Thursday, April 27, 2017

Mengapa Kedalaman Air Tanah Di Tiap Kawasan Tidak Sama?

Salah satu unsur yang mempunyai tugas sangat penting bagi keberlangsungan hidup setiap makhluk hidup, air tidak sanggup dipisahkan dari apapun. Sehingga sanggup dikatakan bila air merupakan salah satu sumber komponen kehidupan. Sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di muka bumi semoga mereka dapa bertahan hidup. Secara kimia air sanggup dikatakan sebagai senyawa yang tersusun atas ikatan unsur oksigen dan hidrogen dan senyawa yang paling banyak ditemukan di Planet Bumi yaitu sekitar 70%. Susunan air tersebut terdiri dari banyak sekali macam wujud dan sering disebut dengan hidrosfer.


Seperti yang telah disinggung di atas bahwa air tidak sanggup dipisahkan dari keberlangsungan hidup semua makhluk hidup termasuk manusia. Sehingga tidak heran bila air mempunyai banyak fungsi. Bagi hewan, air tidak hanya untuk metabolisme saja namun juga sebagai tempat tinggal untuk beberapa binatang air. Untuk flora pun demikian, selain dimanfaatkan untuk proses fotosintesis air juga dijadikan sebagai habitat untuk beberapa jenis flora air. Lalu bagaimana dengan manusia?


Tentunya fungsi dari air bagi insan sangatlah banyak. Selain sebagai penghilang dahaga, air juga berfungsi untuk hal lain menyerupai sarana transportasi atau penyaluran barang dan jasa, pengairan di bidang pertanian, pengolahan industri, kebutuhan memasak, mandi,  dan masih banyak lagi. Makara apa yang terjadi bila air di bumi habis? Dapat dipastikan bahwa kehidupan di Planet Bumi akan cepat mengalami kepunahan.


Lalu dari mana sajakah sumber air yang sanggup dimanfaatkan terutama bagi manusia?


Sebagian besar sumber air yang dipakai oleh insan berasal dari air permukaan (Baca: Ciri – Ciri Air Tanah Permukaan) ataupun air tanah(Baca: Jenis Air Tanah). Dapat dikatakan bila air permukaan merupakan air yang berada di atas permukaan tanah menyerupai sungai, laut, danau dan lain sebagainya. Sedangkan untuk air tanah yaitu air yang berada di bawah permukaan tanah dan harus melaksanakan pengeboran atau digali untuk mendapat sumber air tersebut.


Jika kita berbicara dari mana asal air – air tersebut baik air permukaan maupun air tanah. Semua itu sanggup diketahui dari sebuah siklus yang berjulukan siklus hidrologi. Salah satu tahapan dari siklus hidrologi tersebut yaitu hujan. Saat hujan turun, air yang jatuh beberapa di antaranya akan jatuh di ke sungai, laut, danau ataupun ke beberapa penampungan air menyerupai waduk atau embung. Dan tidak sedikit pula yang jatuh di atas permukaan tanah. Air hujan yang masuk ke dalam pori – pori tanah inilah merupakan asal dari sumber air tanah. Akan tetapi, sumber air tanah sendiri tidak hanya berasal dari hujan saja atau air yang berasal dari atmosfer, namun juga berasal dari dalam bumi  bernama air tanah turbir dan air juvenile. Air tanah turbir merupakan air tanah yang berada di dalam batuan sedimen sedangkan air juvenile berasal dari magma yang melepaskan gas – gas melalui mata air panas.


Berdasarkan letaknya, air tanah sanggup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:



  • Air tanah permukaan atau freatik, merupakan air tanah yang berada di atas lapisan tanah ataupun batuan di mana lapisan tersebut tidak sanggup ditembus oleh air atau impermeable. Jenis air tanah freatik ini sanggup berupa sungai, danau, rawa – rawa, waduk dan sumur.

  • Air tanah dalam, yaitu air tanah yang terdapat pada lapisan bawah tanah atau batuan dan lapisan tersebut juga tidak sanggup tembus oleh air (impermeable). Untuk mendapat air tanah tersebut harus dilakukan pengeboran dan perlu memasang pompa air semoga sanggup tersedot ke atas permukaan air. Sedangkan pola dari air tanah dalam ini yaitu sumur bor atau air tanah artesis yang airnya berasal dari air tanah dalam.


Mengapa kedalaman air tanah tidak sama di setiap tempat?


Bagi masyarakat yang tinggal di tempat perkotaan, sebagian besar dari mereka memperoleh air tanah dengan cara pengeboran sampai terbentuklah sumur bor atau artesis. Air tanah arteis atau air tanah dalam ini berada di kedalaman 80 sampai 300 meter dari permukaan tanah. Untuk mencapai air tanah tersebut tentu tidaklah mudah. Dan perlu diketahui juga bila kedalaman air tanah akan berbeda – beda di setiap tempat. Hal ini disebabkan oleh ketebalan atau lapisan permukaan tanah yang berada di atasnya dan juga posisi lapisan air tanah itu sendiri. Semakin tipis lapisan tanah maka semakin cepat air tanah akan ditemukan, begitupun sebaliknya bila lapisan tanah cukup tebal, setidaknya membutuhkan waktu yang cukup usang untuk melaksanakan penggalian sampai mencapai lapisan air tanah.


Selain faktor ketebalan tanah, kondisi topografi dan geografis juga ikut mensugesti kedalaman air tanah. Pada tempat yang tergolong dataran rendah, air tanah lebih gampang ditemukan atau sanggup dikatakan bila air tanah tersebut termasuk jenis air tanah dangkal. Pada dataran tinggi, untuk memperoleh air tanah terbilang cukup sulit terutama untuk melaksanakan penggalian. Biasanya masyarakat yang tinggal di dataran tinggi lebih memanfaatkan sumber air lain menyerupai hulu sungai atau mata air lainnya.


Faktor trend juga ikut mensugesti kondisi kedalaman air tanah. Saat trend hujan volume air tanah akan meningkat lantaran banyaknya air hujan yang masuk ke dalam pori – pori tanah dan tertampung di dalam lapisan kedap air bawah tanah. Sedangkan dikala trend kemarau, volume air tanah tidak terlalu tinggi akhir berkurangnya serta tidak adanya komplemen air yang berasal dari hujan. Tidak heran bila di beberapa tempat sumur – sumur akan mengalami kekeringan dikala trend kemarau panjang sedang melanda.


Berapa Kedalaman Ideal Untuk Memperoleh Air Tanah Yang Bersih?


Seperti yang telah dijelaskan di atas, kedalaman tanah yang perlu digali atau dibor sampai mendapat air tanah yang higienis tentu berbeda – beda di setiap tempat. Untuk menciptakan sumur yang airnya layak untuk dikomsumsi sudah tentu harus sesuai dengan parameter kualitas air. Pada dataran rendah, air tanah sudah sanggup ditemukan di kedalaman 6 – 10 meter. Namun, biasanya kualitas air tanah masih kurang ideal untuk dikonsumsi, alasannya yaitu air tanah ini cendurng gampang tercemar oleh materi – materi material lainnya, terutama bila tempat tersebut sering sekali mengalami banjir. Sudah sanggup dipastikan bila air tanah tersebut akan mengalami perubahan warna dan sebaiknya penggalian dilakukan lebih mendalam lagi.


Lain halnya dengan dataran tinggi, untuk mendapat air tanah diharapkan penggalian sedalam lebih dari 20 meter. Namun, air tanah yang diperoleh debit air tidak terlalu besar atau kurang maksimal. Sehingga perlu melaksanakan penggalian atau pengeboran lebih dari 20 meter. Air tanah yang berasal dari dataran tinggi biasanya sangat layak untuk dikonsumsi. Tidak heran bila air tanah yang berasal dari dataran tinggi menyerupai pegunungan banyak dimanfaatkan oleh perusahaan air minum untuk diperjual belikan.


Itulah tadi klarifikasi mengenai mengapa kedalaman air tanah di setiap tempat berbeda – beda. Semoga klarifikasi di atas sanggup membantu.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com