Showing posts with label Bahasa Indonesia Bab 12 Konjungsi atau Kata Hubung. Show all posts
Showing posts with label Bahasa Indonesia Bab 12 Konjungsi atau Kata Hubung. Show all posts

Tuesday, May 16, 2017

√ Pengertian, Jenis Serta Ciri Konjungsi Dan Contohnya






Pengertian, Jenis serta Ciri Konjungsi dan Contohnya – Sebuah kendaraan beroda empat gres yang mahal dan mewahakan menjadi tak layak dipakai jika mur dan bautnya lepas. Mengapa? karenaakan menjadi sangat berbahaya jika dikendarai.





Peran mur dan baut ini meskipun kecil tapi sangatlah penting. Jika tidak ada atau salah memasangnya, contohnya kurang kencang, maka akan mensugesti tingkat keamanan mobil.





Nah, di dalam bahasa Indonesia “mur dan baut ini” ialah konjungsi. Jika tidak ada konjungsi atau penggunaan konjungsinya salah, maka sebuah makna kalimat akan rancu dan ambigu. Secara lebih luas akan mengakibatkan miskomunikasi (kesalahpahaman).





Untuk itu dihalaman ini kita akan membahas wacana pengertian, jenis  serta ciri konjungsi dan contohnya dengan bahasa yang seringan mungkin. Simaklah baik-baik penjelasannya berikut ini.





 Jenis serta Ciri Konjungsi dan Contohnya  √ Pengertian, Jenis serta Ciri Konjungsi dan Contohnya




Pengertian, Jenis serta Ciri Konjungsi dan Contohnya





1. Definisi atau Pengertian Konjungsi





Apa konjungsi itu? konjungsi merupakan kata penghubung atau kata hubung yang menghubungkan suatu unsur dengan unsur yang lain dalam sebuah kalimat.





Pengertian konjungsi
menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yakni:





“Kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa,antarklausa dan antarkalimat.”

(Kamus besar Bahasa Indonesia)




Kalau begitu sebelum memahami konjungsi kita harus tau dulu apa itu kata, frasa, klausa dan kalimat itu?.





  • Kata merupakan rangkaian beberapa abjad yang didalamnya mengandung makna tertentu, kesatuan pikiran dan perasaan. Misalnya: mandi, minum, tidur, baca, lari, jalan, berdiri, malas, semangat, cinta, benci dsb.
  • Frasa merupakan rangkaian kata yang tidak ada yang menjadi predikat. Misalnya:
    • bapak ibu,
    • pria dan wanita,
    • gadis manja,
    • jalan kaki,
    • angkat tangan,
    • para hadirin,
    • duduk manis,
    • meja bulat dsb.
  • Klausa merupakan rangkaian kata yangterdiri dari satu subjek dan satu predikat. Misalnya:
    • Andi makan,
    • Dia sudah datang,
    • Kita akan pergi dsb.
  • Kalimat merupakan rangkaian kata yanglebih kompleks daripada klausa. Misalnya:
    • Andi makan sarimie di warung,
    • Anton membaca artikel di siswapedia.com,
    • kita akan pergi malam ini jika tidak ada halangan dsb.




2. Jenis-jenis atau Macam-Macam Konjungsi dan Contohnya





Berdasarkan ilmu tata kalimat, jenis-jenis atau macam-macam konjungsi sanggup dibagi menjadi lima. Biar lebih gampang dipahami, kita tulis sekalian beserta contohnya yaitu





Baca juga: Kalimat pribadi dan tidak langsung





1. Konjungsi koordinatif dan contohnya





Konjungsi koordinatif merupakan kata penghubung yang menghubungkan dua kalimat atau lebih yang mempunyai makna setara. Konjungsi koordinatif ada tiga macam yakni:





  1. Konjungsi koordinatif penambahan memakai kata hubung “dan, serta, beserta”.




Contoh:





  • Aku dan ia kemarin pergi bersama.
  • Para guru beserta muridnya akan melaksanakan ziarah kubur ke makam walisongo.
  • Konjungsi koordinatif perlawanan memakai kata hubung “melainkan, tetapi, tapi”.




Contoh:





  • Yang melaksanakan semua ini bukan aku melainkan si Toni.
  • Sebenarnya aku tidak niat untuk pergi, tapi berhubung di rumah bosan bolehlah kita pergi jalan-jalan.
  • Konjungsi koordinatif pemilihan memakai kata hubung “atau”.




Contoh:





  • Jadinya pilih yang ini atau yang itu?
  • Coba aja kau ikut saranku atau setidaknya boleh mecobanya.
  • Eh, kau pilih paslon yang nomor satu atau nomor dua?
  • Kamu boleh membawa sepeda motor ini atau yang itu juga boleh.




2. Konjungsi korelatif dan contohnya





Konjungsi korelatif merupakan kata penghubung yang menggabungkan duakata, frasa atau klausa yang sederajat. Konjungsi jenis ini memakai kata hubung “…baik…maupun…”, “…tidak hanya…tetapi…”, “…(se)demikian(rupa)…sehingga…”,“…apakah…atau…”, “…entah…entah…”.





Baca juga: Pengertian dan pola teks ekplanasi





Contoh:





  • Aku pikir semua pilihan sama aja, baik yang ini maupun yang itu.
  • Anak itu tidak hanya terpelajar tetapijuga baik hatinya.
  • Café itu desainnya dibentuk sedemikian rupa sehingga menciptakan pembelinya betah nongkrong.
  • Kita dihentikan mengalah apakah kondisi di lapangan baik atau buruk.
  • Entah jadi entah tidak kita tetap mempersiapkan semuanya dengan maksimal.




Artikel pengertian, jenis serta ciri konjungsi dan contohnya ini akan kita lanjutkan di halaman selanjutnya yang berjudul konjungsi subordinatif dan contohnya serta konjungsi antarkalimat dan konjungsi antarparagraf.



Sumber https://www.siswapedia.com

√ Pengertian, Macam-Macam Dan Pola Konjungsi Subordinatif


Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Konjungsi Subordinatif  – Seperti yang kita ketahui bahwa jenis-jenis konjungsi ada lima macam yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi antarkalimat dan konjungsi antarparagraf.





Nah, konjungsi koordinatif dan konjungsi korelatif sudah kita bahas di halaman sebelumnya. Silahkan dicek kembali di sini: Pengertian, Jenis serta ciri konjungsi beserta contohnya .





jenis konjungsi ada lima macam yaitu konjungsi koordinatif √ Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Konjungsi Subordinatif




Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Konjungsi Subordinatif





Oke, kita pribadi saja membahas ihwal konjungsi subordinatif.





1. Konjungsi subordinatif dan contohnya





Konjungsi subordinatif yaitu kata hubung yang menghubungkan induk kalimat dengan anak kalimat. Ini berarti bahwa klausa yang dihubungkan tidak setara atau tidak mempunyai kedudukan yang sama. Dengan kata lain, ada klausa yang lebih tinggi dan ada klausa yang lebih rendah. Nah, konjungsi subordinatif ini menghubungkan keduanya.





Macam-macam atau jenis-jenis konjungsi subordinatif dan misalnya yakni:





a. Konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu





Konjungsi yang menyatakan waktu ini menyatakan terjadinya suatu kejadian dimana terdapat tiga macam waktu yaitu:





1) Waktu permulaan, memakai kata hubung “sedari”, “sejak”.





Contoh:

• Sedari dulu saya lebih suka menyendiri daripada harus berkumpul bersama teman-teman.

• Dia mulai berubah sifat dan sikapnya semenjak kelas 8 SMP.





2) Waktu bersamaan, memakai kata hubung “seraya”, “sambil”, “sementara”, “sewaktu”, “serta”, “ketika”, “tatkala”, “selama”, “selagi”.





Contoh:

• Anak itu menangis seraya berkata, “aku mau permen!”.

• Coba lihat anak itu!, beliau sanggup menyanyi sambil berjoget.

• Sementara saya pergi, Kamu sanggup nonton tv dulu di kamarku.

• Andi selalu main game di rumah sewaktu bapak ibunya ke pasar.

• Pak Jono selalu membawa serta keluarganya saat dinas ke luar negeri.

• Orang itu selalu tiba kepadaku saat ada maunya.

• Tatkala orang pada asyik liburan, saya malah lembur kerjaan.

• Dugaanku, si pencuri tiba selama kita pergi liburan.

• Silahkan di minum kopinya selagi masih hangat. Nanti keburu cuek lho.





3) Waktu berurutan, memakai kata hubung “selesai”, “sehabis”, “sesudah”, “setelah”, “seusai”, “begitu”, “sebelum”.





Contoh:

• Selesai sekolah jangan lupa mampir ke rumah nenek.

• Insya Allah sehabis sholat ‘ashar saya ke rumahmu.

• Setelah menumis bumbu halus kemudian masukan santan cair.

• Kita selesaikan problem ini dulu sehabis itu gres kita pergi ngopi.

• Banyak para siswa galau mau kuliah atau kerja seusai kelulusan sekolah SMA.

• Begitu selesai dirumuskan, kita pribadi ke tahap pengaplikasiannya.

• Jangan lupa, obatnya itu harus diminum sebelum makan.





4) Waktu batas akhir, memakai kata hubung “hingga”, “sampai”.





Contoh:

• Tetaplah berbuat kebaikan hingga Tuhan memanggil kita.

• Kita dihentikan melaksanakan penyergapan hingga malam tiba.

• Sampai kapan kau mau bermalas-malasan begini?.





b. Konjungsi subordinatif yang menyatakan syarat terlaksananya sesuatu hal.





Konjungsi jenis ini memakai kata hubung “manakala”, “jikalau”, “kalau”, “jika”, “asalkan”, “bilamana”, “apabila”.





Baca juga: Kalimat simpleks dan kompleks





Contoh:

• Aku akan menemuimu manakala bulan purnama.

• Kalau kau gak sanggup profesional, posisimu akan diganti.

• Hidup ini tidak akan indah bila tidak ada kamu.

• Jikalau kau jadi presiden, kau niscaya sanggup berbuat banyak hal untuk masyarakat.

• Aku akan memenuhi semua kebutuhanmu asalkan kau mau patuh kepadaku.

• Bilamana hatimu mulai jenuh, itulah waktu yang sempurna untuk refreshing.

• Kamu akan diterima kerja di daerah ini apabila kau lolos seleksi wawancara yang dilangsungkan besok siang.





c. Konjungsi subordinatif yang menyatakan suatu pengandaian.





Jenis konjungsi ini memakai kata hubung “seandainya”, “andaikata”, “andaikan”, “seumpama”, “umpamanya”, “sekiranya”.





Contoh:

• Seadainya saja saya punya modal untuk bikin perjuangan kue.

• Andaikata tadi saya gak datang, niscaya akan gak sanggup nasi bungkus.

• Andaikan peristiwa alam ini terjadi pada keluargamu, apa perasaanmu?.

• Seumpama kau jadi orang kaya, belum tentu keinginan muliamu itu terlaksana.

• Umpamanya kau jadi aku, niscaya juga galau mau berbuat apa.

• Sekirannya saya punya kesempatan, niscaya akan saya usahakan dengan sungguh-sungguh.





d. Konjungsi subordinatif yang menyatakan tujuan atau harapan.





Jenis konjungsi ini memakai kata hubung “biar”, “agar”, “supaya”.





Contoh:
• Dodik terus mencar ilmu biar cepat lulus kuliahnya.
• Sarimin rajin sekali ke pasar biar sanggup memahami ilmu ekonomi secara praktik langsung.
• Pak Ahmad rajin bekerja siang dan malam supaya keluarganya tercukupi kebutuhan hidupnya.





Artikel ini di atas yang berjudul Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Konjungsi Subordinatif akan kita sambung di halaman selanjutnya yang berjudul jenis-jenis konjungsi subordinatif dan contohnya yang merupakan bab kedua.



Sumber https://www.siswapedia.com

Monday, May 15, 2017

√ Jenis-Jenis Konjungsi Subordinatif Dan Contohnya


Halaman jenis-jenis konjungsi subordinatif dan misalnya ini merupakan kelanjutan dari halaman sebelumnya yang berjudul pengertian, macam-macam dan pola konjungsi subordinatif (silahkan dibaca dulu halaman sebelumnya).





Di halaman sebelumnya kita telah membahas konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu, syarat terlaksananya sesuatu, pengandaian dan tujuan/harapan.





Untuk itu, halaman ini kita akan mempelajari jenis-jenis konjungsi subordinatif dan misalnya yang lainnya yang mencakup konjungsi subordinatif konsesif, perbandingan, sebab, akibat, cara, alat dan komplementasi.





jenis konjungsi subordinatif dan misalnya ini merupakan kelanjutan dari halaman sebelumny √ Jenis-Jenis Konjungsi Subordinatif Dan Contohnya




Jenis-Jenis Konjungsi Subordinatif Dan Contohnya





e. Konjungsi subordinatif konsesif yang menyatakan bahwa klausa subordinatifnya tidak bisa menyangkal atau merubah apa yang dinyatakan oleh klausa utamanya. Jenis konjungsi ini memakai kata hubung “walaupun”, “meskipun”, “sekalipun”, “kendatipun”, “biarpun”.





Contoh:





• Walaupun ia anak orang kaya, tapi ia hidupnya selalu sederhana.
• Meskipun keadaan serba sulit, Andi tetap tidak mengalah untuk terus berjuang.
• Sekalipun beribu halangan dan rintangan, Ahmad selalu tak gentar untuk menyatakan prinsipnya.
• Kendatipun hasil kerja kerasnya dihargai sedikit, Ibu Saminah selalu bersyukur dan tetap tersenyum.
• Makara orang jangan suka mengeluh biarpun sesulit dan serumit apapun problem kita.





f. Konjungsi subordinatif perbandingan memakai kata hubung “seperti”, “ibarat”, “seolah-olah”, “seakan-akan”, “laksana”, “bak”, “sebagai(mana)”, “alih-alih”.





Contoh:





• Sifatnya mirip sifat kakeknya.
• Jika dibandingkan dengan alam semesta, insan ini menyerupai atom.
• Dia makan dengan cepat sekali seolah-olah makannya gak dikunyah.
• Jangan merasa seolah-olah semuanya hanya kamulah yang berjasa.
• Laksana siang dan malam yang tak pernah bertemu.
• Banyak sekali anggotanya kolam gelombang di lautan.
• Semoga Allah mencintai kedua orang bau tanah kita sebagaimana mereka mencintai kita.
• Alih-alih mau menyumbang buat orang lain, untuk kebutuhan anak dan istrinya saja ia enggan mengeluarkan uangnya.





g. Konjungsi subordinatif yang menjelaskan sebab memakai kata hubung “sebab”, “(oleh) karena”.





Contoh:





• Harga ayam hari ini naik alasannya yakni mendekati hari Natal dan tahun baru.
• Saya gak tiba lantaran kebetulan ada program di luar kota.
• Tempo hari saya tidak bisa tiba ke acaramu oleh lantaran ada halangan.





h. Konjungsi subordinatif yang menjelaskan jawaban (hasil) memakai kata hubung “maka”, “sampai”, “(se)hingga”, “akibatnya”.





Contoh:





• Setelah para p0juang semangat berperang melawan tentara Belanda, maka kini anak cucunya bisa menikmati kemerdekaan.
• Biaya berobat ketika ini mahal sekali hingga ada orang menjual rumahnya demi berobat.
• Pak didik selalu bekerja keras sehingga kebutuhan anak dan istrinya selalu tercukupi.
• Jika pohon-pohon ditebang tanpa adanya penanaman kembali nanti balasannya akan mendatangkan bencana.





i. Konjungsi subordinatif yang menjelaskan cara atau metode pelaksanaan memakai kata hubung “dengan”, “tanpa”.





Contoh:





• Tanpa persiapan yang matang kita akan sulit mengimbangi kekuatan lawan.
• Kita akan akanlebih gampang melaksanakan proyek ini bila dilakukan dengan bersama-sama.





j. Konjungsi subordinatif yang menjelaskan alat memakai kata hubung “dengan”, “tanpa”.





Contoh:





• Tumben sekali, Andi pergi ke sekolah tanpa mengendarai motor.
• Besok kita akan memancing belut di sawah dengan memakai kail.
• Pak tani sedang mencangkul ladang dengan memakai pacul.





k. Konjungsi subordinatif komplementasi ini menciptakan klausa subordinatifnya melengkapi atau menjelaskan lebih rinci atas pernyataan atau klausa utamanya. Konjungsi jenis ini memakai kata hubung “bahwa”.





Contoh:





• Pak guru mengumumkan kepada muridnya bahwa besok hari sabtu para siswa akan dipulangkan lebih cepat lantaran guru-guru akan mengadakan rapat.
• Panitia sepak bola memperlihatkan pengumuman bahwa jumlah tiket yang terjual sebanyak 20.000 lembar.
• Ratna selalu menyangka bahwa suaminya di luar rumah selalu jujur.
• Selama ini orang bau tanah Andi selalu berfikiran bahwa Andi selalu mencar ilmu dengan baik di sekolah padahal Andi sering bolos.
• Yang paling saya takutkan bahwa ini akan menjadi semakin rumit bila kita tunda-tunda.





Nah, sesudah membahas jenis-jenis konjungsi subordinatif dan misalnya ini, di halaman selanjutnya kita akan mempelajari konjungsi antarkalimat dan contohnya.





 



Sumber https://www.siswapedia.com

√ Konjungsi Antarkalimat Dan Contohnya


Artikel konjungsi antarkalimat dan misalnya ini merupakan artikel lanjutan dari halaman sebelumnya yakni mempelajari jenis-jenis konjungsi subordinatif dan contohnya.





Jika kita memahami konjungsi yang telah dibahas sebelumnya, maka pada pembahasan konjungsi antarkalimat dan antarparagraf ini menjadi lebih mudah.





Oke, kita eksklusif saja ke inti pokok pembahasannya. Perhatikanlah uraiannya berikut ini.





4. Konjungsi antarkalimat dan contohnya





Konjungsi antarkalimat ialah konjungsi atau kata hubung yang menghubungkan antar kalimat. Pada kalimat pertama dan kedua akan diakhiri tanda titik (.) sedangkan awal kalimat pertama dan kedua diawali dengan abjad kapital.


Artikel konjungsi antarkalimat dan misalnya ini merupakan artikel lanjutan dari halaman s √ Konjungsi Antarkalimat dan Contohnya





Penggunaan konjungsi antarkalimat bisa mencakup 11 variasi, yakni:





a. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan sesuatu


Kata hubung yang dipakai yakni “biarpun”, “sekalipun”, “(meskipun) demikian”, “begitu”, “sungguh”, “walaupun demikian”.


Contoh:





• Aku akan tetap mencintaimu. Biarpun kita berpisah ketika ini.







• Pak Yono selalu semangat bekerja sebagai pemulung. Sekalipun para tetangganya memandangnya hina.





• Mereka berdua selalu berbeda pendapat disetiap ada rapat. Meskipun demikian, mereka selalu bisa menjaga silaturahmi.





• Dua pasangan itu selalu bertengkar. Walaupun demikian, mereka saling mencintai.





• Pak hansip selalu siap menjalankan amanah. Begitu ada perintah dari pak RT.





• Didik ialah orang yang bisa diandalkan. Sungguh ia akan melakukannya tanpa banyak alasan.





b. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kelanjutan dari sebuah insiden yang telah terjadi


Adapun kata hubung yang dipakai antara lain: “lalu”, “kemudian”, “setelah itu”, “sesudah itu”.





Contoh:





• Masukkanlah minyak ke dalam wajan. Lalu tunggulah hingga minyak panas.





• Pembahasan mengenai konjungsi telah selesai. Kemudian kita lanjutkan lagi pembahasan terkait paragraf ekplanasi.





• Campurkan gabungan ini kedalam satu wadah tertutup. Setelah itu diamkan sebentar biar gabungan mengembang.





• Kita akan melaksanakan pemanasan sebentar. Sesudah itu, kita akan melaksanakan pergaan teknik dasar.





c. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan ihwal keadaan atau sesuatu hal diluar dari keadaan atau hal yang telah dinyatakan sebelumnya


Adapun konjungsi yang dipakai yakni “selain itu”, “lagi pula”, “tambahkan pula”.





Contoh


• Campur materi ini dengan gabungan tadi. Selain itu tambahkan pula sedikit air.


• Kita harus menghormati kekalahannya. Lagi pula ia bertanding dalam kondisi tidak fit 100%.


• Setelah penyusunan rencana anggaran pokok tahun 2019 selesai. Tambahkan pula anggaran lain-lain untuk mengantisipasi kebutuhan tak terduga.











d. Konjungsi antarkalimat yang membuktikan ihwal kebalikan dari sesuatu hal yang terjadi atau dinyatakan sebelumnya


Konjungsi yang dipakai yaitu “sebaliknya”.


Contoh:


• Orang yang pikirannya sempit akan gampang diajak melaksanakan kemaksiatan. Sebaliknya, orang-orang yang pikirannya luas tidak akan mau melaksanakan kemaksiatan lantaran pengaruh negatifnya banyak.


• Anak-anak yang pendiam biasanya akan menjadi pemikir yang hebat. Sebaliknya, belum dewasa yang sangat aktif biasanya akan menjadi anak yang kreatif.











e. Konjungsi antarkalimat yang menjelaskan ihwal keadaaan yang sebenarnya


Konjungsi yang dipakai yaitu “sesungguhnya”, “bahwasannya”.


Contoh:


• Ketika seseorang bisa berbuat kebaikan. Bahwasannya Tuhanlah yang menciptakan orang itu sehingga bisa berbuat kebaikan.


• Bersabarlah atas petaka di dunia ini. Sesungguhnya hal itu ialah cara Tuhan untuk menilai keimanan hambaNya.











f. Konjungsi antarkalimat yang menguatkan keadaan yang telah dinyatakan sebelumnya 


Konjungsi ini memakai kata hubung “bahkan”, “malahan”.


Contoh:


• Saya kemarin melihat seseorang keluar dari rumah pak Yono malam-malam. Bahkan bukan hanya saya saja yang melihat.


• Si mujib kemarin mancing di sungai sanggup ikat banyak sekali. Malahan, saya juga dikasih empat ikan.











g. Konjungsi antarkalimat yang mentertentangkan keadaan yang telah dinyatakan sebelumnya


Konjungsi tipe ini memakai kata hubung “(akan) tetapi”, “namun”.


Contoh:


• Orang itu gajinya sebulan besar sekali. Akan tetapi, rasa ketidaksyukurannya membuatnya merasa kurang terus.


• Tari bahwasanya anak yang rajin dan baik. Namun, perceraian kedua orang tuanya menciptakan dirinya menjadi anak bandel dan pemalas.











h. Konjungsi antarkalimat yang menjelaskan adanya konsekuensi dari pernyataan sebelumya


Konjungsi ini memakai kata hubung “dengan demikian”.


Contoh:


• Dunia otomotif di Jepang berkembang maju dan sangat pesat. Dengan demikian, produk otomotif impor dari Jepang sangat mendominasi di Indonesia.


• Gempa bumi dan tsunami besar yang menerjang Aceh mengakibatkan gedung sekolah rusak parah. Dengan demikian, banyak belum dewasa tidak bisa sekolah.


• Bencana banjir yang terjadi mengakibatkan bangunan, jalan, pertanian rusak parah. Dengan demikian, banyak pengungsi yang kelaparan dan harus tinggal di tenda-tenda pengungsian.


• Tanah longsor yang terjadi telah menutupi jalan. Dengan demikian, mobilitas warga menjadi terganggu.


Baca juga: Pengertian dan macam-macam konjungsi

















i. Konjungsi antarkalimat yang menjelaskan akibat


Konjungsi ini memakai kata hubung “oleh lantaran itu”, “oleh alasannya ialah itu”.


• Banjir melanda kota Bima. Oleh lantaran itu, ratusan rumah rusak parah.


• Gempa bumi besar telah melanda kota Mataram. Oleh alasannya ialah itu, banyak ruas jalan dan bangunan rusak parah.









j. Konjungsi antarkalimat yang menjelaskan sesuatu yang mendahului terjadinya sebuah insiden yang telah diterangkan 


Konjungsi jenis ini memakai kata hubung “sebelum(nya) itu”.


Contoh:


• Pada tahun 2014, Pak Jokowi diangkat menjadi presiden. Sebelum itu, Beliau menjadi gubernur Jakarta.









k. Konjungsi antarkalimat yang menjelaskan keeklusifan 


Konjungsi ini memakai kata hubung “kecuali”.





Contoh:


• Semua siswa ikut studi tour ke Yogyakarta. Kecuali Anton dan Budi yang tidak ikut lantaran sakit.


Setelah memahami konjungsi antarkalimat dan misalnya di atas. Pembahasan selanjutnya kita akan memahami konjungsi antarparagraf dan contohnya.







Sumber https://www.siswapedia.com

Sunday, May 14, 2017

√ Pengertian, Fungsi, Ciri Dan Pola Konjungsi Antarparagraf

Pembahasan terkait pengertian, fungsi, ciri dan pola konjungsi antarparagraf merupakan pembahasan terakhir pada Bab 12 Konjungsi atau Kata Hubung.


Jadi jikalau halamannya kita urutkan menjadi ibarat ini

Halaman 1 Pengertian, Jenis Serta Ciri Konjungsi dan Contohnya

Halaman 2 Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Konjungsi Subordinatif

Halaman 3 Jenis-jenis Konjungsi Subordinatif dan Contohnya

Halaman 4 Konjungsi Antarkalimat dan Contohnya

Halaman 5 Pengertian, Fungsi, Ciri dan Contoh Konjungsi Antarparagraf


Kita bagi menjadi beberapa halaman semoga pembahasannya menjadi lebih fokus dan mendalam serta lezat dibaca.


Pengertian Konjungsi Antarparagraf


Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa konjungsi merupakan kata hubung. Maka pengertian konjungsi antarparagraf yaitu kata hubung/konjungsi yang menghubungkan dua paragraf yang mempunyai keterkaitan makna.


 ciri dan pola konjungsi antarparagraf √ Pengertian, Fungsi, Ciri dan Contoh Konjungsi Antarparagraf


Apa sajakah jenis paragraf itu? ada banyak sekali. Ada paragraf persuasif, paragraf argumentasi, paragraf ekplanasi dsb. Tentu kita akan membahas terkait paragraf ini pada halaman tersendiri. Bisa dicek disini: jenis-jenis paragraf.


Fungsi Kembali Konjungsi Antarparagraf


Setidaknya ada 5 fungsi konjungsi antarparagraf diantaranya:



  1. Menghubungkan makna-makna yang disampaikan antarparagraf.

  2. Menghubungkan dua paragraf yang berkaitan satu dengan lainnya.

  3. Mempermudah pembaca untuk memahami pesan yang disampaikan di setiap paragraf.

  4. Membentuk alur dongeng yang saling tersambung.

  5. Memberi petunjuk dari sisimana saja pembaca harus memahami dongeng semoga terurut.


Ciri-ciri Konjungsi Antarparagraf


Adapun ciri-ciri konjungsi antarparagraf diantaranya:



  1. Berada di awal paragraf yang maknanya bekerjasama dengan paragraf sebelumnya.

  2. Konjungsi antarparagraf mempunyai beberapa tujuan yaitu menambah, mempertentangkan, membandingkan, menyatakan akibat/hasil, menjelaskan tujuan, intensifikasi, menyatakan waktu dan menyatakan tempat.


Macam-Macam Konjungsi Antarparagraf



  • Konjungsi antarparagraf yang menyatakan adanya aksesori dari sesuatu yang telah dijelaskan di halaman sebelumnya. Konjungsinya yakni: “Disamping itu”, “tambahan lagi”.

  • Konjungsi antarparagraf yang menyatakan adanya kontradiksi dari sesuatu yang telah dijelaskan di halaman sebelumnya. Konjungsinya yakni: “Bagaimanapun juga”, “sebaliknya”, “Selain (itu)”.

  • Konjungsi antarparagraf yang menyatakan suatu perbandingan. Konjungsinya yakni: “sebagaimana”, “sama halnya”.

  • Konjungsi antarparagraf yang menyatakan jawaban atau hasil. Konjungsinya yaitu: “Jadi”, “Oleh sebab itu”.

  • Konjungsi antarparagraf yang menyatakan tujuan. Konjungsinya yaitu: “Untuk itu”, “Dengan maksud itu”.

  • Konjungsi antarparagraf yang menyatakan intensifikasi. Konjungsinya yakni: “Pada intinya”, “Ringkasnya”.

  • Konjungsi antarparagraf yang menyatakan adanya waktu. Konjungsinya yaitu: “Sementara itu”, “Kemudian”.

  • Konjungsi antarparagraf yang menyatakan tempat. Konjungsinya yaitu: “Di sinilah”, “Berdampingan dengan”.


Contoh Konjungsi Antarparagraf


Kedelai merupakan komoditas pangan bergisi yang banyak dikonsumsi oleh mayarakat. Beberapa produk yang dihasilkan dari materi kedelai antara lain tempe, tahu, es krim, susu kedelai, tepung kedelai dan minyak kedelai.


Selain untuk materi pangan, remaja ini kedelai banyak dimanfaatkan untuk pakan dan materi baku industri. Dengan berkembangnya industri yang berbahan baku kedelai serta meningkatnya kesadaran masyarakat ihwal masakan kaya gizi, maka kebutuhan akan kedelai semakin meningkat dari tahun ke tahun.


Sementara itu, peningkatan produksi kedelai dari waktu ke waktu masih belum bisa mengimbangi undangan yang semakin meningkat. Belum lagi gangguan hama dan faktor cuaca yang tak mendukung menciptakan prosuksi kedelai tidak sesuai sasaran yang diinginkan.


Untuk mengatasi hal itu, maka pemerintah melaksanakan kebijakan untuk mengimpor kedelai dari negara lain yang jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Untuk mengatasi kelangkaan kedelai dalam jangka pendek upaya ini cukup berhasil. Akan tetapi upaya ini juga harus ditekan seminimal mungkin sebab dalam jangka panjang justru akan membunuh perjuangan para petani lokal.


Disamping itu, guna menekan kenaikan angka impor, maka perlu kebijakan-kebijakan khusus untuk memacu dan meningkatkan hasil produksi dalam negeri. Sehingga negara kita tidak terlalu mengandalkan hasil impor dari negara lain.


Pada intinya, untuk menekan kelangkaan kedelai di dalam negeri pemerintah sanggup melaksanakan impor kedelai namun juga harus meningkatkan produksi dalam negeri.


Nah, bila ada pertanyaan terkait pengertian, fungsi, ciri dan pola konjungsi antarparagraf di atas bisa ditulis di bawah ini.




Sumber https://www.siswapedia.com