaran akhir adanya gerakan dibawah permukaan bumi yang t √ Tremor Vulkanik: Getaran Lemah Penanda Bencana Besar
Contoh model tremor acara vulkanik dan tektonik.

Tremor pada kejadian vulkanisme mengindikasikan adanya suatu gerakan dalam sebuah sistem badan vulkanik (biasanya gunungapi) akhir mobilitas magma. Tremor vulkanik merupakan gelombang seismik yang biasa teramati di bersahabat gunungapi aktif. Berdasarkan kenampakan bentuk gelombangnya, tremor vulkanik biasanya dibagi menjadi dua yaitu tremor harmonik dengan kenampakan yang teratur dan tremor spasmodik dengan kenampakan yang tidak teratur.

Penelitian mengenai tremor vulkanik biasanya terkait dengan kakakteristik dan prosedur sumbernya. Beberapa penelitian mengenai prosedur sumber tremor vulkanik antara lain; tremor vulkanik yang diduga merupakan hasil resonansi gas didalam pipa konduit, proses non linier didalam jalan masuk magma berbentuk silinder yang diduga dihasilkan oleh pedoman magma yang memiliki dua fase fluida yaitu fase gas dan fase cair.

Biasanya, prosedur terjadinya tremor vulkanik belum sanggup diterangkan secara terperinci walaupun berasal dari gunung yang sama. Apabila suatu tremor merupakan hasil dari suatu getaran akhir pedoman fluida magma tidak steady pada kantong magma yang sanggup dianggap sebagai suatu sistem dinamik yang kaotik, maka analisis frekuensi tidak cukup untuk membedakan karakteristik tremor vulkanik tersebut.


Salah satu cara untuk membedakan karakteristik tremor vulkanik ialah dengan melaksanakan analisis non linier. Analisis non linier untuk sinyal seismik yang berasal dari gunungapi merupakan cara analisis gres dan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya antara lain pada data tremor vulkanik gunung Sangay di Ekuador dan pada data dari gunung Semeru di Indonesia.

Sumber http://www.geologinesia.com