Showing posts with label Cerita Motivasi. Show all posts
Showing posts with label Cerita Motivasi. Show all posts

Wednesday, July 25, 2018

√ Dongeng Motivasi : Pemenang Sejati

 pemegang rekor nasional Inggris untuk lari  √ Cerita Motivasi : Pemenang Sejati

Derek Anthony Redmond (lahir : 3-September-1965, Bletchley, Inggris) ialah seorang atlet lari (sprinter) dari Inggris, pemegang rekor nasional Inggris untuk lari 400 meter, memenangkan medali emas untuk lari estafet 4×400 meter pada Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Eropa dan Pekan Olahraga antar negara Commonwealth. Pada olimpiade Barcelona 1992, beliau ialah atlet lari yang difavoritkan oleh para pengamat untuk memenangi lomba lari 400 meter di ajang itu.

Ayahnya berpergian dengannya ke Barcelona, sama menyerupai yang beliau lakukan untuk semua kompetisi utama yang akan dilakoni anaknya. Mereka ialah partner yang ahli dan ketika Derek berlari, seperti ayahnya selalu berada di sisinya. Ini merupakan ketika yang tepat untuk mengatakan kepada dunia betapa berbakatnya seorang Derek Redmond.

Karirnya terlihat menjanjikan ketika ia gres berusia 19 tahun, Ia memecahkan rekor 400 meter Eropa dengan catatan waktu 44.50 detik. Tampaknya seolah tidak ada yang sanggup menandinginya.

Derek Redmond telah berhasil mencapai semifinal untuk balapan 400 meter di Olimpiade 1992, Barcelona. Dia tahu bahwa orang akan mengingatnya sehabis Olimpiade, tetapi tidak untuk alasan yang akan terjadi.

150 meter dari garis start, tiba-tiba lari Derek Redmond melambat dan dengan raut muka yang kesakitan beliau memegangi bab belakang paha kanannya, ternyat cedera hamstring yang membuatnya tidak bisa lagi berlari kencang. Dia sangat terpukul dan menangis alasannya ialah cedera hamstring yang didapatnya, Derek sadar impiannya memperoleh medali di Olimpiade ini pupus sudah. Seketika beliau terduduk dan merebahkan tubuhnya ke lintasan lari dengan tetap memegangi kakinya yang dirasakan sakit. Semua penonton terdiam. Tim medis dan oficial segera mendekati Derek. Beberapa ketika Derek tetap memegangi paha belakang kakinya sembari menahan sakit. Penonton memastikan Derek gagal menuntaskan lomba.
Tiba-tiba, tanpa menghiraukan tim medis, Derek berdiri perlahan dan berlari terpincang-pincang meninggalkan mereka. Derek meneruskan larinya menuju garis finish. Penonton terkejut. Bujukan dari Panitia Olimpiade untuk menghentikannya tidak dihiraukan. Derek tetap berlari meski dengan keadaan terpincang-pincang alasannya ialah rujukan utama tinggal satu kaki kiri sedangkan Kaki kanannya tidak menjejak sempurna. Dan semua penonton menyaksikan hal itu dengan hati yang miris.

Di tengah kesusah payahan Derek berlari, seorang pria masuk ke lintasan, melewati kerumunan, menerobos penjagaan security. Pria itu tak lain ialah sang ayah. Sambil berlari dan merangkul putranya yang menangis, beliau berkata "Kau tak perlu melaksanakan hal ini. Kau sudah berusaha,.."

"Aku akan menyelesaikannya." balas Redmond.
"Baiklah," jawab ayahnya, "kita akan menyelesaikannya,.. bersama!" lanjut sang ayah
Sang ayah melingkarkan lengannya pada badan anaknya yang bercucuran peluh dan airmata, dan menolongnya menyusuri lintasan penderitaan yang masih tersisa. Sang anak menangis memeluk ayahnya, lebih kepada tangisan kasih sayang pada sang ayah, bukan menangis alasannya ialah siksaan di kakinya.

Petugas medis terus berusaha membujuk Redmond semoga berhenti, sang ayah membela anaknya yang masih menangis di pelukannya. "Biarkan beliau menyelesaikannya !" sang ayah menjawab lantang. Dan tak jauh dari garis finish, sang ayah membiarkan anaknya berlari, dan mengakhiri lomba.

Enam puluh lima ribu pasang mata menyaksikan mereka, menyemangati mereka, bersorak bertepuktangan, dan sebagian menangis. Luar biasa kasih sayang seorang ayah kepada anak. Tidak meninggalkan ketika sang anak mengalami kesulitan. Derek Redmond dan sang ayah memang tidak memenangkan hadiah ataupun medali emas di Olimpiade itu, tapi mereka memenangkan hatinya dan hati penonton ketika itu, mereka menang hingga beberapa tahun yang akan datang, karena mereka memenangkan hati bukan mendali.

Meskipun Derek Redmond tak mendapat medali, bahkan ia didiskualifikasi dari Olimpiade 1992 di Barcelona. Namun lihatlah komentar Ayahnya.
“Aku ialah ayah yang paling besar hati sedunia!, Aku lebih besar hati kepadanya kini daripada bila ia mendapat medali emas.”
Jangan gampang mengalah dengan masalahmu, tetaplah melangkah, meski tertatih. Teruslah bergerak, walau begitu banyak duduk kasus yang melilit diri. bukankah duduk kasus yang tiba itu tidak lebih dari kemampuan diri kita untuk menanggungnya. Seberat apapun duduk kasus itu terasa, diri kita sejatinya sanggup menghadapinya. Sungguh IA tak akan pernah membebani kita, kecuali sebatas yang kita sanggup menanggungnya.

Jangan pernah mengeluh akan masalahmu, jangan pernah berkata "WAHAI ALLAH, masalahku sangat besar", tapi katakanlah "WAHAI duduk kasus ALLAH itu MAHA BESAR", Tetap bersyukur akan masalahmu, alasannya ialah setidaknya masalahmu sanggup membuatmu lebih berIman dan berTuhan, mulai kini bangkitlah,.. untuk dirimu,.. untuk keluargamu,.. dan untuk semua orang yag menyayangimu.
Percayalah sebuah bola bekel semakin keras ia dilempar maka akan ada 2 kemungkinan, memantul lebih tinggi / pecah, dengan derma keluargamu dan semua orang yang menyayangimu percayalah kau bisa memantul lebih tinggi dan jadilah pemenang sejati.


Cerita Motivasi : Pemenang Sejati
MARKIJAR : MARi KIta belaJAR


Sumber http://www.markijar.com/

Wednesday, July 4, 2018

√ Senang Itu,.. Sederhana

Seandainya kekuasaan dapat membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya sendiri.

 Seandainya kekayaan sanggup membuat orang senang √ Bahagia itu,.. Sederhana

Seandainya kekayaan sanggup membuat orang bahagia, Pastiya Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan tubuhnya ke kereta api.

Seandainya kecantikan dapat membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis anggun dari USA, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi sampai overdosis.

Seandainya ketenaran dapat membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi populer di USA, tidak akan meminum obat tidur sampai overdosis.
Seandainya kesehatan dapat membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter populer dari Perancis, tidak akan bunuh diri, jawaban sebuah program di televisi.

Ternyata, senang atau tidaknya hidup seseorang bukan ditentukan oleh seberapa kuasanya, kayanya, cantiknya, tenarnya, sehatnya atau sesukses apapun dihidupnya.

Tapi yang bisa membuat seseorang itu senang ialah dirinya sendiri, mampukah dia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal. Karena kebahagiaan seseorang ditentukan oleh kemampuan seseorang mendapatkan keadaan, melihat situasi dari sisi positif, menghayati makna pengalaman hidup, merelakan pengalamannya sebagai perubahan dalam hidup, dan bisa melepaskan diri dari belenggu pengalaman emosional (Monty Satiadarma).

Kalau kebahagiaan bisa dibeli, niscaya orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu. dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan alasannya sudah diborong oleh mereka.

Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, niscaya akan ada penggalan bumi yang kosong alasannya semua orang akan ke bab penggalan bumi di mana kebahagiaan itu berada.
Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia. Kaprikornus kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu. alasannya kebahagiaan ialah sesuatu yang terjadi dalam diri kita. Dan itu tidak tergantung pada sesuatu yang telah kita capai atau miliki, melainkan tergantung pada rujukan pikir kita akan kebahagiaan itu sendiri, yang tentunya bersifat sangat langsung dan berbeda pada setiap orang.

It’s your mindset that makes you happy.

Sekarang Yang kita butuhkan hanyalah Hati yang Bersih dan Ikhlas serta Pikiran yang Jernih, maka kita bisa membuat rasa “Bahagia” itu kapanpun, di manapun dan dengan kondisi apapun.

Karena Kebahagiaan itu milik Semua Orang yang sanggup Bersyukur.


Bahagia itu,.. Sederhana
MARKIJAR: MARi KIta belaJAR


Sumber http://www.markijar.com/

Saturday, May 26, 2018

√ Saya Dan Jalan Hijrahku

Aku dan Jalan Hijrahku - Tak pernah terlintas sedikitpun di fikiranku untuk mengenakan pakaian yang biasa orang sebut sebagai “syar’i”, alasannya ialah sebelumnya aku sangat risih kepada orang yang selalu menasehati aku untuk mengenakan jilbab. Dulu aku selalu bilang ke sahabat “yang penting hatinya baik dulu gres pakai jilbab”.

Dulu, memakai kerudung hanya sekedar berangkat ke sekolah sampai pulang ke rumah. Pakaian andalan untuk berpergian hanyalah celana jeans dan kaos, tak lupa pula rambut selalu kukuncir, benar-benar ibarat anak muda yang katanya gaul dan trendi, serta jauh dari kata agamis.

Kisah hijrahku berawal ketika bulan Ramadhan di tahun 2015, kala itu sedang marak-maraknya untuk hijab fashion. Awalnya aku hanya ikut-ikutan supaya isu terkini masa kini, namun tampaknya di hati ini sangat lelah untuk selalu mengikuti fashion terlebih dengan model jilbab yang lilit sana dan lilit sini.
 Tak pernah terlintas sedikitpun di fikiranku untuk mengenakan pakaian yang biasa orang se √ Aku dan Jalan Hijrahku
Cerita Motivasi - Aku dan Jalan Hijrahku

Tepatnya sekitar Februari 2016 disitu sahabat aku yang kebetulan memang sudah “berhijrah” menceritakan wacana suka murung hijrah, dia menyampaikan bahwa “yakin saja ketika kita berubah alasannya ialah Allah insya Allah nikmat dan diberi akomodasi serta harapan untuk selalu mendalami ilmu agama Islam”
Awalnya aku sangat ragu dan penuh pertimbangan, yang pertama bagi aku syar’i itu mahal dan butuh modal, kita harus mengoleksi gamis dan segala atributnya dari awal. Karena tahu sendiri aku sama sekali tidak punya rok dan pakaian panjang pun sangat jarang apalagi khimar dan sejenisnya. ketika itu juga banyak pikiran negatif yang muncul dikepala saya.

"Ketika aku sudah syar’i bagaimana dengan akhlak aku yang masih sangat jelek dan jauh dari kata baik ini?"

"Bagaimana jikalau aku syar’i namun tetap ngefans kepada Kpop?"

"Bagaimana ketika syar’i namun masih tetap jalan kepada yang bukan mahramnya?"

Pokoknya aneka macam godaan ketika aku ingin berhijrah. Namun sahabat aku selalu mensupport aku bahwa “ketika kita ingin melaksanakan sesuatu yang jelek baik perkataan maupun perbuatan, tentu kita akan aib sendiri terhadap pakaian syari kita”.

Lalu dengan hati-hati aku bicara kepada mama aku wacana niat berhijrah tersebut, awalnya aku menerima penolakan “pakai jilbab yang normal saja, toh kau masih kuliah ribet pakai begituan”, kata mama aku waktu itu.

Disitu aku sempat ingin mengikuti omongan dia wacana jilbab yang biasa-biasa saja, namun aku teringat bahwa kriteria jilbab yang telah ditentukan oleh Allah itu ya memang yang syari. berikut Kriteria jilbab syari :
 Tak pernah terlintas sedikitpun di fikiranku untuk mengenakan pakaian yang biasa orang se √ Aku dan Jalan Hijrahku
Menutup hukum sesuai syar'iah - Kriteria dan hukum jilbab syar'i

Kemudian aku terus membujuk mama wacana harapan aku mengenakan jilbab syar'i, dan karenanya dia membolehkan aku untuk bersyar’i di kehidupan sehari-hari.
Berhijrah tidak semudah yang aku bayangkan, ternyata aneka macam omongan, hinaan, cemoohan baik itu disengaja maupun tidak dari teman-teman baik di kampus, di daerah kerja, di rumah dll, yang menciptakan hati ini ingin menyerah, namun ketika ingin mengalah aku selalu membayangkan wajah kedua orang bau tanah aku dan menyemangati diri sendiri “masa cuma begitu doang udah mau nyerah? katanya ingin jadi anak yang sholeha?”

Itulah sepenggal dongeng wacana Aku dan Jalan Hijrahku. Oyaa kenapa harus syari ? kemudian apa saja sih kriteria syar’i itu? Next akan aku bahas wacana itu.

Sobat sanggup membaca kelanjutan artikel ini di : Kenapa Harus Syar’i ? dan Seperti Apa Model Baju Syar'i ?

Sekian uraian artikel wacana Aku dan Jalan Hijrahku, supaya artikel ini sanggup bermanfaat bagi sobat utamanya semakin mengenalkan sobat mengenai pentingnya hijab dalam kehidupan sehari-hari, dan memotivasi sobat untuk segera memantapkan diri dalam mengenakan hijab / jilbab. Artikel diatas merupakan salah satu artikel kiriman dari sobat markijar.com, seandainya sobat ingin mengirimkan artikel atau dongeng sobat untuk kami publikasilakan, silakan  hubungi kami melalui Kontak Kami, Terimakasih atas kunjungannya.

Cerita Motivasi - Aku dan Jalan Hijrahku
MARKIJAR : MARi KIta belaJAR


Sumber http://www.markijar.com/

Thursday, May 24, 2018

√ Dongeng Motivasi : Antara Kemauan Dan Kekuatan

Cerita Motivasi : Antara Kemauan dan Kekuatan - Pada kesempatan ini kita akan mengulas sebuah duduk perkara klasik yang "katanya" susah banget dicari jalan keluarnya. Dari dulu hingga kini bayak orang bilang saya tidak sanggup ini, saya ngak mudeng itu, parah nya hal tersebut mereka ucapkan dikala mereka gres mencobanya sekali atau dua kali dan mirisnya ada diantara mereka mengucapkan hal tersebut karena terkena nyiyiran negatif dari lingkungan mereka, sehingga mereka menjudge diri mereka tidak biasa ?

Sebagai Intermezzo, mari kita membayangkan gambar dibawah ini,.. udah,..? Kalau belum yuk dibayangin kemudian rasain.

Ada seorang anak kecil berumur 6 tahunan. Kecil, Kucel, Jelek lagi... haha (sebut saja si Jones). Si Jones sedang membawa seutas tali tipis untuk mengekang seekor kerbau jantan yang besar dan gagah. Yang jadi duduk perkara yaitu mengapa si kerbau yang terkekang ini nurut aja dikendalikan sama si Jones. Padahal jika mau, sang kerbau sangat simpli untuk mengalahkan si Jones yang kecil kucel, tapi kenapa tidak dilakukannya ?
 Pada kesempatan ini kita akan mengulas sebuah duduk perkara klasik yang  √ Cerita Motivasi : Antara Kemauan dan Kekuatan
Antara Kemauan dan Kekuatan

Orang yang mengambil foto ini mengomentarinya begini: "Dengan mencucuk hidungnya, kerbau ini sudah yakin ia terkekang selamanya, yang kokoh itu bukan talinya, tapi doktrin si kerbau"

Dalam ilmu psikologi hal tersebut dikenal sebagai "keputusan di bawah alam sadar"


Sama halnya pada manusia, Awalnya mereka (Orang lain) merengut doktrin diri anda. Berikutnya, mereka meyakinkan anda bahwa anda tidak berdaya mengubah nasib anda, selanjutnya mereka akan menciptakan anda bergatung pada mereka, dan pada jadinya anda akan jadi seorang gembel yang sangat lemah, Padahal semuanya dimulai dari mimpi, kemauan dan kekuatan.

Sebenarnya Anda disebut besar lengan berkuasa bukan alasannya tubuh anda kuat, bukan juga alasannya otot anda yang kekar, tapi alasannya kemauan anda yang kuat, alasannya kemauan yaitu awal dari kekuatan anda, sehingga kemauan anda untuk mendapat sesuatu itu lebih penting dari panda kekuatan anda untuk mendapat sesuatu.


seorang yang bahwasanya besar lengan berkuasa membangun rumah tidak akan sanggup membangun rumah selama ia tidak mempunyai kemauan membangun rumah, selama ia tidak mempunyai kemaun untuk menyisihkan gajinya yang besar guna membangun rumah, sedangkan seorang yang yang mempunyai kemauan membangun rumah justru sanggup membangun rumah lebih cepat, alasannya dikala ia mempunyai kemauan yang besar, ia sanggup mengumpulkan kekuatan kekuatan kecil sehingga ia lebih besar lengan berkuasa membangun rumah

Bangunlah, Jangan biarkan dirimu dipengaruhi oleh nyinyiran nyinyiran orang lain yang hanya akan mengubur kemauan mu, dan akan menumpulkan kekuatanmu.

Ingat, nasib mu berada ditangan mu. Yakinlah anda niscaya sanggup asalkan punya kemauan. "Tidak ada orang yang tidak punya Kekuatan, yang ada hanyalah orang yang tidak punya Kemauan."

Cerita Motivasi : Antara Kemauan dan Kekuatan
MARKIJAR : MARi KIta belaJAR


Sumber http://www.markijar.com/

Tuesday, May 15, 2018

√ Merinding, Kok Ada Ya Tukang Mie Ayam Ibarat Ini ?

Sore itu sepulang dari kantor, aku dan sobat aku mampir di sebuah kedai Mie Ayam di Jl. Diponegoro, No. 20C, Jakarta Pusat,... Saat itu aku pribadi memesan dua mangkok Mie ayam dan duduk membaca majalah sambil menunggu macet yg belum juga mereda, maklum lah nasib seorang programmer (karyawan di bidang IT) di sentra jakarta yang pulang kerja selalu berjumpa dengan macet. Saya suka sekali makan mie ayam sepulang kerja apalagi di animo hujan menyerupai ini.
 aku dan sobat aku mampir di sebuah kedai Mie Ayam di Jl √ Merinding, Kok ada ya Tukang Mie Ayam Seperti ini ?
Merinding, Kok ada ya Tukang Mie Ayam Seperti ini ?

Seorang ibu setengah renta dengan 3 anaknya yang berumur sekitar 15 tahun dan 2 anak yang masih Balita dengan penampilan alakadarnya tiba-tiba masuk ke kedai bergabung dengan kami dan para cukup umur serta muda-mudi Sekolah Menengan Atas lainnya, "Pak, berapa harga semangkok mie ayam ?" tanya si ibu tersebut.

"10.000 mie ayam biasah, 15.000 mie ayam bakso Bu" jawab penjual mie ayam dengan ramahnya.

"Ketiga anak aku sungguh ingin makan mie ayam bakso, tapi uang aku hanya ada 8000 rupiah, maaf pak apa sanggup untuk membeli mie ayam bakso walau hanya sebutir bakso dan sedikit ayam, gak jadi masalah" tanya si ibu dengan ragu

"Oh, mari bu, mari dek silakan duduk terlebih dahulu" kata bapak penjual mie ayam, kemudian tidak hingga 10 menit, empat mangkok mie ayam bakso berukuran besar beserta empat gelas es teh sudah dihidangkan di depan

"Tapi uang aku hanya 8000 Pak ?" Tanya ibu sekali lagi dengan bingung, sebab sang ibu masih mempertahankan harga diri untuk tidak meminta se mangkuk mie ayam penuh

"Oh nggak apa apa bu, ibu dan belum dewasa ibu makan saja mie ayam itu dan simpan uang ibu". Ibu itu tersenyum sambil mengucapkan terimakasih pada penjual mie ayam tersebut dan kemudian membungkukkan tubuhnya


Kami tersenyum kagum, melihat kebaikan penjual mie ayam. kami pun kembali meneruskan memakan mie ayam kami. sekitar 15 menit berselang, si ibu dan ketiga anaknya pun beranjak pergi sambil mengucapkan terimakasih kepada si bapak penjual mie ayam.

Kemudian seorang cowok (sepertinya keturunan Tionghoa) yang dari tadi duduk masbodoh di pojokan dan terlihat memakan mie ayam sambil main smartphonenya tiba-tiba membayar kepada si penjual mie ayam dengan uang Rp: 100.000 dan kemudian pergi begitu saja.

"Mas, ini kembaliannya", ujar si penjual mie ayam.

Kemudian cowok tersebut memandang ke penjual mie ayam yang memanggilnya sambil berucap "Saya makan 1 mangkok mie ayam bakso, 2 bungkus kerupuk sama es teh ya, nah sisanya untuk bayar mie ayam bakso si ibu dan 3 anaknya tadi ya bang, cukup kan ?", kata cowok itu sambil menyalakan sepeda motor nya dan kemudian beranjak pergi menerobos macetnya jakarta.

Kala itu kami benar-benar terkagum kagum, dengan kebaikan-kebaikan yang dihadirkan Tuhan di depan mata kami.

Si ibu miskin yang jujur serta tidak meminta-minta, si bapak penjual mie ayam yang baik hati serta seorang cowok yang pemurah. Dan aku sendiri turut kecipratan kebahagiaan sebab melihat bencana itu. Jika saja semua orang tidak melulu memakai Hukum Dunia dan menonjolkan prinsip Ekonomi, Untung dan Rugi. Tentu pintu-pintu kesempatan, keberkahan akan banyak dibuka oleh Tuhan yang Maha Esa. dan Jika saja setiap insan lebih mendahulukan Memberi bukan meminta, maka dunia akan punya banyak Warna Indah yang menghiasinya.


Menikmati 1 mangkok mie ayam ditambah melihat pertunjukan dari mahluk-mahluk terbaik ilahi bukankah rasanya menyerupai menyantap sajian yang Istimewa ?, oleh alhasil mari mulai dari diri sendiri berusahalah jadi mahluk terbaik Tuhan dan saling bantu membantu terhadap sesama untuk berpartisipasi dalam banyak nya Warna Indah yang akan menghiasi dunia.


Sekian Cerita Motivasi Kebaikan Tukang Mie Ayam dan Seorang Pemuda, semoga artikel diatas sanggup bermanfaat bagi sobat biar lebih tergugah untuk berbuat baik terhadap sesama ciptaanNYA, mari bersama-sama berpartisipasi dalam banyak nya Warna Indah yang akan menghiasi dunia. Terimakasih atas kunjungannya.

*Silakan SHARE supaya kisah ini lebih bermanfaat lagi...

Merinding, Kok ada ya Tukang Mie Ayam Seperti ini ?
MARKIJAR : MARi KIta belaJAR


Sumber http://www.markijar.com/

Wednesday, March 8, 2017

√ Dibalik Nasi Pecel Yang Mahal


Hari ini saya bersyukur, atas seijin Tuhan, saya dan suamiku telah dipertemukan dengan seseorang. Seorang ibu yang berhasil memperlihatkan banyak pelajaran berharga padaku setelah bertemu dan sedikit berbincang-bincang dengannya tadi pagi.

Sebut saja namanya Bu Ana (*bukan nama sebenarnya, nama sengaja disamarkan demi menjaga privacy si ibu). Dulunya dia seorang guru paud. Dari kasak-kusuk yang saya tahu, dia dikenal mempunyai kepribadian yang agak berbeda dari orang pada umumnya. Sebagian orang menganggapnya "rada-rada". Entah maksudnya rada lemot, rada (*maaf) kurang waras atau gimana.

Singkat cerita, selama mengajar ia sering menerima perlakuan kurang mengenakkan dari teman sesama profesinya, alasannya ialah mungkin dianggap kurang berpotensi. Sehingga ia keluar dari pekerjaannya. Hingga pada akhirnya, petaka pun tiba silih berganti.

Kata beliau, suaminya kini keluar dari pekerjaannya. Tapi dari kasak kusuk yang terdengar, kabarnya si suami terkena PHK dari perusahaan tempatnya bekerja. Subhanallah, kalau memang isu itu benar, sungguh mulianya seorang istri yang tidak mengeluhkan persoalan yang sedang dihadapi suaminya bahkan menutupi kekurangan suaminya pada orang lain.

Ditambah lagi, sudah usang anaknya juga sedang mengalami penyakit yang cukup terbilang kronis. Dan lagi-lagi, ia tidak tampak mengeluhkan keadaannya.

"Saya juga kalo lagi di rumah sambil momong anak kok mbak", hanya itu ceritanya.
Bu Ana, terkadang papaku memanggil ia bu haji. Ya bu haji/ hajah. Yang artinya ia pernah pergi ke tanah suci untuk beribadah haji. (*Ini sih lupa-lupa ingat, suaminya aja yang berhaji atau barengan ama si ibu juga, tapi papaku kadang tetap panggil dia bu haji). Ibadah haji, yang berdasarkan perintah agama Islam memang perlu dilaksanakan terutama bagi orang yang mampu.

Bu Ana, seorang mantan guru yang pernah kuliah itu, kini berdagang nasi pecel. Sambil mengayuh sepeda, nasi pecelnya ia jajakan setiap pagi keliling komplek dengan kakinya yang beralaskan sandal jepit. Ya sepeda ontel, bukan sepeda motor.

Berbekal nasi di dalam rantang yang dia taruh di keranjang depan sepedanya. Pilihan lauk pun hanya satu saja, tidak ada pilihan lain. Walaupun memang setiap hari ia menyajikan hidangan lauknya berbeda, entah itu bandeng presto, ikan panggang atau ayam. Ya, mungkin keterbatasan modal sehingga ia hanya bisa menyajikan satu hidangan saja. Lauk, bumbu pecel, sayur, dan daun pisang pembungkus nasi pecel ia taruh di kantong menyerupai kantong tas kurir barang yang terbuat dari karung yang disematkan di boncengan sepedanya.

Ia tetap terlihat tegar dan bersyukur dengan keadaannya yang sekarang. Keadaan yang mungkin sama sekali dia tidak pernah inginkan. Namun ia jalani seolah tanpa beban dan tak pernah sedikitpun terlihat duka atau mengeluh.

"Yang penting kerja halal ya mbak", katanya dengan senyumnya yang terlihat bangga. Oh andai ibu tahu, saya pun merasa sangat gembira bisa bertemu eksklusif denganmu.
Bahkan dalam keadaan yang mungkin bagi sebagian orang merasa Tuhan tidak pernah adil dengan apa yang terjadi pada kehidupannya, ia dengan teguh masih setia beribadah berjamaah di masjid. Mengingat karuniaNya, bersyukur dengan semua rejeki yang telah diperoleh. Berdoa dan berkeluh kesah hanya padaNya. Pun ia juga rutin ikut pengajian di kompleks rumahnya. Terkadang juga dengan tulus ia memberi nasi pecel gratis untuk sang imam masjid.

Ya Tuhan, aib hati ini. MALU, alasannya ialah sering mengeluh walau sedang menghadapi persoalan kecil sekalipun. Malah kadang hingga ku update permasalahanku di status FBku. Pajang DP BBM yang ada sangkut pautnya dengan permasalahanku kalau lagi kesel biar semua orang pada tahu.

MALU, alasannya ialah sering merasa Engkau tak adil dengan apa yang terjadi padaku, Tuhan. Seolah persoalan tiba bertubi-tubi hingga membuatku mengeluh "Ya Allah, persoalan apa lagi ini, ya Allah..".

Sedangkan Bu Ana, yang masalahnya terlihat lebih rumit bahkan jauh lebih rumit daripada masalahku, tetap terlihat damai menjalani hari-harinya. Seolah tak pernah ada yang perlu dikeluhkan dan disesali. Seolah ia sudah tahu bahwa roda niscaya berputar, dan ia siap menghadapinya kapanpun Allah menghendaki.

Baru hari ini saya bisa bertemu eksklusif dengan beliau. Hari ini hidangan lauk nasi pecel ia ialah ayam suwir. Nasi pecel yang sedap dan nikmat alasannya ialah bumbunya dibikin sendiri. Dengan sayurnya yang khas, berisi tauge dan kembang turi. Nasi pecel yang harum alasannya ialah terbungkus full dengan daun pisang. Beliau hargai hanya dengan Rp.7.000. Ya, harga yang terbilang cukup murah dengan porsi yang melimpah.


Tadi, saya beli dua bungkus saja, yang artinya saya harus membayar Rp.14.000,-. Kebetulan saya sedang mengantongi uang Rp.15,000,- dan kupakai untuk membayar nasi pecel si Ibu.

"Udah Bu kembaliannya nggak usah", kataku sambil menyodorkan uang pembayaranku.
Maksudku bilang begitu biar si Ibu nggak usah repot cari uang kembalian dan bisa eksklusif pulang, alasannya ialah bumbu pecelnya juga udah habis. Meskipun sepintas kulihat nasi dan sayurnya masih ada. Dan tanpa disangka, seketika itu juga tanggapan si Ibu Ana berhasil membuatku makin merinding.

"Eh enggak mbak, jangan", sahutnya.
"Nggak apa-apa bu", jawabku.
"Aduh jangan mbak nanti NGGAK BERKAH NGGAK HALAL, bentar saya ambilin kembaliannya yang seribu", kata Bu Ana.
Ya Allah, kesentil bangeeetttt ini hati. Duh Gusti, duit kembalian seribu rupiah yang udah ku ikhlasin nggak perlu pakai kembalian aja dia nggak mau terima. Benar-benar ia tolak, ia takut nggak halal. Nah gimana dengan duit hasil nilep, hasil suap, hasil riba, hasil korupsi, dan kawan-kawannya?

Ya Allah, bersyukur banget bisa bertemu dengan ibu Ana. Ibu penjual nasi pecel yang "mahal" ini memperlihatkan saya dan suamiku banyak pelajaran dan ilmu berharga walaupun bukan dari nasehatnya, melainkan dari sikap dan tutur katanya. Nasi pecel yang terlihat sederhana yang berharga "murah", namun banyak tersimpan ilmu yang "mahal" di dalamnya.

Banyak sekali hikmah yang bisa saya petik dari pelajaran Bu Guru Ana. Melalui nasi pecelnya yang "mahal" ini, ia mengajarkanku betapa kita harus selalu bersyukur dengan apapun yang terjadi, jangan pernah mengeluh. Bagaimanapun keadaannya, tetap carilah rejeki yang halal dan barokah, jangan pernah berharap belas kasihan orang lain. Dan jangan lupa tetap menyebarkan dengan sesama walau dalam keadaan sempit sekalipun, walaupun kau hanya bisa berzakat sebungkus nasi pecel atau bahkan memberi bonus komplemen porsi berlebih untuk pelangganmu.

Meskipun hanya melalui sikapnya, ia seolah mengingatkanku bahwa semua yang terjadi di kehidupan kita ini ialah atas kehendakNya. Tuhan selalu punya maksud dan tujuan untuk kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi. Walaupun mungkin dengan cara yang tidak pernah kita inginkan bahkan sekalipun tidak bisa kita pahami.

Terimakasih Ibu Ana, walaupun engkau tidak lagi menjadi seorang Guru, tapi engkau tetap bagaikan seorang Guru buatku. Perjuanganmu ialah inspirasiku. Walaupun orang-orang anggap engkau "lemot" atau apapun itu, namun saya tetap menganggapmu "orang hebat", alasannya ialah saya belum tentu bisa setegar dirimu. Terimakasih telah membuatku menulis kisah ini sambil berkaca-kaca, bukan semata alasannya ialah saya kasihan kepadamu. Melainkan alasannya ialah saya sangat aib pada diriku sendiri. Terimakasih Tuhan, alasannya ialah engkau kirimkan Ibu Ana kepadaku hari ini, untuk menyentil diriku semoga selalu ingat padaMu.

Engkau memang bukan lagi seorang guru, tapi bisa jadi ini memang kehendakNya. Karena mungkin Tuhan tahu bahwa engkau tidak layak kalau menjadi seorang guru Paud. Engkau lebih layak mengelola rumah makan/restoran milikmu suatu ketika nanti, alasannya ialah masakanmu sangat enak. Apalagi dibuatnya dengan penuh cinta dan rasa syukur.

Aku percaya tidak ada kerja keras yang sia-sia. ALLAH akan hadirkan pelangi setelah hujan dan badai.

“Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam Nasyroh: 5-6)
Semoga ibu sekeluarga selalu diberi kesehatan dan Allah bukakan pintu rejeki yang selebar-lebarnya. Aamiiinnn....


Sumber http://jemariayumna.blogspot.com