Sunday, June 17, 2018

√ Rujukan Cerpen Lima Paragraf

Contoh Cerpen Lima Paragraf – Cerpen ialah salah satu dari jenis karya sastra yang mengisahkan perihal suatu hal dengan paparan yang relatif singkat. Dalam dongeng pendek berisikan aneka macam dongeng menarik yang ringan untuk dibaca. Cerpen lima paragraf ialah dongeng pendek yang terdiri dari lima paragraf. Dengan lima paragraf mencakup semua komponen-komponen cerpen dijelaskan dengan baik meskipun hanya lima paragraf. Kemudian penyampaian dongeng pribadi tidak secara rumit dan berbelit-belit. Sementara paragraf terakhir ialah paragraf yang biasanya menciptakan pembaca menjadi terkejut dengan final dongeng pendek ini.


Sahabat Penghias Malam


Malam cerah dengan pemandangan langit yang indah dihiasi bintang-bintang serta bulan tersenyum menerangi malam. Mereka menjadi saksi bisu bahwa malam ini kumemikirkanmu. Ingat pertemuan terakhir kita yaitu sekitar lima tahun yang kemudian sebelum kau dan keluargamu memutuskan untuk berpindah kota. Meskipun berbeda kota, jarak antara kota kita tidak terlalu jauh. Untuk itu sebelum kita berpisah, kita sempat menciptakan perjanjian untuk bertemu setiap beberapa bulan sekali. Saat pengujung tahun tepatnya lima tahun yang lalu, saya sempat mengunjungimu dan keluargamu di kota barumu. Aku bahagia sanggup merayakan pergantian tahun denganmu dan keluargamu ditemani langit cerah. Sangat hangat dan dekat sambutan keluargamu dengan kedatanganku.“Amel jangan sungkan untuk main lagi kesini ya. Kapan-kapan saya akan berkunjung ke rumahmu”, katamu ketika mengantarku ke stasiun sebelum saya kembali pulang ke rumah. Jabatan tangan, pelukan dan senyuman yang terpaksa merelakan saya kembali pulang. Itulah terakhir kita bertemu untuk saling menyapa dan bercengkerama.


Hingga kini ketika kita sudah sama-sama menginjak dingklik Sekolah Menengah Atas (SMA). Aku ingin sekali menceritakan semuanya perihal kehidupan SMA-ku mulai dari kehidupan sekolahku, guru-guruku, teman-temanku dan yang paling ingin kusampaikan kepadamu ialah perihal kisah cintaku. Kisah cintaku dengan pemuda yang sudah terjalin selama dua tahun. Ingin rasanya saya menceritakan semua kisahku kepadamu. Namun di zaman teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih ibarat kini ini kau tidak sanggup dihubungi. Nomor telephone rumahmu tidak sanggup dihubungi lagi, nomor handphone yang kau berikan padaku juga tidak sanggup tersambung serta surat elektronik yang kukirim ke alamat email-mu juga tak kunjung menerima balasan. Hingga sempat ku kirimkan surat tertulis melalui pos dan kukirim ke alamat rumahmu. “Rachel apakah kau lupa denganku? Apakah kau punya sobat gres lagi sehingga melupakanku sahabat kecilmu ini?”, kataku dalam hati. Hampir setiap malam saya merenung mengingat-ingat bayang wajahmu dan bertanya dalam hati apa kabar dirimu sekarang. Beratapkan pemandangan langit cerah bertaburan bintang, dengan setia bulan selalu mendampingi bintang-bintang. Sempat ku bayangkan saya dan kau ialah bintang dan bulan dikala animo kemarau yang selalu bersama menghiasi malam.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Akhirnya pada liburan sehabis pelaksanaan Ujian Nasional (UN) saya memutuskan untuk mengunjungi rumahmu. Bermodalkan restu orang tuaku saya memberanikan diri sendiri untuk ke rumahmu. Berhenti di stasiun yang menjadi kawasan terakhir kita bertemu. Menyusuri jalan melangkah menuju kediamanmu yang memang tidak jauh dari stasiun. Sesampai di gang masuk rumahmu sempat bingung, pasalnya keadaan kini dengan lima tahun yang kemudian sangatlah berbeda. Memang kuakui pembangunan di kota ini sangat cepat, setalah lam ku cari alamat rumahmu dahulu. Aku memberanikan diri untuk mengetok pintu rumah dan mengucapkan salam. “Assalamualaikum….apakah ada orang?”. Tak usang kemudian ibu-ibu paruh baya membuka pintu. “Waalaikumsalam… ada apa dan anda mencari siapa?”, tanyanya. “Apakah ini benar rumahnya Rachel Mega? Saya ingin bertemu dengannya”, kataku sembari melihat-lihat lingkungan sekitar rumah. “Maaf disini tidak ada yang berjulukan Amelia Mega”, jawab ibu. “Apakah ini benar alamatnya”, lanjutnya. Aku mengangguk dan menyerahkan kertas bertuliskan alamat rumah. “Benar sih ini alamat rumahnya. Saya sudah menempati rumah ini tiga tahun silam, mungkin Rachel yang anda maksud ialah orang yang menempati rumah ini sebelum saya”, kata ibu dengan lembut. Saya memutuskan untuk segera berpamitan dan pulang ke rumah.


Semakin hari semakin kepikiran perihal Rachel, hingga tiba waktu itu. Kakak pria Rachel yang berjulukan Kak Rio mengunjungi rumahku sore itu. Katanya ia sedang ditugaskan di kotaku dan menyempatkan diri berkunjung ke rumahku alasannya usang tidak berjumpa dengan keluargaku. Sempat kaget dengan kedatangan Kak Rio, hal pertama yang saya tanyakan ialah keberadaan dan bagaimana kabar Rachel. “Kak Rio bagaimana keadaan Rachel sekarang? Dan dimana kini Rachel tinggal? Beberapa bulan yang kemudian saya sempat berkunjung ke rumah usang lho”, tanyaku pada Kak Rio. Seketika wajah Kak Rio yang awalnya ceria menjelma sedikit murung dan sedih. Lama membisu dengan tidak mengeluarkan kata-kata sedikitpun, sangat membingungkan bagiku yang tak tau apa-apa ini. “Oke jadi begini Amel”, Kak Rio mulai membuka suara. “Keputusan kami dan keluarga membawa Rachel pindah ke luar kota ialah kami membawa Rachel berobat. Karena rumah sakit di kota ini tidak sanggup menangani penyakit Rachel. Untuk itu kami memutuskan untuk membawa Rachel berobat di rumah sakit yang lebih anggun dan sanggup menangani penyakit Rachel. Tetapi hanya beberapa bulan di rumah sakit tersebut penyakin Rachel semakin kompleks dan susah untuk dikendalikan hingga pihak rumah sakit menyerah. Akhirnya kami dan keluarga membawa Rachel berobat ke luar negeri. Di luar negeri kondisi Rachel sempat membaik. Namun lima bulan yang kemudian tiba-tiba kondisinya drop dan Allah telah memutuskan memanggil Rachel ke surga”, jelasnya panjang lebar. Sontak klarifikasi Kak Rio bagaikan petir yang menyambar jantung, hati serta otakku seketika hingga saya beku harus berbuat apa.


Rasanya saya tak percaya dengan klarifikasi Kak Rio beberapa hari yang lalu. Hingga ketika ini saya belum sanggup mendapatkan kenyataan yang ada. Setiap malam saya masih mengharapkan bahwa kita ialah bintang dan bulan yang selalu bersama menghiasi malam. Namun sayangnya malam ini dan malam-malam selanjutnya saya sendiri di malam hari. Dan kau menjadi bintang kurang jelas tak terlihat alasannya tertutupi oleh awan mendung. Awan mendung yang tak berkesudahan hingga membawa air hujan yang membasahi daratan bumi serta melenyapkan keindahan malam hari.


Baca Juga:


Pengertian dan 3 Contoh Paragraf Perbandingan

Unsur & Syarat Paragraf yang Baik

Macam-Macam Pantun Lucu & Contohnya



Sumber https://ruangseni.com