Showing posts with label Equipment. Show all posts
Showing posts with label Equipment. Show all posts

Sunday, October 29, 2017

√ Pengertian Power Supply Dan Jenis-Jenisnya

Pengertian Power Supply (Catu Daya) dan Jenis-jenisnya – Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya yaitu suatu alat listrik yang sanggup menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronik lainnya.  Pada dasarnya Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang diperlukan oleh perangkat elektronik lainnya. Oleh sebab itu, Power Supply adakala disebut juga dengan istilah Electric Power Converter.

Baca juga : Prinsip Kerja Power Supply.


Klasifikasi Umum Power Supply


Pada umumnya Power Supply sanggup diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar, yakni menurut Fungsinya, menurut Bentuk Mekanikalnya dan juga menurut Metode Konversinya. Berikut ini merupakan klarifikasi singkat mengenai ketiga kelompok tersebut :


1. Power Supply Berdasarkan Fungsi (Functional)


Berdasarkan fungsinya, Power supply sanggup dibedakan menjadi Regulated Power Supply, Unregulated Power Supply dan Adjustable Power Supply.



  • Regulated Power Supply yaitu Power Supply yang sanggup menjaga kestabilan tegangan dan arus listrik meskipun terdapat perubahaan atau variasi pada beban atau sumber listrik (Tegangan dan Arus Input).

  • Unregulated Power Supply yaitu Power Supply tegangan ataupun arus listriknya sanggup berubah dikala beban berubah atau sumber listriknya mengalami perubahan.

  • Adjustable Power Supply yaitu Power Supply yang tegangan atau Arusnya sanggup diatur sesuai kebutuhan dengan memakai Knob Mekanik. Terdapat 2 jenis Adjustable Power Supply yaitu Regulated Adjustable Power Supply dan Unregulated Adjustable Power Supply.


2. Power Supply Berdasarkan Bentuknya


Untuk peralatan Elektronika menyerupai Televisi, Monitor Komputer, Komputer Desktop maupun DVD Player, Power Supply biasanya ditempatkan di dalam atau menyatu ke dalam perangkat-perangkat tersebut sehingga kita sebagai konsumen tidak sanggup melihatnya secara langsung. Kaprikornus hanya sebuah kabel listrik yang sanggup kita lihat dari luar. Power Supply ini disebut dengan Power Supply Internal (Built in). Namun ada juga Power Supply yang bangun sendiri (stand alone) dan berada diluar perangkat elektronik yang kita gunakan menyerupai Charger Handphone dan Adaptor Laptop. Ada juga Power Supply stand alone yang bentuknya besar dan sanggup disetel tegangannya sesuai dengan kebutuhan kita.


3. Power Supply Berdasarkan Metode Konversinya


Berdasarkan Metode Konversinya, Power supply sanggup dibedakan menjadi Power Supply Linier yang mengkonversi tegangan listrik secara pribadi dari Inputnya dan Power Supply Switching yang harus mengkonversi tegangan input ke pulsa AC atau DC terlebih dahulu.


 


Jenis-jenis Power Supply


Selain pengklasifikasian diatas, Power Supply juga sanggup dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya yaitu DC Power Supply, AC Power Supply, Switch Mode Power Supply, Programmable Power Supply, Uninterruptible Power Supply, High Voltage Power Supply. Berikut ini yaitu klarifikasi singkat mengenai jenis-jenis Power Supply. Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya yaitu suatu alat listr √ Pengertian Power Supply dan Jenis-jenisnya


1. DC Power Supply


DC Power Supply yaitu pencatu daya yang menyediakan tegangan maupun arus listrik dalam bentuk DC (Direct Current) dan mempunyai Polaritas yang tetap yaitu Positif dan Negatif untuk bebannya. Terdapat 2 jenis DC Supply yaitu :


a. AC to DC Power Supply


AC to DC Power Supply, yaitu DC Power Supply yang mengubah sumber tegangan listrik AC menjadi tegangan DC yang diperlukan oleh peralatan Elektronika. AC to DC Power Supply pada umumnya mempunyai sebuah Transformator yang menurunkan tegangan, Dioda sebagai Penyearah dan Kapasitor sebagai Penyaring (Filter).


b. Linear Regulator


Linear Regulator berfungsi untuk mengubah tegangan DC yang berfluktuasi menjadi konstan (stabil) dan biasanya menurunkan tegangan DC Input.


2. AC Power Supply


AC Power Supply yaitu Power Supply yang mengubah suatu taraf tegangan AC ke taraf tegangan lainnya. Contohnya AC Power Supply yang menurunkan tegangan AC 220V ke 110V untuk peralatan yang membutuhkan tegangan 110VAC. Atau sebaliknya dari tegangan AC 110V ke 220V.


3. Switch-Mode Power Supply


Switch-Mode Power Supply (SMPS) yaitu jenis Power Supply yang pribadi menyearahkan (rectify) dan menyaring (filter) tegangan Input AC untuk mendapat tegangan DC. Tegangan DC tersebut kemudian di-switch ON dan OFF pada frekuensi tinggi dengan sirkuit frekuensi tinggi sehingga menghasilkan arus AC yang sanggup melewati Transformator Frekuensi Tinggi.


4. Programmable Power Supply


Programmable Power Supply yaitu jenis power supply yang pengoperasiannya sanggup dikendalikan oleh  Remote Control melalui antarmuka (interface) Input Analog maupun digital menyerupai RS232 dan GPIB.


5. Uninterruptible Power Supply (UPS)


Uninterruptible Power Supply atau sering disebut dengan UPS yaitu Power Supply yang mempunyai 2 sumber listrik yaitu arus listrik yang pribadi berasal dari tegangan input AC dan Baterai yang terdapat didalamnya. Saat listrik normal, tegangan Input akan secara simultan mengisi Baterai dan menyediakan arus listrik untuk beban (peralatan listrik). Tetapi kalau terjadi kegagalan pada sumber tegangan AC menyerupai matinya listrik, maka Baterai akan mengambil alih untuk menyediakan Tegangan untuk peralatan listrik/elektronika yang bersangkutan.


6. High Voltage Power Supply


High Voltage Power Supply yaitu power supply yang sanggup menghasilkan Tegangan tinggi sampai ratusan bahkan ribuan volt. High Voltage Power Supply biasanya dipakai pada mesin X-ray ataupun alat-alat yang memerlukan tegangan tinggi.



Sumber https://teknikelektronika.com/

Friday, October 20, 2017

√ Peralatan Kerja Pada Perakitan Elektronika

Peralatan Kerja pada Perakitan Elektronika – Dalam pekerjaan merakit sebuah Perangkat Elektronika baik yang dilakukan oleh para penghobi Elektronika maupun dalam Produksi Massal (Mass Production), diharapkan peralatan kerja yang berfungsi untuk membantu dan memperlancar proses produksi atau proses merakit perangkat Elektronika tersebut. Perbedaan antara aktivitas merakit yang dilakukan oleh para penghobi Elektronika dengan Produksi Elektronika secara massal ialah kecepatan dan jumlah yang berhasil dirakitnya.Dalam Produksi, peralatan kerja yang diharapkan ialah peralatan kerja yang bisa bergerak dalam kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan peralatan yang dipergunakan oleh para penghobi Elektronika. Selain berkecepatan tinggi, peralatan kerja pada produksi juga harus memenuhi standarisasi tertentu biar sanggup menghasilkan produk Elektronika yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Pada umumnya , para penghobi Elektronika hanya memakai peralatan kerja yang digerakkan secara manual atau tenaga manusia, sedangkan dalam produksi memerlukan peralatan kerja yang digerakan oleh Listrik ataupun angin.


Macam-macam Peralatan Kerja


Berikut ini beberapa Peralatan Kerja yang digunakan dalam merakit Komponen Elektronika hingga menjadi sebuah peralatan Elektronika yang sanggup digunakan oleh pemakainya.


Solder


Solder ialah alat yang digunakan untuk menyolder Terminal (kaki) Komponen Elektronika sehingga menyatu dengan Papan Rangkaian (PCB) dengan memakai Timah atau sering disebut dengan Proses Menyolder (Soldering Process).

Di pasaran, kita sanggup menemukan 2 jenis Solder yaitu Solder yang suhunya tetap dan Solder yang suhunya sanggup diatur sesuai dengan keinginan.

Pada umumnya Produksi akan memakai Solder yang suhunya sanggup diatur, hal ini dikarenakan Jenis Komponen yang akan disoldernya  majemuk dan juga untuk memastikan Suhu tetap berada didalam Spesifikasi yang ditentukan sehingga mendapat Kualitas Solder yang baik. Biasanya Teknisi akan mengukur Suhu setiap 4 Jam sekali untuk memastikan Suhu Soldering Iron tetap berada dalam Spesifikasi.


Peralatan Kerja pada Perakitan Elektronika √ Peralatan Kerja pada Perakitan Elektronika


Obeng (Screwdriver)


Screwdriver atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Obeng ialah alat yang digunakan untuk mengencangkan ataupun mengendorkan baut (screw). Proses mengencangkan (tighten) atau mengendorkan (loosen) baut ini disebut dengan proses screwing.


Berdasarkan tenaga penggeraknya, Screwdriver (Obeng) dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :



  1. Manual Screwdriver atau Obeng Manual yaitu Obeng yang digerakan oleh Tenaga Manusia sendiri dengan cara memutar obeng tersebut searah jarum jam maupun sebaliknya untuk mengencangkan dan mengendorkan baut.

  2. Elektric Screwdriver atau Obeng Listrik ialah Obeng yang digerakan oleh Listrik. Penggunaanya hanya perlu menekan Tombol saja.

  3. Air Screwdriver atau Obeng Angin ialah Obeng yang digerakan oleh angin. Penggunaanya sama menyerupai Obeng Listrik, yaitu hanya dengan menekan Tombol untuk memulainya.


Dalam Proses Produksi, umumnya memakai Obeng Listrik dan Obeng Angin alasannya ialah perputarannya dalam kecepatan tinggi sehingga proses pengencangan baut sanggup dilakukan dengan cepat.


Pasangan Obeng (Screwdriver) ialah Mata Obeng atau sering disebut dengan Screw Bit. Penggunaan Mata Obeng harus sesuai dengan bentuk Mata Screw yang akan dikencangkan atau dikendorkan.  Dengan Obeng Listrik ataupun Obeng Angin, kekuatan pengencangan sanggup diatur sesuai dengan spesifikasi produksi sehingga tidak merusakan komponen produksi dan juga untuk menghindari cacat produksi.


Bentuk-bentuk Mata Screw antara lain bentuk “Plus (+)”, “Minus (-)“, “Segi Enam”, “Kotak” dan lain sebagainya.


Peralatan Kerja pada Perakitan Elektronika √ Peralatan Kerja pada Perakitan Elektronika


Tang (Plier)


Berdasarkan kegunaannya, Tang atau Plier sanggup digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:



  1. Tang Kombinasi yang berfungsi untuk memegang atau memutar Mur (Nut) dari Baut baik untuk mengencangkannya ataupun mengendorkannya. Selain itu Tang Kombinasi juga sanggup berfungsi untuk membengkokkan Plat Logam yang tipis ataupun untuk membengkokan Kaki Komponen. Tang Kombinasi juga sanggup digunakan memotong Kaki Komponen Elektronika, Kabel ataupun Kawat kecil.

  2. Tang Lancip atau disebut dengan “Long Nose Plier” ialah yang digunakan untuk membengkokkan kaki-kaki komponen atau memegang Mur yang ukuran kecil. Salah satu laba dari Tang Lancip ialah sanggup menjangkau tempat yang sempit dibandingkan dengan Tang Kombinasi.

  3. Tang Potong atau juga disebut dengan Cutter dan Diagonal Plier ini digunakan untuk memotong kaki komponen Elektronika dan kabel listrik yang terlalu panjang.


Peralatan Kerja pada Perakitan Elektronika √ Peralatan Kerja pada Perakitan Elektronika


Pinset (Twizzer)


Pinset atau Twizzer digunakan untuk menjepit sesuatu yang ukurannya kecil menyerupai Komponen Chip dan juga untuk mengambil atau memegang sesuatu yang mungkin berbahaya atau menjadikan iritasi jikalau disentuh oleh tangan manusia. Berdasarkan materi pembuatnya, Pinset (Twizzer) terdiri dari Stainless Steel Twizzer (Pinset Besi/Stainless steel), Bamboo Twizzer (Pinset Bambu) dan Ceramic Twizzer (Pinset Keramik). Pinset sering digunakan untuk memegang komponen pada saat Menyolder Komponen Elektronika yang berbentuk Chip.


Peralatan Kerja pada Perakitan Elektronika √ Peralatan Kerja pada Perakitan Elektronika


Penyedot Timah (Solder Sucker)


Penyedot Timah atau Solder Sucker ialah alat yang digunakan untuk menyedot timah solder dikala ingin melepaskan Komponen Elektronika yang telah disolder. Penyedot Solder ini juga sering disebut dengan Desoldering Tools.


Terdapat 3 Jenis Penyedot Timah yang sering digunakan oleh penghobi Elektronika maupun Produksi Elektronika untuk melepaskan Komponen Elektronika.



  1. Penyedot Timah Manual (Manual Solder Sucker)

    Kita perlu memompa secara manual (tenaga manusia) untuk sanggup menyedot Timah yang terdapat di Kaki Komponen ataupun PCB. Penyedot Timah ini sering ditemui di bengkel reparasi peralatan Elektronika dan digunakan oleh para penghobi Elektronika.

  2. Penyedot Timah Listrik (Electric Solder Sucker)

    Pemompaan dilakukan oleh Listrik, sehingga kita hanya perlu menekan tombol untuk sanggup menyedot Timah yang terdapat di kaki komponen elektronik ataupun PCB. Alat ini sering digunakan oleh Teknisi Produksi dalam melaksanakan perbaikan pada unit PCB yang mengalami cacat produksi.

  3. Solder Wick

    Terbuat dari serat tembaga (Copper Wire) dan memerlukan pemanasan oleh Soldersehingga Timahnya pindah dan lengket ke Solder Wick tersebut. Solder Wick biasa dalam bentuk gulungan dan hanya boleh sekali pakai.Peralatan Kerja pada Perakitan Elektronika √ Peralatan Kerja pada Perakitan Elektronika


 



Sumber https://teknikelektronika.com/

Monday, October 16, 2017

√ Pengertian Osiloskop Dan Spesifikasi Penentu Kinerjanya

Pengertian Osiloskop dan Spesifikasi penentu kinerjanya – Osiloskop yakni alat ukur Elektronik yang sanggup memetakan atau memproyeksikan sinyal listrik dan frekuensi menjadi gambar grafik semoga sanggup dibaca dan gampang dipelajari. Dengan memakai Osiloskop, kita sanggup mengamati dan menganalisa bentuk gelombang dari sinyal listrik atau frekuensi dalam suatu rangkaian Elektronika. Pada umumnya osiloskop sanggup menampilkan grafik Dua Dimensi (2D) dengan waktu pada sumbu X dan tegangan pada sumbu Y.


Osiloskop banyak dipakai pada industri-industri menyerupai penelitian, sains, engineering, medikal dan telekomunikasi. Saat ini, terdapat 2 jenis Osiloskop yaitu Osiloskop Analog yang memakai Teknologi CRT (Cathode Ray Tube) untuk menampilkan sinyal listriknya dan Osiloskop Digital yang memakai LCD untuk menampilkan sinyal listrik atau gelombang.


Karakteristik Pengukuran Osiloskop


Selain fitur-fitur dasarnya, kebanyakan Osiloskop juga dilengkapi dengan alat pengukuran yang sanggup mengukur Frekuensi,   Amplitudo dan karakteristik gelombang sinyal listrik. Secara umum, Osiloskop sanggup mengukur karakteristik yang berbasis Waktu (Time) dan juga karakteristik yang berbasis tegangan (Voltage).

Baca juga : Cara Mengukur Tegangan AC dan Menghitung Frekuensi dengan Osiloskop.


Pengertian Osiloskop dan Spesifikasi penentu kinerjanya √ Pengertian Osiloskop dan Spesifikasi penentu kinerjanya


Karakteristik Berbasis Waktu (Time)


Frekuensi dan Periode – Frekuensi merupakan jumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik yang dinyatakan dengan Hertz. Sedangkan periode yakni kebalikan dari Frekuensi, yaitu waktu yang diperlukan untuk menempuh 1 kali getaran yang biasanya dilambangkan dengan t dengan satuan detik. Kemampuan Osiloskop dalam mengukur maksimum Frekuensi berbeda-beda tergantung pada tipe osiloskop yang digunakan. Ada yang sanggup mengukur 100MHz, ada yang sanggup mengukur 20MHz, ada yang hanya sanggup mengukur 5MHz.


Duty Cycle (Siklus Kerja) –  Duty Cycle yakni perbandingan waktu ketika sinyal mencapai kondisi ON dan ketika mencapai kondisi OFF dalam satu periode sinyal. Dengan kata lain, Siklus Kerja atau Duty Cycle yakni perbandingan usang kondisi ON dan kondisi OFF suatu sinyal pada setiap periode.


Rise dan Fall Time – Rise Time yakni waktu perubahan sinyal (durasi) dari sinyal rendah ke sinyal tinggi, teladan dari 0V ke 5V. Sedangkan Fall Time yakni waktu perubahan sinyal (durasi) dari sinyal tinggi ke sinyal rendah, misalnya perubahan dari 5V ke 0V. Karakteristik ini sangat penting dalam mengukur respon suatu rangkaian terhadap sinyalnya.


Karakteristik Berbasis Tegangan (Voltage)


Amplitudo –  Amplitudo yakni ukuran besarnya suatu sinyal atau biasanya disebut dengan tingginya puncak gelombang. Terdapat beberapa cara dalam pengukuran Amplitudo yang diantaranya yakni pengukuran dari Puncak tertinggi ke Puncak terendah (Vpp), ada juga yang mengukur salah satu puncaknya saja baik yang tertinggi maupun yang terendah dengan sumbu X atau 0V.


Tegangan Maksimum dan Minimum –  Osiloskop sanggup dengan gampang menampilkan Tegangan Maksimum dan Minumum suatu rangkaian Elektronika.


Tegangan Rata-rata –  Osiloskop sanggup melaksanakan perhitungan terhadap tegangan sinyal yang diterimanya dan menampilkan hasil tegangan rata-rata sinyal tersebut.


Baca juga : Bagian-bagian Osiloksop.


 


Kinerja dan Spesifikasi Osiloskop


Tidak Semua Osiloskop mempunyai kinerja yang sama, hal ini tergantung oleh spesifikasi pada Osiloskop tersebut. Beberapa spesifikasi penting pada Osiloskop yang memilih kinerja Osiloskop diantaranya menyerupai dibawah ini :


Bandwidth (Lebar Pita) – Bandwith memilih rentang frekuensi yang sanggup diukur oleh Osiloskop. Contohnya 100MHz, 20MHz atau 10MHz


Digital atau Analog – Osiloskop sanggup digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Osiloskop Analog dan Osiloskop Digital. Osiloskop Analog memakai Tegangan yang diukur untuk menggerak berkas elektron dalam tabung gambar untuk menampilkan bentuk gelombang yang diukurnya. Sedangkan Osiloskop Digital memakai Analog to Digital Converter (ADC) untuk mengubah besaran tegangan menjadi besaran digital. Pada umumnya, Osiloskop Analog mempunyai lebar pita atau bandwidth yang lebih rendah, fitur lebih sedikit dibandingkan dengan Osiloskop Digital, namun osiloskop Analog mempunyai respon yang lebih cepat.


Jumlah Channel (Kanal) – Osiloskop yang sanggup membaca lebih dari satu sinyal dalam waktu yang sama dan menampilkannya di layar secara simultan. Kemampuan tersebut tergantung pada jumlah susukan yang dimilikinya. Pada umumnya, Osiloskop yang ditemukan di pasaran mempunyai 2 atau 4 kanal.


Sampling Rate – Sampling Rate hanya untuk Osiloskop Digital yaitu berapa kali sinyal itu dibaca dalam satu detik.


Rise Time – Spesifikasi Rise Time pada Osiloskop menandakan seberapa cepat Osiloskop tersebut mengukur perubahan sinyal naik dari yang terendah ke yang tertinggi.


Maximum Input Voltage –  Setiap peralatan elektronik mempunyai batas tegangan Inputnya, tak terkecuali Osiloskop. Jika sinyal melebihi batas tegangan yang ditentukan, Osiloskop tersebut akan menjadi rusak karenanya.


Vertical Sensitivity (Sensitivitas Vertikal) – Nilai Vertical Sensitivity menandakan kemampuan penguatan vertikal untuk memperkuat sinyal lemah pada Osiloskop. Vertical Sensitivity ini diukur dengan satuan Volt per div.


Time Base – Time Base menandakan kisaran Sensitivitas pada Horisontal atau Sumbu Waktu. Nilai Time base diukur dengan satuan second  per div.


Input Impedance – Impedansi Input dipakai pada ketika pengukuran Frekuensi tinggi. Kita juga sanggup memakai Probe Osiloskop untuk kompensasi Impedansi yang kurang.



Sumber https://teknikelektronika.com/

Friday, October 13, 2017

√ Bagian-Bagian Osiloskop (Kontrol Dan Indikator Osiloskop)

Bagian-bagian Osiloskop (Kontrol dan Indikator Osiloskop) – Osiloskop merupakan salah satu alat ukur yang sangat bermanfaat dalam menguji dan mengukur suatu rangkaian Elektronika. Dengan Osiloskop, kita sanggup melihat bentuk-bentuk gelombang pada rangkaian Elektronika baik yang berbentuk gelombang Sinus maupun bentuk-bentuk gelombang lainnya. Pada artikel sebelumnya telah membahas perihal pengertian Osiloskop dan spesifikasi penentu kinerjanya, maka pada artikel ini kita akan membahas perihal bagian-bagian penting dalam sebuah Osiloskop yang diantaranya menyerupai tombol-tombol dan Sakelar Kontrol serta Indikator-indikator yang terdapat pada Osiloskop.

Monday, October 9, 2017

√ Cara Memakai Tang Ampere (Clamp Meter) Dan Prinsip Kerjanya

Cara Menggunakan Tang Ampere (Clamp Meter) dan Prinsip Kerjanya – Tang Ampere atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Clamp Meter yakni alat ukur yang dipakai untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor yang dialiri arus listrik dengan memakai dua rahang penjepitnya (Clamp) tanpa harus mempunyai kontak eksklusif dengan terminal listriknya. Dengan demikian, kita tidak perlu mengganggu rangkaian listrik yang akan diukur, cukup dengan ditempatkan pada sekeliling kabel listrik yang akan diukur.

Wednesday, October 4, 2017

√ Pengertian Tespen (Test Pen) Dan Cara Menggunakannya

Pengertian Tespen (Test Pen) dan Cara Menggunakannya – Tespen atau Test Pen merupakan salah satu alat yang paling sering dipakai oleh para Teknisi Listrik dalam melaksanakan pekerjaannya. Bentuknya yang relatif kecil dan menyerupai mirip sebuah Pena membuatnya sangat gampang untuk dibawa kemana-mana. Ujung Test Pen yang yang berbentuk “Minus” sanggup dijadikan sebagai Obeng untuk melonggarkan atau mengetatkan sekrup (screw). Kaprikornus Test Pen intinya yaitu suatu alat ukur yang dipakai untuk mengetahui atau mengecek apakah sebuah penghantar listrik mempunyai tegangan listrik atau tidak. Penghantar listrik yang dimaksud disini sanggup berupa Kabel listrik, Kawat listrik maupun Stop Kontak listrik.

Friday, September 15, 2017

√ Pengertian Inverter Dan Prinsip Kerjanya

Pengertian Inverter dan Jenis-jenisnyaPower Inverter atau biasanya disebut dengan Inverter yaitu suatu rangkaian atau perangkat elektro yang sanggup mengubah arus listrik searah (DC) ke arus listrik bolak-balik (AC) pada tegangan dan frekuensi yang diharapkan sesuai dengan perancangan rangkaiannya. Sumber-sumber arus listrik searah atau arus DC yang merupakan Input dari Power Inverter tersebut sanggup berupa Baterai, Aki maupun Sel Surya (Solar Cell). Inverter ini akan sangat bermanfaat apabila dipakai di daerah-daerah yang mempunyai keterbatasan pasokan arus listrik AC. Karena dengan adanya Power Inverter, kita sanggup memakai Aki ataupun Sel Surya untuk menggerakan peralatan-peralatan rumah tangga menyerupai Televisi, Kipas Angin, Komputer atau bahkan Kulkas dan Mesin Cuci yang pada umumnya memerlukan sumber listrik AC yang bertegangan 220V ataupun 110V.