Thursday, June 27, 2019

√ 4 Pola Puisi Quatrain Dalam Bahasa Indonesia

Puisi quatrain merupakan puisi yang tiap barisnya terdiri atas empat baris. Puisi ini tergolong ke dalam macam-macam puisi gres menurut bentuknya, selain puisi distikon, terzina, quint, sonet, stanza, dan septima. Untuk mengetahui menyerupai apa bentuk puisi ini, maka di artikel ini akan ditampilka beberapa pola puisi quatrain yang diambil dari banyak sekali sumber. Adapun contoh-contoh tersebut ialah sebagai berikut!


Contoh 1:


Hujan Bulan Juni*

Karya: Sapardi Djoko Damono


tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu


tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu


tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu


(1989)


*Sumber: Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni, hlm 104.


Contoh 2:


Pada Suatu Hari Nanti*

Karya: Sapardi Djoko Damono


pada suatu hari nanti

jasadku tak akan ada lagi

tapi dalam bait-bait sajak ini

kau takkan kurelakan sendiri


pada suatu hari nanti

suaraku tal terdengar lagi

tapi diantara larik-larik sajak ini

kau akan tetap kusiasati


pada suatu hari nanti

impianku pun tak dikenal lagi

namun di sela-sela karakter sajak ini

kau takkan letih-letihnya kucari


(1991)


*Sumber: Ibid, hlm 111.


Contoh 3:


Lagu Gadis Itali*

Karya: Sitor Situmorang


Buat Silviana Maccari


Kerling dana di pagi hari

Lonceng gereja bukit Itali

Jika musimmu datang nanti

Jemputlah kakak di teluk Napoli


Kerling danau di pagi hari

Lonceng gereja bukit Itali

Sedari kakak kemudian pergi

Adik rindu setiap hari


Kerling danau bukit di pagi hari

Lonceng gereja bukit Itali

Andai kakak tak kembali

Adik menunggu hingga mati


Batu tandus di kebun anggur

Pasir teduh di bawah nyiur

Abang lenyap hatiku hancur

Mengejar bayang di salju gugur


*Sumber: Sitor Situmorang, Dalam Sajak, hlm 16.


Contoh 4:


Asal Muasal Pelukan*

Karya: Candra Malik


Tuhan membuat manusia

dari kawasan persembunyian-Nya

di mana tidak ada siapa pun

melihat-Nya meramu lamun


Dari segenggam sunyi,

dijadikan-Nya segumpal hati.

Dari ramai cuma sekepal,

dicipta-Nya sebongkah akal.


Tetapi Tuhan menyerupai sengaja

membuat hati tidak sempurna.

Dari dada yang menyimpan kalbu,

direnggut-Nya tulang rusuk satu.


Tuhan menyebut manusia

yang terluka itu sebagai laki-laki

Lalu dari luka itulah wanita

dicipta bagai permata sanubari.


Digegar oleh detak jantung

laki-laki tak besar lengan berkuasa menanggung.

Dari sinilah awal mula doa:

“Tuhan, kami ingin bahagia.”


Di mana letak kesabaran,

jika bukan di dalam dada?

Di mana syukur diletakkan,

jika bukan di dalam dada?


Tetapi, dada tak sempurna

sejak satu tulang rusuknya pergi.

Segala yang dilihat dari fana,

hanya kerinduanlah yang abadi.


Tanpa permpuan di sisinya,

laki-laki hanya memeluk udara.

Padahal pun bagi perempuan,

lelaki itu asal muasal pelukan.


Jakarta, Maret 2016


*Sumber: Candra Malik, Asal Muasal Pelukan, hlm 8-9.


Demikianlah beberapa pola puisi quatrain dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingi mengetahui pola dari jenis-jenis puisi baru lainnya, maka pembaca bisa membuka artikel contoh puisi balada, contoh puisi himne, contoh puisi romance, contoh puisi epik, dan contoh puisi elegi. Semga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai puisi khususnya, maupun mengenai bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com