Puisi quatrain merupakan puisi yang tiap barisnya terdiri atas empat baris. Puisi ini tergolong ke dalam macam-macam puisi gres menurut bentuknya, selain puisi distikon, terzina, quint, sonet, stanza, dan septima. Untuk mengetahui menyerupai apa bentuk puisi ini, maka di artikel ini akan ditampilka beberapa pola puisi quatrain yang diambil dari banyak sekali sumber. Adapun contoh-contoh tersebut ialah sebagai berikut!
Contoh 1:
Hujan Bulan Juni*
Karya: Sapardi Djoko Damono
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(1989)
*Sumber: Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni, hlm 104.
Contoh 2:
Pada Suatu Hari Nanti*
Karya: Sapardi Djoko Damono
pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tal terdengar lagi
tapi diantara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela karakter sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari
(1991)
*Sumber: Ibid, hlm 111.
Contoh 3:
Lagu Gadis Itali*
Karya: Sitor Situmorang
Buat Silviana Maccari
Kerling dana di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Jika musimmu datang nanti
Jemputlah kakak di teluk Napoli
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Sedari kakak kemudian pergi
Adik rindu setiap hari
Kerling danau bukit di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Andai kakak tak kembali
Adik menunggu hingga mati
Batu tandus di kebun anggur
Pasir teduh di bawah nyiur
Abang lenyap hatiku hancur
Mengejar bayang di salju gugur
*Sumber: Sitor Situmorang, Dalam Sajak, hlm 16.
Contoh 4:
Asal Muasal Pelukan*
Karya: Candra Malik
Tuhan membuat manusia
dari kawasan persembunyian-Nya
di mana tidak ada siapa pun
melihat-Nya meramu lamun
Dari segenggam sunyi,
dijadikan-Nya segumpal hati.
Dari ramai cuma sekepal,
dicipta-Nya sebongkah akal.
Tetapi Tuhan menyerupai sengaja
membuat hati tidak sempurna.
Dari dada yang menyimpan kalbu,
direnggut-Nya tulang rusuk satu.
Tuhan menyebut manusia
yang terluka itu sebagai laki-laki
Lalu dari luka itulah wanita
dicipta bagai permata sanubari.
Digegar oleh detak jantung
laki-laki tak besar lengan berkuasa menanggung.
Dari sinilah awal mula doa:
“Tuhan, kami ingin bahagia.”
Di mana letak kesabaran,
jika bukan di dalam dada?
Di mana syukur diletakkan,
jika bukan di dalam dada?
Tetapi, dada tak sempurna
sejak satu tulang rusuknya pergi.
Segala yang dilihat dari fana,
hanya kerinduanlah yang abadi.
Tanpa permpuan di sisinya,
laki-laki hanya memeluk udara.
Padahal pun bagi perempuan,
lelaki itu asal muasal pelukan.
Jakarta, Maret 2016
*Sumber: Candra Malik, Asal Muasal Pelukan, hlm 8-9.
Demikianlah beberapa pola puisi quatrain dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingi mengetahui pola dari jenis-jenis puisi baru lainnya, maka pembaca bisa membuka artikel contoh puisi balada, contoh puisi himne, contoh puisi romance, contoh puisi epik, dan contoh puisi elegi. Semga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai puisi khususnya, maupun mengenai bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://dosenbahasa.com